Bahasa yang digunakan pada proses pemilihan umum

Sejalan dengan program nasional untuk pemilihan umum di seluruh Indonesia. Tentu saja di seluruh penjuru sedang melaksanakannya dan bahasa yang digunakan pun serentak dengan nasional.

Bahasa2 Yang Digunakan

Orang dari suku jawa pun menggunakan diksi: pemilu. Sebuah diksi singkatan dari pemilihan umum. Hal ini, bahasa pemilu sudah menjadi umum bagi masyakarat jawa khususnya dan seluruh indonesia umumnya.

Siapa yang tidak memahami diksi pemilu? Terlebih lagi, bagi mereka yang sudah punya status hak-pilih.

Sesungguhnya, orang2 jawa telah terbiasa dengan diksi pilih. Malah bahkan itu telah meresap menjadi bahasa jawa.

"Pilih. Milih"

Hanya saja cara ucapnya yang berbeda. Cara ucapnya seringkali dari huruf i menjadi e.

Pilih, diucap, pileh. Milih, diucap mileh.

Namun, sejauh ini, dengan adanya program nasional, maka orang2 pun sudah sangat berinteraksi dengan bahasa nasional. Dalam hal ini bahasa indonesia. Alasannya, orang2 dihadapkan pada teks (tulisan) bahasa indonesia. Orang2 dihadapkan situasi untuk menghadiri perkumpulan yang dengannya menggunakan bahasa indonesia.

Mau tidak mau, orang2 harus menggunakan bahasa indonesia, disaat itulah terjadi pembauran bahasa.

Selain itu, diksi suara pun menjadi bahasa yang paling sering digunakan. Bahasa yang biasa dialamatkan kepada pemilihan. Setiap pemilih mempunyai suara. Sekalipun orang itu bisu, tetap saja dialamatkan mereka punya suara.

Suara, ini telah dibakukan menjadi bahasa indonesia, yang asal usulnya memang bahasa sanksekta. Sementara orang2 jawa sering mengatakan:

"Suoro. Suorone."

Berbeda cara ucap. Namun ada kemiripan tatanan bahasa. Berbeda ucap dari o ke a. Hal ini juga mampu terjadi karena bahasa jawa itu sangat berhubungan dengan daya ucap. Ketika daya ucap ditulis maka bisa jadi ada perbedaan.

Apakah suoro atau sworo atau swuoro? Mana yang lebih tepat? Namun ketika dibakukan (difiks-kan) oleh KBBI, menjadi suara.

Suara memang bunyi. Namun dalam pemilu dialamatkan: teks (tanda) digantikan. Jadi, suara adalah pendapat. Pendapat pemikiran. Nah, inilah yang disebut suara. Suara samadengan hak-pilih.

Kata lain, yang digunakan ialah itung. Menghitung. Perhitungan. Kata ini bakal ramai digunakan saat terjadi perhitungan. Setelah selesai pemilihan. Namun hal ini pasti bakal sering dibicarakan sebelumnya.

Peninjauan Penggunaan Bahasa

Wal-hasil, bahasa yang digunakan telah tercampur antara bahasa indonesia dan bahasa jawa. Pembauran bahasa. Sesekali orang memahami bahasa yang didengar dan diucapkan, namun kecenderungannya: bahasa ini tidak begitu disoalkan sebab bahasa ini telah diulang berulang2 dan melekat di dalam pemikiran. Akhirnya, pembauran bahasa adalah kewajaran yang terjadi dan efek lanjutnya: bahasa indonesia semakin akrab bagi orang bersuku jawa.

Belum ada Komentar untuk "Bahasa yang digunakan pada proses pemilihan umum"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel