Islam di Era Kontemporer, era 2018
Minggu, 29 April 2018
Tambah Komentar
Taufik, apa maksudmu dengan islam
di era kontemprorer, islam di era 2018? Apakah kau mau menggambarkan atau
bahkan mengungkapkan atau bahkan mendeskripsikan, kondisi islam di era 2018?
Ingatlah, di era ini, kau harus jelas terhadap kata-katamu, harus jelas
terhadap arah pertanyaanmu. Ingatlah, islam itu telah ada sejak Kanjeng Nabi
Muhammad, yakni era 600 an masehi, dan sekarang telah menjadi 2018 masehi.
Telah 1000 tahun lebih, Taufik. bahkan-bahkan desamu saja lahir tahun 1935
masehi, di era Indonesia telah merdeka, yang mana orang-orangmu itu dulu,
berangkat dari jawa tahun 1930 masehi.
Kenanglah di Jawa, tahun 1930
masehi, di zaman yang mendekati kemerdekaan Negara Indonesia. Artinya, di saat
Indonesia masih dijajah oleh bangsa eropa, bangsa belanda: dan bagimana
keislaman di nusantara waktu itu, telah lebat, Taufik, telah kuat: ingatlah tokoh-tokoh
yang mencorong seperti Kiai Kholil Bangkalan, beliaulah guru-guru dari para
pembaharu islam di Nusantara. Dan sebelum itu, ada generasi para wali songo.
Tentu saja, di nusantara telah mempunyai kesibukan perihal keagamaan, Taufik.
Apalagi kau mengetahui bahwa yang membedakan keislaman atau bahkan keagamaan di
Indonesia dilatar belakangi oleh Agama Hindu-Budha, tentu kau sedikitnya
mengerti tentang Hindu-Budha (kalau tidak, maka sekali lagi kau mestinya
membaca. walau sekilas. Ingat, zaman sekarang: zaman informasi, kau bisa
mencari informasi perihal itu dengan mudah), itulah yang melatar belakangi
keagamaan di Nusantara. Yang dengan itu, turun temurun sampai sekarang; yang
tentu, telah kemasukan agama islam. agama islam yang seperti apa? Yakni Pondok
Pesantren.
Sistem Pondok Pesantren atau
padepokan adalah pola pengetahuan yang umum, ada di Nusantara. Yang mungkin,
awalnya tentang persilatan atau keolah-ragaan yang dibumbui dengan kanuragan
atau kekuatan dalam, atau energy, sehingga di nusantara banyak
pendekar-pendekar sakti. Sebabnya apa? Karena di nusantara banyak hal yang
memungkinkan untuk kemistikan. Ingatlah bagaimana inyek itu: manusia harimau
itu, cerita dari sumatera itu. dan ingatlah, film-film dahulu kala, dan
ingatlah tentang orang-orang yang mempertanyakan perihal ilmu kekebalan
kepadamu, yang seakan-akan engkau juga mendapatkan ilmu kekebalan atau
setidaknya belajar ilmu kekebalan, yakni kebal bacok atau semacam kebal pistol:
bukankah ilmu semacam itu masih nyata, Taufik? arahnya kemana: arahnya pada
islam yang sarat dengan meditasi, islam yang memadu dengan irrasional. Ingatlah saat kunjungamu menuju Malang, Jawa
Timur: bukankah kau menyaksikan para pelaku yang itu sarat dengan irrasional
dan kau juga menjajal puasa mati-geni. Puasa
yang itu tidak berbuka dengan sesuatu yang bersentuhan dengan api, dan kau buka
dan sahur menggunakan buah-buahan; dan pada proses orang-orang yang kau lihat
dan kau jalankan, tidak menjadikanmu meninggal. Dan begitulah setidaknya
keberadaan mistik yang ada di Indonesia, Taufik. Sekali pun zamannya mungkin
sudah menyentuh modernitas, namun kemistikan pun masih ada. Masih ada. Dan
ketiadaan (Atau bahasa lainnya, pergeseran dari ada yang ramai, menjadi ada
yang sepi) karena adanya system pendidikan yang ditawarkan oleh belanda waktu
itu, yakni system sekolah, system kelas.
Dan kau menjalani kehidupan, yang itu telah
bersinggungan antara pencaran system pesantren dan system sekolahan: Ya! Di
pagi hari kau menjalankan sekolah, dan sore dan sehabis magrib sampai isya, kau
mengaji. yang mana orang-orang tuamu, waktu itu, masih bersibuk pada mengaji
saja, yakni mengaji magrib dan isya, lalu sehabis subuh mendengarkan pengajian
subuh di masjid. begitu-begitu juga, islam modern, Taufik. toh orang tuamu,
masih berada di tahun 1900 masehi: bukankah pembacaanmu telah menyatakan bahwa
modernitas itu ada kira-kira pada tahun 1500 masehi, yakni era kebangkitan pada
filsafat, era kebangkitan ilmu pengetahuan orang-orang barat, yang menekankan
pada rasional? Tentu saja, di tahun 1900 masehi telah mencapai kegaduhan
terhadap klaim modern, hanya saja, belum sampai di desamu. Ingatlah, desamu
ialah laksana perpindahan tempat dari ramai menuju sepi, dari keramaian jawa
menuju daerah yang mulai berdiri;
mencari kedamaian dengan cara mengolah tanah, dan ‘memutuskan’ kemudahan yang
ada di Jawa. memang di tahun 1900 masehi, di jawa pun belum semelek di eropa.
Tradisi di jawa belum sehebat bangsa-bangsa eropa, atau bahkan bangsa-bangsa
timur tengah. Tradisi di jawa,
khususnya, waktu itu, masih berkesibuk pada kekuasaan kerajaan dan
mengunggulkan perihal olahan tanah, olahan alam: karena memang, hal yang paling
kuat dari bangsa kita ialah kekayaan alam.
Lalu sekarang kau bertanya,
bagaimana islam di era kontemporer? Jawabnya: islam seperti apa yang kau
jalankan, dan keadaan sosial yang kau laksanakan, dan segala soal yang kau
temui, itulah islam di era kontemporer, yang semakin bersinggungan dengan
permesinan, dan mengikuti gelombang zaman, sekali pun seperti itu: islam, tetap
mampu berdiri sendiri, sebab islam pada dasarnya juga mampu terletak pada
individu. Begitu.
2018
Belum ada Komentar untuk "Islam di Era Kontemporer, era 2018"
Posting Komentar