Ketika Kau ditanya Siapa Pilihan Presidenmu

"Presiden besok. Kamu memilih siapa besok?" Tanya.

Saya sering mendapatkan pertanyaan itu, lalu kemudian saya tidak akan gegabah untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Proses saya tidak cepat menjawab sering dianggap bahwa saya tidak gesit untuk mengambil keputusan.

Maka suatu ketika, saat saya ditanyakan hal tersebut lalu saya jawab dengan cepat.

Dan kemudian dengan cepat juga saya memberi tambahan.

"Saya memilih tersebut hanya sekedar memilih dan tidak ada kepentingan lebih terhadap pemilihan. Tidak ada kepentingan lebih untuk mengkampanyekan tentang apa yang kupilih.

Saya berpikir begini:

Dalam negara itu ada sistem. Ada aturan. Dan aturan itu, telah tertata rapi dan di susun sedemikian rupa. Sebagaimana yang terfaktakan pada sistem kenegaraan yang ada.

Sementara kefaktaan saya, masih sibuk untuk menyelamatkan diri sendiri, menyelamatkan pekerjaan saya dan menjalani aktivitas keindividuan saya.

Saya bukanlah tim kampanye. Saya bukan tim partai. Saya bukan tim sukses pemilu.

Artinya, saya tidak mendapatkan upah terhadap apa yang saya lakukan tentang 'kepresidenan' ini.

Zaman ini, zaman uang, apa-apa berhubungan dengan uang. Para tim partai, tim sukses, dan tim-tim lainnya, mendapatkan uang dari apa yang dilakukan.

Yang utama, bagiku ialah bergerak (bekerja) dan lalu mendapatkan uang. Tatkala mendapatkan uang, maka menjalani kehidupan yang biasa, yang berinteraksi dengan keuangan. Syukur kalau kerjaku, kelak, pegawai negeri sipil, maka saya akan konsentrasi terhadap pekerjaanku (harapanku) dan mudah2an tidak tergoda akan kekuasaan dan tidak tergoda akan sesuatu yang bernama uang.

Kalau tidak seperti itu, ya tetap biasa bekerja. Bekerja mendapatkan uang untuk kebutuhan hidup. Hidup yang biasa dan ala kadarnya. Lalu kami berharap, untuk taat kepada-Nya, sebisanya, agar makna hidup itu tidak terburu soal keuangan.

Artinya lagi, kalau kita berbeda, itu adalah kewajaran. Dan saya harap, kalau kau tidak ada kepentingan tentang 'pemilihan' presiden: alangkah baiknya, bisa saja menyikapinya.

Kalau kau suka politik, alangkah baiknya membaca2 perihal politik itu sendiri. Termasuk situasi politik yang ada di Indonesia.

Demikian.

Belum ada Komentar untuk "Ketika Kau ditanya Siapa Pilihan Presidenmu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel