Manusia Berstatus Akademis
Selasa, 01 Agustus 2017
Tambah Komentar
Taufik, apakah engkau lupa, bahwa engkau berstatus akademis? Atau jangan-jangan engkau tidak-tahu apa itu akademis, hanya saja lidahmu sering berkoar-koar dengan diksi akademis! Baiklah aku ingatkan hal itu kepadamu: menurut KBBI, aka·de·mis /akadémis/ a 1 mengenai (berhubungan dng) akademi: soal-soal --; 2 bersifat ilmiah; bersifat ilmu pengetahuan; bersifat teori, tanpa arti praktis yg langsung: pelajaran yg diberikan terlalu –
Selanjutnya, akademi, aka·de·mi /akadémi/ n 1 lembaga pendidikan tinggi, kurang lebih 3 tahun lamanya, yg mendidik tenaga profesional: -- militer; -- seni rupa; 2 perkumpulan orang terkenal yg dianggap arif bijaksana untuk memajukan ilmu, kesusastraan, atau bahasa: -- Prancis, -- Jakarta
Apakah engkau sudah ingat, bagaimana statusmu itu, Taufik? Aku paham, sekarang, statusmu bermacam-macam; tapi tetaplah engkau mempunyai status akademi. Apakah engkau lalai dengan mata kuliahmu, dimana perkumpulan akademi itu terjadi awalnya: Yunani, Taufik. Yunani kuno, eranya Plato si muridnya Socrates itu; yakni kerjaannya orang-orang yang berpikir, orang-orang yang mikir. Itulah status awal dari akademik, yang tujuannya untuk mengurai-urai apa yang dipikirkan itu. tujuan akhirnya, supaya bijaksana; bijaksana itu, seringkat kata, memutuskan sesuatu tidak terburu-buru, tidak gegabah, membutuhan perhitungan, membutuhkan pengamatan, membutuhkan ketelitian; bukankah orang-orang yang berilmu harusnya begitu, Taufik? Andai engkau tidak seperti itu, maka status akademikmu adalah sekedar status yang itu mengikuti gelombang zaman.
Maka sekarang, sadarlah: apa statusmu itu?
Syarat utama, tentunya berpikir, Taufik. Apakah engkau sudah benar-benar berpikir yang itu menurut syarat akademik? Jika berpikir sekedar berpikir, asongan, tukang becak, tukang sapu, tukang sampah; semuanya pastilah berpikir, kalau ‘akal’ mereka masih waras, kalau akal mereka masih sehat; tentu mereka juga berpikir. Lantas, apa bedanya dirimu dengan dirinya? Ingatlah, statusmu, status akademis; apakah engkau lupa itu? lupakah engkau dengan dirimu sendiri? O sungguh, manusia zaman sekarang, sering melalaikan tentang dirinya sendiri, dan gampang sekali menunjuk-tunjuki orang lain, seakan-akan dirinya benar-benar mengerti tentang dirinya sendiri.
Kenanglah, saat engkau masuk dalam akademi, disitulah, engkau bertemu Plato cs—saya berpikir tentang masa silam, yakni era yunani kuno—betapa status akademik adalah status yang bergengsi, yang mana disana adalah orang-orang bijaksana. Orang-orang yang tidak gampang untuk memutuskan sesuatu; memutuskan sesuatu secara rasio, akal sehat dan kuat mengunakan akalnya. Itulah status orang akademis. Lalu keputusan dari orang-orang akademis digunakan orang-orang yang tidak sibuk berpikir, tidak sibuk mencari sesuatu untuk dipertimbangkan lama-lama. Begitulah harusnya tugasnya akademis. Dan engkau, Taufik, apa kabar akademismu? Apakah engkau sudah benar-benar berpikir yang itu berpikir kelas akademis? Atau jangan-jangan, engkau sekedar masuk lalu supaya mendapatkan status baru: status akademis. Karena gelombang zaman, mengajak orang-orang untuk seperti itu; mendapatkan gelar, mendapatkan ijazah, setelah itu gunanya untuk mencari kerja. Dan ukurannya menjadi kerja; ukurannya menjadi uang.
O lihatlah, si ilmuwan, yang bijak itu, mulai menyukai uang daripada ilmu.
O lihatlah, si ilmuwan itu, yang bijak itu, mulai mementingkan ‘uang’ dibanding ilmu.
Namun, bagimu, Taufik, ingatlah statusmu—kalau sekedar mengingat, maka anak-kecil pun bisa, Taufik-- orang yang akademis, kalau engkau mengaku orang yang akademis, maka baiknya engkau menjalani sebagaimana status akademik itu. kalau engkau melanggar, atau jangan-jangan engkau tidak tahu, o betapa tidak beruntungnya dirimu itu, Taufik. Sekarang, karena engkau tahu, dayakanlah semampumu menjadi: manusia akademik –walau sebenarnya engkau masih menjadi manusia akademik. Begitu ya..
2017
Belum ada Komentar untuk " Manusia Berstatus Akademis "
Posting Komentar