Ibadah
Kamis, 29 Maret 2018
Tambah Komentar
Janganlah kau dangkal makna terhadap ibadah, Taufik, ingatlah siapa dirimu. Ingatlah perjalanan intelektualmu. Ingatlah perjalanan pengetahuanmu. Ingatlah kesibukanmu pada rimba-rimba pemikiran. Ingatlah kuliahmu, filsafat, ilmu yang Mempunyai rentan jangkauan yang panjang tentang kemanusiaan; itu sebabnya, jangan dangkal terhadap makna ibadah. sekali pun pada pelaksanaannya, kau terkesan biasa. Di anggap biasa-biasa saja. dianggap seperti tidak ada bedanya. Itu hanya anggapan orang, Taufik. itu hanya penilian orang, Taufik.
Sebagaimana telah kau ketahui, ibadah itu banyak macamnya taufik, banyak cabangnya, intinya apa? Karena kita beragama islam, maka ibadah yang dimaksud ialah ibadah yang berkaitan dengan agama islam, seperti halnya kebiasaan-kebiasaan pada kebiasaan islam, itulah yang disebut dengan ibadah.
Namun sebelum sampai pada cabang-cabang ibadah, sudah semestinys, atau malah sudah seharusnya, engkau telah menjalani kepaketan keislaman; yakni antara rukun iman dan rukun islam. sayangnya, kau penting diingatkan ulang tentang kronology, keagamaan, yang sebenanrya hal itu telah teringat jelas pada pemikiranmu, hanya saja, waktu itu pemikiranmu belu siap terhadap apa yang disebut dengan pengetahuan.
Di era kanjeng nabi Muhammad—saya memberikan contoh ini supaya, yang penting kau tiru itu kanjeng nabi Muhammad, diriku adalah bagian jalan untuk memudahkan mendekatkan diri samapi kepadanya. Yang pasti, seluruh umat manusia itu, Fik, manusia islam bakal mematok kepada kajneng nabi Muhammad; sekali pun pada kenyataannya tidak sesuai dengan eda kanjengn nabi, namun setiap muslim pastilah menemukan kendala yan gitu berbeda di era kanjeng nabi, sebabnya zamannya juga telah berbeda, Taufik—pada mulanya kanjeng nabi Muhammad itu berdaya diri menyampaikan tentang keimanan. Inilah yang penting engkau ketahui, sebelum lebih lanjut terhadap aturan-aturan islam. bahwa kanjeng nabi Muhammad berdaya diri untuk menyampaian keimanan. Dan itu tidak mudah. Tidak semudah mewujudkan apa yang diungkapkan kanjeng nabi, sekali pun di saat itu, dia telah diaku menjadi nabi, pun masih tertolak.
Dan ibadahnya bagaimana? Yakni berupaya mengokohkan individu untuk beirman kepadanya, karena memang juga, kanjeng nabi telah tidakrikan untuk menjadi itu, wal hasil beliau bukan menjadi sesautu yang amat-amat penting bagi kalangannya. Kanjeng nabi menguatkan diri untuk mengokhkan keakuannya pada keimanan kepada-Nya, dan beiau menyampaijan esuatu yang emenjadi kebutuhan orang-orangnya, menyampaikan yang itu tidak mudah dan gampang untuk diputuskan. Sebabnya lagi, kanjeng nabi dikenalde dengan julkan al amin. Dengan julukan seperti itu, maka sudah pasti dikenal dengan orang yang pembciaraannya sangat-sangat di jaga.
Dan tujuanku menyampaikan itu, supaya engkau mengerti, bahwa ketika kau telah benar-benar mampan terhadpa keimanan, maka bersamaan dengan itu, kau membutuhkan daya untuk mewadahi, dan wadah dalam islam berkaitan dengn pergerakan demi pegerakan. Fungsi dasar pergerakan ialah bukti kedekatannya dengannya. buki keimanan yang tu membutuhkan wadah. Itu sebabnya, kanjeng nabi tidak banyak protes perihal wadah-wadah, kecali sesuatu yang itu benar-benar difirman oleh Allah. Sebab, yang utama bagi keislaman awal ialah keimanan.
Apabila keimanan itu memucak, dan penuh, maka bakal membutuhkan wadah. Membutuhakan refeleski untuk memwadahi keimanan tersebut. begitulah cara kerja ibadah, Fik.
Belum ada Komentar untuk "Ibadah"
Posting Komentar