TULISLAH CERITA
Rabu, 20 September 2017
Tambah Komentar
Buatlah cerita, taufik. Buatlah cerita pendek, Taufik. Kirimkan ke Koran-koran. Kirimkan. Tulis. Kirimkan. Tulis bundelkan. Wadulkan, kepada orang-orang yang mampu. Wadulkan tentang apa-apa yang terjadi olehmu. Tuliskan dalam cerita pendek, Taufik. Tuliskan. Tuliskan. Tuliskan.
Jika engkau bertanya apa yang hendak engkau tulis, dan model seperti apa yang ingin engkau tulis; maka yang terjadi belajarlah untuk menerima hidup yang nyata. dan menulis itu, adalah cara kerjamu. Cara kerjamu di dunia nyata. dunia memang telah menjadi seperti ini; terimalah. Dunia memang telah menjadi seperti sekarang ini, terimalah. Atau uraikanlah dunia yang menjadi seperti sekarang ini, dan bagaimana menyikapinya. Tuliskanlah.
Menulis adalah menyampaikan apa yang hendak ingin engkau sampaikan. Menulis adalah menyampaikan apa yang hendak ingin engkau sampaikan. Menulis adalah menyampaikan upaya yang hendak ingin engkau sampaikan. Menulis untuk orang lain, adalah tentang pengabaran kepada orang lain; maka tetaplah focus tentang bagiamana kepada orang lain.
Menulis itu, laksana orang yang dakwah, taufik, tidak ada paksaan mereka untuk membaca secara penuh apa-apa yang engkau tawarkan. Jika mereka membaca secara penuh, maka berarti, mereka tertarik dengan apa-apa yang engkau tawarkan, Taufik.
Menulislah, Taufik, menulis yagn bertujuan. Tujuan untuk memecahkan masalah. Untuk mengabarkan masalah. Menulislah, Taufik. Menulislah. Jangan lalaikan bahwa yang engkau sampaikan adalah teruntuk orang-orang; maka sampaikanlah untuk orang-orang. Layaknya, engkau berhadapan dengan orang-orang; yang mana mereka mendengarmu.
Menulislah, laksana engkau berpidato, yang mereka benar-benar akan mendengar apa yang engkau ingin katakana.
Menulislah, laksana mereka benar-benar hendak mendengar apa-apa yang mereka butuhkan. Menulislah, jangan terpaksa engkau menulis. Jangan paksakan dirimu menulis sesuatu karena materi. Memang pada dasarnya, materi itu penting. Tapi menulis itu pekerjaanmu, Taufik. Maka bekerjalah professional se professional mungkin. Janganlah engkau menulis yang itu main-main; yang mana engkau pepek-pepekkan kata-kata, atau engkau indah-indahkan diksi-diksi atau engkau bunga-bungakan kata-kata. ingat, tujuan kata-kata yang berurai-urai itu teruntuk memperjelas maksud yang hendak di sampaikan.
Ingatlah, tujuan kata adalah untuk menyampaikan.
Tujuan manusia membaca cerita, adalah untuk mendapatkan cerita.
Mendapatkan ceritamu, bagaimana engkau bercerita, Taufik?
Tentang apakah engkau bercerita, Taufik?
Apa yang hendak ingin engkau ceritakan?
Kesan apa yang hendak ingin engkau sampaikan?
Apa yang hendak ingin engkau kabarkan kepada orang-orang tersebut?
Maka engkau harus mengerti tentang apa yang engkau ceritakan. Engkau harus memahami apa yang engkau sampaikan; sehingganya, engkau mengemas dengan kata-kata. engkau mengemas rasa demi rasa; dan itulah pekerjaaanmu.
Pekerjaanmu; menyadarkan orang menemukan visinya. Menyadarkan manusia kembali ke visinya. Itulah kata kunci buat dirimu: tujuan.
Tujuanmu adalah mengabarkan manusia mendapati kembali visinya, visi yang positif, visi tentang kebaikan dan visi tentang cita-cita; yang mana, kata-kata yang bakal engkau dapati, pastilah seperti ini:
Malas; umpek-umpek pemikiran; khayalan. Tidak dikerjakan. Menunda pekerjaan. Lalai prioritas. Lalai tujuan. Tujuan yang lari. Patok tujuan. Tujuan kehidupan. Tujuan tentang tujuan.
Maka sebelum itu, proses awalmu adalah menentukan tujuanmu, mengokohkan tentang tujuanmu. Menguatkan tentang tujuanmu. Membentengi tujuanmu. Menjabar-jabarkan tujuanmu. Mengurai-uraikan tujuanmu. Dengan cara apa: menulislah cerita. Menulislah cerita.
Dan engkau bisa menjadi si aku pencerita, atau menjadi orang ketiga. Atau menjadi orang kedua. Atau menjadi apalah, terserah kamu, yang jelas, engkaulah yang utama menceritakan itu. melalui tangan-tanganmu; dan sampaikanlah tentang guru-gurumu, berilah hadiah kepada guru-gurumu, supaya ceritamu itu mempunyai sanad yang pasti, mempunyai kekuatan yang itu jalinan guru atau jalinan sejarah.
Jika engkau payah menulis cerita; tetaplah berjuang dengan kalimat ini: CERITA.
2017
Belum ada Komentar untuk " TULISLAH CERITA"
Posting Komentar