Teologi Islam

Teologi Islam



Tujuanku menulis ini supaya aku memahami secara sungguh perihal teologi islam, mengapa menggunakan dialog, maka jawabnya ialah upaya dirku untuk melatih data penangkapan keilmuan yang selama ini telah aku dapatkan, artinya telah aku baca; yang itu tidak meresap secara jelas pada peta pemikiranku. Apakah pemikiranmu seperti itu? ya! Pemikiranku seperti itu.





“Apa yang kau ketahui tentang teologi?” kataku.



Jawabnya, “Seperti biasa, untuk memahami sebuah kata, maka baiknya diurai dulu perihal kata itu. teologi itu dari dua kata, yakni teo dan logi. Teo artinya tuhan dan logi adalah ilmu. Jadinya, teologi adalah ilmu tentang ketuhanan. Yangmana orientasinya adalah ilmu yang berkaitan ketat dengan tuhan. Atau bahasa lainnya, ilmu ketuhanan. Untuk membedakan, maka saya tawarkan sebuah orientasi dunia, yang waktu itu sarat memikirkan tuhan. Yakni di era geraja. Dan orang-orang filsafat menyebutkan, era teosentris. Pemikiran yang terbatasi oleh ketuhanan, yakni gerakan agama. Secara umum, teologi adalah ilmu yang berhubungan dengan tuhan, ilmu yang membahas tentang tuhan, ilmu ketuhanan.



Jika ketambahan kata islam, maka teologi ialah ilmu yang membahas ketuhanan yang itu ada pada islam. hal itu semacam pola ilmu kalam. Itulah teologi. Yakni ilmu kalam; ilmu kalam adalah julukan yang lain yang pada dasarnya ialah membahas tentang Tuhan, sifat-sifat, dan lain-lainnya dari Tuhan.



Sejarah teologi islam, sudah pasti terbatas pada keberadaan Islam itu sendiri. yakni, para era kanjeng nabi Muhammad SAW. Disitulah batasan tentang teologi. Namun, sebagaimana diketahui, era kanjeng nabi Muhammad ialah era awal islam, yang di saat itu, agama islam itu hadir belum sempurna, dan agama islam sempurna ketika ayat-quran tidak turun lagi; artinya, yang menandakan kesempurnaan agama islam ialah kewafatan kanjeng nabi Muhammad saw sendiri. Di saat itulah agama islam sempurna, dengan dasar yang paling kuat ialah: al-quran dan hadist. Bersamaan dengan itu, maka kanjeng nabi Muhammad saw, meninggalkan dua kejadian sekaligus: yakni, yang fakta dan yang ilmu. Yang fakta ialah suatu keadaan fakta kaum muslim, dan yang ilmu adalah apa-apa yang menyertai beliau, yakni al-quran dan hadist.



Dari kedua cabang itu, maka mulailah terjadi percabangan. Hal itu terjadi, karena setelah wafatanya kanjeng nabi Muhammad saw. Bersamaan dengan itu, maka yang pada sisi keilmuan, mulailah dikaji tentang seluk beluk keislaman, di antaranya ialah teologi atau ilmu kalam.



Pembagian ilmu kalam pun, bercabang menjadi dua, yakni cabang yang pertama sarat dengan nuansa fikih (yang fakta), dan kedua sarat dengan muatan iman (yang ilmu). Maka tentu saja, ada perbedaan yang ngejreng bagi keduanya itu. Dengan seperti itu, manusia harus tetap menjalankan hidupnya: yang itu ada fakta dan ada ilmu.



Bersamaan dengan itu, seabgaimana diketahui pada ilmu kalam (teologi), maka disana ada tokoh-tokoh yang membahas tentang ketuhanan. Dikisahkan pada sejarah teologi islam, maka yang menjadi perpecahan itu di era sayyidina Ali: di saat itu, perpolitikan islam mulai agak kacau, dan disaat itu jugalah terjadi aliran-aliran (Biasanya disebut begitu: aliran) pada teologi islam. yakni, orang yang mengikuti sayyidina ali, orang yang berpisah dengan sayyidina ali dan itu total, dan orang yang tidak mengikuti sayyidina ali juga tidak mengikuti orang yang pisah dari sayyidina ali. 



Bersamaan dengan itu, berjalannya waktu, dari ketiga kategori itu, mempunyai cabang-cabang yang lain, dan bahkan beranting-ranting: sekali pun begitu, landasan utama dari agama islam untuk sumber pengetahuan ialah al-quran dan hadist.



Begitulah sejarah kemunculan teologi dalam islam. jika dilibatkan teologi ketotalan, atau teologi umum: maka kajiannya tidak harus dibatasi pada al-quran tapi pada agama-agama yang lain. artinya tidak ada sekat untuk kajiannya, sebab kajiannya ialah tuhan. Yang pasti ilmu tentang ketuhanan. Dan itu, tentu saja bakal berkaitan dengan sejarah keberadaan manusia itu bertuhan. 



Keren Amstrong, menulis buku sejarah Tuhan, seenggaknya menulis tentang rangkaian manusia-yang-bertuhan: yang tentu, berakar-akar sampai ke sejarah kemanusiaan itu sendiri, yang sekarang telah sampai 2018 Masehi, dan yang sebelum itu telah ada kehidupan, bahkan ribuan sebelum masehi: sebabnya lagi, peristiwa keagamaan itu bertalian satu sama lain: agama islam bertalian dengan agama nasrani dan yahudi: dan yahudi itu kaumnya nabi musa as, dan sebelum itu telah ada nabi-nabi yang lain, yang itu sampai kepada nabi yang pertama, yakni Nabi Adam as. Begitulah sejarah panjang tentang ketuhanan. 



Belum lagi, pembahasan yang itu pada aliran yang lain, yakni nabi-nabi yang tidak disebutkan, yang kemudian nabi tersebut mempunyai ajaran dan ajaran itu hingga kemudian turun kepada anak-cucunya, dan mulailah berbeda: atau pada jalur yang lain, yang itu ada pada daerah timur. Yakni sekitaran cina. Maka begitulah proses dari ilmu ketuhanan, ukuran dari ilmu ketuhanan.



Begitulah garapan tentang luasnya kajian teologi. sekurang-kurangnya, begitulah yang bisa saya ungkapan.”



“Jadi,” kataku, “Kesimpulannya: teologi itu berasal dari dua kata, teo dan logi. Artinya, tuhan dan ilmu. Maksudnya ilmu ketuhanan, ilmu tentang tuhan. Jika dialamatkan pada islam, kata itu sepadan dengan ilmu kalam. Ilmu kalam berkembang sejak terjadi perpecahan di era sayyidina ali. Jika kata teologi itu berdiri, maka kajian itu seluas sejarah manusia-bertuhan, manusia yang berketuhanan.”



Jawabnya, “Begitulah.”





2018

Belum ada Komentar untuk "Teologi Islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel