Sudut Pandang Pembacaan (Penangkapan Data ) dan Pemahaman
Senin, 07 Mei 2018
Tambah Komentar
Apa yang kau pikirkan saya melihat peta itu, Taufik? Apakah kau
akan mencari dirimu, seberapa kecil dirimu di antara peta itu? Lalu kau akan
melihat kerumunan orang-orang yang ada, dan bagaimana orang-orang itu
menjalankan kehidupannya? Menjalani proses kehidupannya? Mereka adalah setitik
dari keluasan yang ada. Mereka adalah kecil dari sepersekian besar yang ada.
Lalu apa yang kau baca? Apa yang kau cari dari mengetahui tersebut?
Apakah kau akan mencari tentang kedamaian untuk hidup di antara
peta itu? apakah kau mencari popularitas di antara itu? Apakah kau mencari
kedudukan diantara sepersekian yang banyak itu. dan aku katakan kepadamu, tentang
kehidupan manusia, Taufik:
Manusia itu telah ada dari ribuan tahun lalu, bahkan lebih dari
'angka' ribuan, dan proses kemanusian itu akan berkembang jika terjadi
pertautan di antara dua manusia, yakni laki-lali dan perempuan. Maka lahirlah
anaknya. Namun sebelum itu, manusia itu hidup, Taufik. Artinya hidup, manusia
itu bisa bernapas, bisa merasakan sesuatu tentang alamnya. manusia itu bertemu
dengan manusia lainnya; yang dengan keotomatisannya, manusia membutuhkan
sesuatu untuk menggajal perutnya. secara otomatis, perut itu laksana menuntut
untuk diisi. Lalu orang-orang menyebutnya lapar. Karena lapar, dan alam yang
melimpah: maka manusia memburu sesuatu yang itu berbeda dari jenisnya, hewan
menjadi sesuatu yang diburu.
Dengan tradiri memburu hewan tersebut, maka manusia mampu
mengganjal perutnya, selain itu, manusia bisa memakan sesuatu yang tumbuh dari
lingkungannya, yakni tumbuh-tumbuhan. begitulah asal-usul dasarnya.
Lama-lama, kehidupan mempunyai aturan demi aturan, yakni aturan
terhadap pemburuan; tujuan dengan adanya aturan untuk mengatur apa-apa yang
terjadi di lingkungannya, yang berdaya untuk 'mempertahankan' tentang
keberadaan manusia itu sendiri.
Mempertahankan keberadaan manusia itu, membutuhkan makan, itulah
dasar utamanya. namun proses selanjutnya; ketika manusia semakin menggunakan
akalnya, maka lama-lama manusia itu mempunyai kesibukan terhadap benda-benda
yang 'diciptakan' manusia itu. karena adanya kesibukan benda-benda, maka
manusia semakin sibuk dengan aturan kemanusiaannya.
Saat manusia bertemu dengan kelompok manusia lainnya, maka di
sana ada suatu protes, sebabnya karena bertentangan dengan kelompok yang lain:
jadilah, pertikaian, jadilah peperangan. jadilah bunuh-bunuhan, tujuannya
tentang kekuasaan. tentang kuasa. siapa yang berkuasa, disitulah siapa yang
mengatur.
Sekarang, tahun 2018, keadaan dunia telah menjadi sedemikian
rupa; telah teratur sedemikian rupa, telah tertata sedemikian rupa: tujuannya,
untuk mempertahankan 'keberadaan' manusia itu sendiri, beserta sesuatu yang itu
menyertai kemanusiaannya itu sendiri. Dan gerak-gerik itu, ketika kau membahas
dan mengosentrasikan pada 'pola' pemikiran manusia, maka secara umum, lewat
filsafat akan ditemui:
Bahwa pada abad pertengahan, di sini keislaman mulai menyatu
dengan pemikiran barat, yang ada di spanyol atau romawi: orang-orang eropa,
mulai masuk kepada agama langit. orang eropa, sebagian percaya dengan agama.
yakni agama nasrani. Berjarak waktu, islam datang, dan mampu menguasai
kekuasaan eropa saat itu, yakni kekuasaan kerajaan: Islam masuk ke eropa dan
mampu merubah arus jalannya manusia, karena islam juga menyukai pengetahuan,
islam menghendaki pengetahuan. maka pada saat itu, hingga kemudian: orang-orang
eropa, yang itu bekas dari pemikiran Yunani, mulai kembali dengan rasionya,
dengan akalnya. maka jadilah, kebangkitan, orang-orang mengatakan, Renasains,
kebangkitan ilmu: bersama dengan itu, maka ditemuilah orang-orang yang mulai
membela-kuat-kuat dengan akal. sampai-sampai muncullah orang seperti rene
descartes, dengan klaim: saya berpikir, maka saya ada.
Dengan itu, maka jadilah Pemikiran Modern, bersamaan itu maka
terjadilah, revolusi pengetahuan (Revolusi sains), revolusi industri. yang
dengan itu jadilah tatanan dunia yang sedemikian rupa. sampai tiba sekarang, di
era sekarang yang kau lihat ini:
Adalah hasil dari revolusi sains dan revolusi industri, itulah
yang mewarnai penampakan-penampakan keduniaan. Yang membedakan masa sekarang
dan masa dulu, ialah tentang penampakan, atau masalah keberadaan. Jika dulu orang-orang
tidak bisa berpikir bebas, sekarang orang mampu menjalankan itu, namun penting
diketahui, bahwa di era baru ini, seringkali disebut, era setelah kapitalistik.
kapitalistik adalah era dimana orang-orang kapital (orang-orang besar, yang
mempunyai perusahaan berkuasa terhadap ekonomi) membuat acuan bahwa uang ialah
kuasa. begitulah aturan sekarang: uang adalah kuasa. kekuasaan tanpa uang akan
terasa lemah, sebab, orang-orang di dalam pemikirannya memburu sesuaut terhadap
keuangan, dan dengan keuangan itu, manusia mampu mengungkapkan 'ketotalitas'
dari manusia: mampu 'mengeluarkan' seluruh apa yang dikehendaki oleh manusia.
Artinya, di zaman ini, orang-orang berupaya semampu daya,
mengeluarkan 'kehendak' kemanusiaannya, atau watak tabiat dari manusia itu
sendiri, ingin bersenang-senang dan ingin mengusai manusia yang lain. itulah
watak umum di era sekarang. begitulah
kehendak kuasa itu bekerja. dan begitulah kehidupan, Taufik.
Namun bagimu, ingatlah bahwa manusia itu pada dasarnya ialah
mahluk individu, kalau kau mampu mempertahankan keindividuanmu, artinya
menyerah terhadap apa-apa yang kau kehendaki pada individumu pada realitas,
maka disaat itu, kau akan menjalani kehidupan yang normal sebagaimana manusia.
Apakah bisa dimengerti?
Apakah kau sekarang bisa membaca 'statusmu', membaca dirimu,
yaitu seorang pelajar yang belum selesai terhadap dirinya-sendiri, dan bingung
dengan arah mana yang kau tempuh, sesaat kau sangat menikmati di desa,
menjalani kehidupan yang normal, tapi pemikiranmu belum sempurna, masih sering
dibayangi akan sesuatu yang itu menjadikanmu bertahan di desa, yakni
menyelesaikan keakuanmu, dengan begitu, kau akan menjalani kehidupan yang sarat
dengan persisteman ini dengan menerima sistem dan menjadi rakyat biasa: tapi
perjalananmu, masih diunggulkan tentang akalmu, tentang kuasamu, yang menggoda
dirimu, enggan menjalani kehidupan yang normal dan saling membutuhkan manusia
yang lain.
Ingatlah, di Indonesia telah terjadi aturan yang itu sangat
ketat dan rekat: jika terjadi kesalahan, maka yang salah bukan aturannya,
melainkan manusia yang dihasrati dengan kehendak kemanusiaan, dan itu pun ada
juga di desamu, yang salah ialah manusia yang menunggulkan 'rasa'
kemanusiaannya, seperti dirimu, Taufik, andai kau telah menyelesaikan dirimu
(dan bersabarlah terhadap kasus dirimu itu, Taufik) jalanilah kehidupan yang
biasa, dari proses yang tersistem ini. Tenanglah: begitulah tatanan kehidupan,
tatanan proses kehidupan. Apakah kau mengerti, Taufik? Setidaknya aku telah
menyampaikan, demikian.
2018
Belum ada Komentar untuk "Sudut Pandang Pembacaan (Penangkapan Data ) dan Pemahaman"
Posting Komentar