Membaca Filsafat Lewat Kronologi

Membaca Filsafat Lewat Kronologi
Cara ringkas 'mengetahui-memahami' filsafat

Dalam belajar filsafat, ada bermacam-macam kronologi sejarah filsafat, tujuannya, tentu, untuk lebih mudah memahami filsafat itu sendiri. Melihat filsafat dari kronologi yakni, (1)Filsafat kuno, (2) Filsafat modern, (3) Filsafat kontemporer.

Uraiannya, pertama, filsafat kuno, ukurannya adalah filsafat dari yunani kuno sampai pada batas abad pertengahan: durasi waktu 600 sebelum masehi sampai 500 masehi (Sekarang 2016 masehi)—tokoh-tokohnya tentu banyak, saya menganjurkan bahwa istilah ‘filsafat kuno’ terpaku dalam memori kepala. Sementara tokohnya, diantaranya, Socrates, Plato, Aritoteles, dan Thomas Aquinas.

Kedua, filsafat modern, ukurannya adalah dari abad-pertengahan sampai zaman modern, durasi waktu, 500 masehi sampai 1900 masehi. Tokoh-tokohnya tentu, jauh lebih banyak daripada filsafat sebelumnya, sebabnya karena data mulai semakin merebak. Di antaranya, Francis Bacon, Rene Descartes, Ibnu farabi, Imam Ghozali. Dan mulai saat ini, harus mulai dipencar lagi, menjadi sub-sub bagian, sebab: bertemunya agama dan filsafat menjadi kajian sendiri. di sekitaran inilah, filsafat islam muncul. Tapi untuk lebih mudah—dalam hal ini mengkaji sejarah filsafat—maka perlunya diperuncing tentang sejarah-filsafat, kalau kronologi filsafat telah menempel pada pemikiran, barulah dipilah-pilah ulang tentang kajian yang akan diperdalami.

Ketiga, filsafat kontemporer, yakni filsafat kekinian, ada yang menyebutkan istilah-istilah semacam ini: strukturalis, poststururalis, lalu post-modern, supaya tidak memperkeruh paradigma berpikir, saya mengambil tema, yakni memilih istilah post-modern, ukurannya, 1900 masehi sampai sekarang (Tahun yang berlaku), di antara tokoh-tokohnya, ada Francis Lyotard, Jaque Derrida, dan Michele Foaulcot, serta Jean Boudrillard.

Selain itu, identifikasi membaca sejarah filsafat ada yang seperti ini:

Mulai dari filsafat yunani kuno, filsafat abad pertengahan, filsafat resainse, filsafat modern, filsafat kontemporer.

Uraiannya, filsafat yunani kuno, yakni pembicaraan sentral pada socrates, plato, dan aristoteles. Kita akan disuguhi sejarah asal-usul filsafat (yakni bagaimana pola berpikir awal), durasi waktu 600 sebelum masehi sampai 0 masehi. Ukuran 0 Masehi, adalah kedatangan Nabi Isa—konon, ukuran itu adalah kelahiran nabi isa, atau ukurannya sebagai penandaan era (Untuk hal ini, Nabi Isa, jangan diperpanjang di sini, disini pembicaraannya khusus durasi sejarah.)

Kedua, filsafat abad pertengahan. Ditandai dengan bertemunya agama dengan filsafat. Pendek kata, flsafat dilahirkan dengan pemikiran manusia, dan Agama telah diseting oleh Tuhan. Pendek kata, posisis filsafat kalah, dan status agama, menang. Kemenangan itu, paling mencuat sekitar tahun 500 masehi ke atas. Karena nantinya, agama islam, juga muncul, kelahiran Nabi Muhammad sekitaran tahun 600 masehi, lalu semakin hebat kejayaan islam, mulai 700 masehi. Inilah mengapa banyak yang menyebut filsafat abad-pertengahan.

Selanjutnya, filsafat renensainse (Artinya kembali ke ilmu), yakni kebangkitan ilmu, dimulai ketika obektivitas ilmiah digembor-gemborkan lagi, tokohnya, di antaranya, Galile Galio, bibit ini yang akan menjadikan filsafat maju, bahkan ada juga istilah yang namanya filsafat aukfalug (yakni, filsafat pencerahan: tandanya, tetap, objektivitas ilmiah di majukan, dan ini ada pada jerman). Namun untuk lebih mudah, filsafat resainse, adalah tanda-tanda akan munculnya filsafat modern.

Keempat, filsafat modern, istilah ini, mulai lebih menekankan pentingnya rasio, biasanya ditandai dengan tokoh Rene Descartes, yang kerap disebut sebagai bapaknya filsafat modern, alasanya, karena landasan yang dipakainya: yakni, kuatnya rasio.

Terakhir, filsafat kontemporer, yakni, filsafat kekinian, sekitar tahun 1900 masehi, hal ini tentu, telah merebaknya ilmu demi ilmu: efek-efek dari modern. Sains sangat maju. Teknologi-teknologi semakin merebak. Tokoh-tokohnya seperti yang telah saya sebutkan di atas.

Begitulah, uraian tentang kronologi filsafat, tapi itu masih pengantar—untuk mengantarkan—karena masih ada garapan lain dalam sejarah-filsafat, yakni kurun waktu yang sama, berada dalam manusia, yang disana ada filsafatnya: seperti filsafat timur (filsafat cina), juga filsafat india, dan filsafat babylonia. Namun, orientasinya, belajaran filsafat, cenderung kepada filsafat barat sebagai ukuran.

Bukan berarti mengunggulkan tentang barat, tapi dalam runutan sejarah, begitulah.

Biasanya pengkaji filsafat akan merasa pusing dengan data sejarah panjang tersebut. Saya sarankan: baca juga sejarah indonesia. Sebab dengan membaca sejarah indonesia, maka akan mempermudah, bahwa filsafat itu, dikaji secara kajian. Maksudnya filsafat dikaji secara kajian: filsafat itu dikaji lewat sejarahnya, dan kita tidak melupakan kenyataan bahwa kita berada di indonesia.

2016-12-03

Belum ada Komentar untuk "Membaca Filsafat Lewat Kronologi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel