Memahami Indonesia #3
Memahami Indonesia #3
Untuk memahami dibutuhkan pengertian dulu. Pengertian tentang apa yang hendak dipahami, termasuk Indonesia.
SEBELUM TERJADI INDONESIA
Situasi di pulau-pulau itu telah ada struktur pola kekuasaan yakni kerajaan per kerajaan. Kerajaan yang paling ke sohor ialah berlebel religi (keagamaan) yakni hindu-budha.
Kerajaan demi kerajaan ini pun ketika kejadian tidak semulus seperti yang dibayangkan. Ada kontra di antara kerjaan satu dengan yang lainnya. Dan kamu mengetahui itu kan? Ingatlah film2 kerajaan-kerajaan itu.
Kontra adalah hal wajar dalam kekuasaan. Alasan kontra ialah kehendak mengusai. Efek utama dari kuasa ialah pengaturan. Efek yang lain ialah hidup yang enak dari pihak penguasa. Maksud hidup yang enak ialah hidup yang berkecukupan dan manusianya bisa bersantai2. Orang2 yang pihak kalah, seringkali menjadi tawanan atau budak.
Penguasa yang baik, memang menjadi harapan. Penguasa yang bijak pun yang diharapkan. Namun saat penguasa itu mulai turun-temurun dan para penerus kurang mampu meneruskan kebaikan dan kebijakan, jadilah 'kelemahan' bagi kekuasaan.
Bersamaan dengan itu, muncullah pemberontakan (perlawanan yang tujuannya ialah kebebasan dan ingin mempunyai struktur kekuasaan tersendiri), dan ini juga bisa disaksikan pada film2 bertemakan kerajaan.
Untuk indonesia, itulah awal yang perlu diketahui, bertemakan keagamaan (religius) itu pun terdata sekitar tahun 400 Masehi, Abad Pertengahan.
SITUASI SOSIAL SECARA UMUM
Situasi sosial secara umum, kala itu masih berkutat pada kerjaan. Mulai dari cina, romawi, mesir dan india. Abad pertengahan ini dikabarkan (pembacaan secara global) abadnya moncer2nya keagamaan.
Di Romawi, semarak dengan Nasraninya. Di Cina, semarak dengan pola keagamaan yang estetis alam (semakin berperan aktifnya dan diskusi perihal filsafat cina). Di Mesir (sekitaran mesir, jazirah arab) senter dengan pola kenabiannnya (yang paling terkenal di era ini semenjak nabi ibrahim as alu sampai pada masa era nabi yusuf as). Lalu di india mencorong dengan tradisi keagamaan hindu-budha (beserta dengan kontra-kontranya) yang kemudian berefek kuat pada Indonesia (pada nusantara).
Hingga kemudian, era hindu-budha ini mampu masuk pada struktur kekuasaan, tentu saja tidak dengan tiba-tiba, ada proses hingga kemudian kerajaan itu mulai beragama hindu-budha.
Atau bahkan, menurut pembacaan saya sementara, kala itu, di nusantara belum begitu terdeteksi (para peneliti belum mendeteksi lebih jauh keberadaan kerajaan yang ada di nusantara kecuali hindu-budha, atau memang nusantara memang menjadi tempat yang kena bencana dan kemudian tenggelam. Struktur alam tidak mampu menahan dari gejolak alam sebagaimana yunani, misalnya) tentang keberadaannya.
Yang paling ke sohor ialah kerajaan hindu-budha kemudian kerajaan islam. Itulah fakta-fakta yang mempengaruhi keindinonesiaannya. Pola kerajaan yang berakar2, bertahun2. Hingga kemudian datanglah era Kolonial itu, era VOC itu.
ERA KOLONIAL DAN YANG MEMPENGARUHI KEINDONESIAAN
Era kolonial ini adalah era baru buat nusantara kala itu, alasannya, mereka datang dari pihak eropa. Kenapa dengan eropa?
Tawaran filosofisnya berbeda.
Eropa di kenal dengan baratnya. Sementara nusantara mengikuti pola ketimurannya. Yakni india, cina dan bahkan keislamannya.
Berbeda filosofinya, berbeda juga cara penyampaian keilmuannya.
Yang dititik tekankan dari timur ialah rasa dan hidup yang biasa ala kadarnya (apalagi nusantara dengan alam yang subur dan bencana yang silih berganti. Seakan mengajak untuk tidak begitu mementingkan 'hidup' karena hidup adalah proses perjalanan yang bakal mati), sementara situasi di barat melek (terbelalak) dengan pengetahuannnya (sains), sebut saja kala itu, pemikiran Filosof Aristoteles telah matang begitu.
Beliau telah membeda-bedakan suatu masalah pada kategori demi kategori. Telah ada upaya untuk ilmiah dan penelitian lebih lanjut. Disisi lain, prinsip keagamaan (keperdewaan) disampingkan dan diandalkan kefaktaan dan kebertahanan hidup.
Hingga kemudian perjalanan waktu, setelah abad pertengahan, sains semakin maju. Pun kontra filosofis pun terjadi. Hingga kemudian, posisi filsafat materalisme (paham yang jauh lebih mengutamakan tentang materi, keberadaan. Materialisme ini, dekat sekali dengan rasionalisme) semakin berjaya.
Dengan keadaan seting eropa yang telah jauh berperadaban (berkeilmuan-kesainsan) itu masuklah ke nusantara lewat jalur perdagangan dan struktural (tentu sistematis yang kencang).
Nusantara (atau kerajaan2 islam kala itu) dengan basis keagamaan yang kental (kenyal/melekat) dimasuki keadaan sistematis-teratur, maka kuwalahanlah indonesia. Sebab tawaran utama mereka ialah hidup yang praktis dengan cara bekerja.
Bekerja ialah hal yang lumrah. Namun posisinya nusantara subur alamnya, inilah yang kemudian menjadikan manusia2 nusantara menjadi kelas pelaksana atau bekerja dan mereka (VOC) menjadi bakul atas apa yang mereka kerjakan.
Sekurang-kurangnya, untuk memahami Indonesia, diperlukan data2 pengetahuan tersebut di dalam pemikiran. Sebab mau tidak mau, begitulah fakta yg menghampiri keindonesiaan.
"Telah banyak orang yang mengetahui hal tersebut, kawan. Telah banyak yang menuliskan. Bahkan memfilmkan. Apalagi di zaman kuota ini. Telah banyak orang yang paham, kamu kesiangan.
Kamu tahu, bahwa zaman now ialah maraknya eksis. Mana eksis. Mana ada. Itulah term utama."
Tepat sekali, karena zaman sekarang geger ada. Disitulah saya mempertanyakan ulang tentang 'keadaan', jangan-jangan manusia terlalu mengada namun lalai akan keadaannya.
Begitu juga denganku, terlalu memikirkan 'keadaan', ternyata kurang mengada dan kurang memprioritaskan keadaan.
Saya berharap dengan rangkaian ini, tersupport keadaan. Itulah harapan utamaku. Alasannya, saya tidak mampu 'berlari' (berjuang, bangkit) dengan sendiri.
2019
Belum ada Komentar untuk "Memahami Indonesia #3"
Posting Komentar