Pembacaan Teks Tentang Al-Farabi




Kemarin-kemarin saya mencari tentang filsuf islam, al-farabi. Yang terpengaruh oleh aristoteles dan tentunya dengan plato. Dari pencarian itu—proses pencarian—saya dapatkan, cuplikan dari apa yang saya dapatkan itu. 



Tulisan Pak Imam Sukardi (sebenarnya penelitiannya) dalam Jurnal Al-araf, berjudul, Negara dan kepemimpinan dalam pemikiran al farabi, pada abstraknya tertulis:



“Konsep politik Alfarabi merupakan derivasi dari perpaduan antara unsur Platonik, Aristotelian, dan konsep Islam. Negara ideal adalah negara yang mengelaborasi rasa kemanusiaan secara universal, tidak terbatas pada suku dan bangsa tertentu, melaksanakan ketundukan hanya kepada Tuhan, tidak kepada yang lain. Dalam tulisan ini, penulis menginterpretasi karya-karya Alfarabi yang berkaitan langsung dengan pemikiran politiknya, dan karya-karya pendukung lain yang ditulis oleh para pengkaji pemikiran politiknya. Dalam teori politiknya, Alfarabi menekankan bahwa tujuan utama bernegara adalah tercapainya kebahagiaan bagi warga negara. Dengan teori organik, Alfarabi menyatakan bahwa pemerintahan dalam negara itu seperti halnya sistem organisme tubuh manusia, di mana setiap unsur yang ada saling memperkuat untuk mencapai satu tujuan. Negara ideal bagi Alfarabi adalah negara yang bertujuan untuk kesejahteraan warganya, dan yang menjadi pimpinan utama adalah seorang filsuf yang memiliki sifat-sifat Nabi, berpengetahuan luas, dan dapat mengadakan hubungan dengan al ‘aql al fa’al melalui akal mustafad. “



Kemudian tulisan dari Pak Wiyono di jurnal Substansia, dengan judul utama Pemikiran filsafat Al-Farabi yang menuliskan pada abstaknya:



“Al-Farabi adalah filososf muslim yang meletakkan dasar-dasar filsafat Islam secara sistematis dan rinci untuk memudahkan pemahaman bagi orang orang setelahnya, pemikiran filsafatnya dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Yunani. Menurutnya alam ini terjadi dari sebab wujud pertama (Allah) yang melimpah secara bertingkat dan disebut emanasi, sedangkan untuk memperoleh kebenaran para filosof memperolehnya dengan menggunakan kekuatan akal sedangkan para Nabi memperolehnya melalui wahyu yang dituangkan kepada manusia pilihan-Nya. Pemikiran al-Farabi dalam bidang politik seperti negara utama menyerupai konsep Negara idealnya Plato. Pemimpin adalah penggerak pertama masyarakat untuk mendapat kebahagiaan, sebagaimana kedudukan hati dalam jasad, sedangkan anggota tubuh lainnya adalah pembantu untuk menghasilkan kebahagiaan yang dicita-citakan.”



Lalu tulisan Pak Wawan, judul besarnya, Konsep Negara Menurut Al-farabi, pada abstraknya tertulis:



“Pengalaman hidup seseorang (pendidikan, lingkungan budaya, sosial politik) sangat besar pengaruhnya terhadap warna pemikirannya. Demikian juga dengan al-farabi. Kajiannya terhadap pemikiran filsafat Yunani, terutama Aristoteles dan Plato, adanya perubahan situasi sosial politik umat islam saat itu, dan faham keberagamannya, sangat mempengaruhi pemikirannya tentang Negara. Situasi sosial politik yang sedang mengarah kepada ketidakmenentuan membuatnya mengidealkan satu bentuk Negara. Idealisme al-Farabi itu ditunjang dengan bacaannya tentang Negara Kota dari Plato. Di sisi lain ia pun tidak terlepas dari semangat keberagamannya sebagai seorang muslim, sehingga ia memasukkan nilai-nilai agama dalam pemikirannya.”



Dan tujuan saya mengungkapkan ini, atau membentuk suatu tulisan, atau memaparkan ini, setidaknya mengabarkan bahwa itu jugalah yang saya baca, kemudian saya adakan menjadi bentuk tulisan baru. Tulisan yang itu, tentu saja, mengopi apa yang pernah ditulis, apa yang pernah di susun. Dan yang saya kutip, tentu dari sepersekian tulisan yang berhubungan dengan al-farabi, yang tentu melintas pada bola mata saya. Demikian. 





2018

Belum ada Komentar untuk " Pembacaan Teks Tentang Al-Farabi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel