Menuangkan Penangkapan Filsafat



Taufik, karena kamu rajin membaca yang itu acak-acakan, begitu juga saat engkau filsafat yang itu tidak tersistematis, dan sekarang engkau mengerti bahwa membaca bertujuan untuk memberitahu pikiranmu dan berdaya diri untuk ditangkap melalui pemikiranmu lalu kamu bisa mengungkapkan, begitulah sekarang jamannya pengetahuan. Dan orang yang padai ngobrol lebat dan pandai menulis, begitulah keadaan zaman sekarang, lalu orang tersebut jarang mengaplikasikan atau jarang mewujudkan apa-apa yang diketahui itu, maka itu jugalah jaman sekarang.



Jaman sekarang, seperti yang telah engkau ketahui ialah bertabur kata-kata, dan jalin menjalin referensi. Begitu juga jaman sekarang: yang mana pada prosesnya, mereka terus menerus untuk menghafalkan dan terus menghafalkan, begitulah orang yang bergiat pada keilmuan, orang yang kemudian menghafalkan tentang keilmuan; maka jadilah mereka dikatakan cerdas terhadap keilmuan itu. 



Telah diketahui, orang-orang mengenalmu pelajar filsafat, maka sudah selayaknya engkau mengerti tentang ketotalitasan dari filsafat itu. sudah saya sering katakan, kau mesti menghafalkan data demi data tentang filsafat secara menyeluruh dan total. Jika sebelum ini, kau mengabaikan perihal biografi dan kau lebih mengedepankan tentang perasaanmu terhadap realitasmu, terhadap kenyataan, atau bahkan kebahagiaan sesaat; maka sekarang, kau penting menguraikan tokoh itu satu persatu; kau uraikan semampu dayamu.



Caranya, tentu kau membaca dulu, lalu melaporkan tentang pembacaanmu itu, kepadaku. Melalui tulisan-tulisanmu. Dan kau melihat orang yang benar-benar serius terhadap filsafat, penting megnetahui kedetailan total terhadap tokohnya juga pemikirannya. sekali pun zaman banyak informasi, maka kau juga penting menyumbangkan tentang informasimu tersebut. kau penting menyumbangkan apa-apa yang kau tangkap, tersebut. tujuannya apa? Untuk menjadikan ‘pengetahuanmu’ semakin memuncak tentang kefilsafatan. 



Kalau kau telah benar-benar lanyah terhadap filsafat, dan kau menawarkan pemikiran baru tentang filsafat, atau gayamu itu menimbulkan sesuatu yang baru: itu suatu kewajaran. Ingatlah tunjuanmu adalah melengkapi apa-apa yang terlewat kau ketahui, memang banyak buku, tapi kau juga penting untuk mengulangi dari buku-buku tersebut.



Kau pernah bertanya, mengapa ulama-ulama itu mengarang kitab? Jawabnya, karena mereka mengulang-ulang terhadap apa yang telah mereka tangkap. Mereka mengawasi diri mereka sendiri, secara ketat dan selektif. Begitu jugakan dengan apa yang terjadi kepadamu saat menulis. 



Bersama dengan itu, maka kau penting menguraikan dulu nama-nama filsuf itu, Taufik, dari era klasik sampai sekarang. Karena kau merasa tertinggal jauh, maka kau bisa memulainya dari yang sekarang menuju yang klasik. Sebab, perkembangan sekarang itu berasal dari yang klasik. 





Jika kau bertanya, bahasa apa yang gunakan untuk menjadi referensi? Jawabnya, bahasa indonesi itu telah banyak orang yang mengkaji filsafat. Masih banyak orang yang mengkaji filsafat. Begitu banyak orang yang menyukai filsafat. Tidka sedikit. Tidak sedikit. Banyak. Banyak. Maka bacalah mereka, bacalah orang-orang yang dikenal filsuf itu. kenanglah, pertanyaan apa itu filsafat bagimu itu telah punah. Telah tewas. Kini kau mulailah menyelami orang-orang yang telah diaku menjadi filsuf. Maka amatilah mereka-mereka yang disebut filsuf. Demikian.

Belum ada Komentar untuk " Menuangkan Penangkapan Filsafat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel