Enggan Mengada
Saya enggan mengada. Artinya tidak mau lebih lama terasa ada. Ada bagi masyarakat di desa saya. Alasannya, saya tidak mau dipertanya dan membingungkan dan diejek sekaligus dihina.
Yang bertanya tentu saja, sebagian orang yang bertemu dan berinteraksi, khususnya keluarga saya. Yang bertanya itu juga yang sekaligus bingung dengan keadaanku. Khususnya keadaan sekolahku, keadaan kuliah.
Mereka bingung karena keadaanku yang tidak jelas. Artinya belum kelar2. Sebenarnya juga tidak bingung, melainkan merasa iba atau kasihan kepadaku. Kasihan karena hidupnya tidak jelas.
Pikir mereka, "Hidup yang jelas ialah setelah selesai kuliah. Bekerja. Mengumpulkan uang lalu menikah. Mempunyai anak. Membuat rumah. Dan berinteraksi kepada manusia lainnya. Mempunyai semangat untuk bekerja dan bertahan hidup."
Diejek, karena statusnya belum kelar2 kuliah. Lebih2 dahulu kala saya pernah kuliah, setahunya orang:
Saya sekolah terus, namun tidak kelar2. Maksudnya tidak selesai kuliah lalu bekerja. Setelah bekerja mengumpulkan uang lalu menikah. Begitulah potret kehidupan.
Karena itulah sebagian orang menghina. Menghina karena belum selesai seperti tadi, belum selesai.
EJEKAN/HINAAN/DORONGAN/MOTIVASI DAN EKSISTENSINYA
Hal2 itu yang diserang (atau disasarkan) bukan hanya kepadaku, melainkan kepada keluarga2ku juga. Saudara2ku yang lain kena sasaran. Alasannya, karena rasa keperdulian kekeluargaan.
Keluarga yang saling perduli. Perduli satu sama lain. Dan itu ditunjukan oleh kata2 atau obrolan atau pembicaraan. Tujuannya:
Menjadi hidup selayaknya manusia. Maksud dari selayaknya ialah manusia yang bekerja, menikah, dan mempunyai anak. Menjalani pola kehidupan yang semestinya.
Soal pekerjaannya, yang pasti bekerja.
Soal menikah, yang pasti menikah.
Dengan begitu menjalani hidup yang alami dan biasa.
Soal 'masalah' pada kehidupan adalah hal yang wajar. Soal problem kehidupan adalah hal wajar. Alasannya, karena hidup memang seperti itu.
Sekurang2nya, ketika saya menikah maka terlepaslah orangtua memikirkannya. Artinya ada orang yang memikirkanku dan mengurusiku. Yakni pendamping hidupku. Maksud dari pendamping hidup ialah mendampingi jalannya hidup.
Karena itulah saya enggan mengada, bahasa lainnya menghindari atau mengalihkan. Sebagaimana manusia yang lainnya, sering mengalihkan atau mengalihkan dari 'pola hidup' (rutinitas) menuju rutinitas yang lainnya.
2019
Belum ada Komentar untuk "Enggan Mengada "
Posting Komentar