Tugasnya Ilmuwan









Apakah engkau tahu tugasnya ilmuwan, Taufik? Jangan-jangan engkau tidak tahu apa itu ilmuwan; o celakanya dirimu, yang sibuk mengkaji epistemology tapi tidak memahami ‘ilmu’, dan diksi ilmuwan. Baiklah, aku kenangkan itu padamu:

Ilmuwan, yakni orang yang berilmu. Dan engkau, tentu menjadi bagian itu, karena engkau berada di atap instansi ilmu; engkau orang yang mencari ilmu. Ingat, orang yang mencari ilmu. Artinya belum ketemu-ketemu apa yang engkau cari, sehingga engkau membutuhkan guru; begitu juga dengan guru, guru pun membutuhkan murid, yang tujuannya menularkan ilmunya. Ingat, menularkan ilmu. Ringkas kata, murid itu meneruskan perjuangan guru. Ingat, murid meneruskan perjuangan guru. Karena pergerakan zaman berbeda, maka murid itu secara wujudnya-pemikirannya berbeda dengan gurunya, lebih-lebih ‘apa yang dicerap, yang dialami, yang dirasai, yang dilihat, yang dirasa, pergaulan, lingkungan’ itu berbeda; tentu menghasilkan yang berbeda. Namun, karena sudah masuk dalam ‘tali’ keilmuan, maka si murid akan mengaca kepada si guru. Si guru adalah penuluran pengetahuan. Seringkas itu, Taufik.



Dan kita kembali ke tema awal, yakni tugasnya ilmuwan. Apakah engkau mengetahui tugasnya ilmuwan, Taufik? Yakni orang-orang yang mempunyai ilmu, orang-orang yang dibajui ilmu, khusunya orang-orang yang dibawah naungan keilmuan; yakni tugasnya mengokohkan keilmuan: sudahkah engkau seperti itu, Taufik?



Jika engkau bertanya, caranya—berarti engkau bertanya metode. Kenanglah, metode untuk mengokohkan ilmu itu bermacam-macam; ada yang menghafal, ada yang menulis, ada yang membaca, ada yang observasi, ada yang langsung penelitian, namun tugas utama dari ilmuwan pasti tidak lepas dari kenyataan, pengamatan kenyataan; kenyataan yang diamati lalu difokuskan menjadi kajian. Lalu hal itu disempitkan, dan diurai-urai, lalu diteliti, lalu dicari solusinya. Ingat, tujuan ilmuwan itu, untuk kehidupan Taufik.



Untuk proses kehidupan.



Untuk proses kehidupan yang nyata.



Sekali pun ilmu itu tentang sejarah; ending dari memahami sejarah adalah mengetahui apa-apa yang dilakukan sejarah lalu kitakah akan meniru apa yang ternyatakan sejarah, atau setidaknya mengetahui tentang ‘masa-lalu’; ingatlah, semakin orang mengetahui kedalam sejarah, maka semakin itu orang akan mengerti tentang kenyataan, dan bahkan akan terbuka untuk ‘upaya’ menebak masa depan; dugaan.



Namun tetap tugasnya para ilmuwan adalah tentang ilmu; sudahkah engkau seperti itu, Taufik, yakni benar-benar tentang ilmu. Padahal engkau berada pada rumah-keilmuan, engkau berstatuskan orang yang berilmu; sudah, jangan sangkal statusmu bahwa engkau berilmu, ingatlah bahwa dirimu itu berada bersama-sama orang yang berilmu. Mereka semua, tujuan utamanya, ilmu; apakah engkau akan ‘sempitkan’ tentang makna ilmu padahal engkau telah mengkaji epistemology? Atau jangan-jangan engkau tidak ‘paham’ dengan apa yang telah engkau kaji, telah engkau pelajari, dan itu telah diujikan: ah, dirimu, Taufik, memang penting diragukan; apalagi tentang keilmuanmu. Ah penting sekali untuk diragukan.



Tapi sekarang, begini, Taufik:



Anggaplah itu telah berlalu, sekarang, bukalah lembaran baru buatmu; bahwa engkau mempunyai tugas keilmuwan, karena engkau berada pada status keilmuan; kerjakanlah tugas-tugasmu itu. jika engkau bertanya tujuan? Jawabnya, sesungguhnya ‘kepandaianmu’ itu, yang mereguk awal adalah dirimu. Bukankah engkau sendiri, yang melalai tugasmu, Taufik? Maka kerjakanlah tugas yang itu menjadi tugasmu; ingat, engkau itu ilmuwan—sekali pun ilmumu itu sedikit atau banyak, tetap saja engkau itu ilmuwan, karena engkau berada pada lembaga pengetahuan—karena engkau telah mempunyai ilmu, maka seringkas itu pula engkau dapat dikatakan, ilmuwan.



Jika dikatakan, “Ilmuwan itu terlalu menterang buatku. Terlalu ‘besar hati’ aku mendengar itu.”

Jawabku, “Bukankah engkau berada di tempat yang itu sarat dengan ilmuwan, lantas julukan apa yang layak buatmu selain ilmuwan.”



Dikatakan, “Ilmuwan itu terlalu ‘bergengsi’ buatku. Terlalu ‘mewah’ buat diriku.’



Jawabku, ‘Bukankah sejauh ini engkau ‘bergengsi’ dan bermewah. Lihatlah kesibukanmu; buku dan pena. Laptop dan tugas-tugas. Pakaian yang rapi, wangi dan sepatu yang berkilat. Kurangkah itu ‘bergengsi’ dan ‘mewah’?



Yang pasti, sekarang, ketahuilah dirimu, ketahui statusmu: ilmuwan. Entah seberapa pun ukurannya. Tetap saja, ilmuwan. Begitu ya…



2017

Belum ada Komentar untuk " Tugasnya Ilmuwan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel