Jadilah Seorang Reporter
Kamis, 27 September 2018
Tambah Komentar
Jikalau Kau ingin Jadi Reporter - Karena kau mampu menulis, jadilah reporter. Tidak usah muluk-muluk pencarian repoterter itu seperti apa? Melainkan dialah orang yang mengabarkan fakta-fakta, artinya berkaitan erat dengan sosial dan hukum-hukum penampakan. artinya, penampakan itu (fenomena) adalah hal yang dituliskan. Dengan seperti itu, arah tulisanmu, pastilah akan jelas arahnya, yakni sosial yang ada. artinya lagi, bila pun kau mewancarai orang, tujuannya adalah dia yang diwawancarai. Tujuanmu adalah menuliskan hasil dari wawancara.
Wawancara berarti kau melakukan obrolan, akan tetapi, haruslah kau ketahui, untuk mendapatkan data yagn sebenarnya, baiknya kau tidak menggunakan jurus pemikiranmu, melainkan yang kau butuhkan data-data yang ada di dalam pikiran mereka. Biarkan mereka mengungkapkan hal-hal tersebut. biarkan mereka mengungkapkan yang itu ada di dalam pikiran mereka. Tujuanmu adalah mewancarainya. Hanya itu. tidak perlu serta melibatkan dirimu.
Jika begitu, maka terjadi percakapan yang dingin, dan si dia adlaah menjadi sumbermu. Menjadi nara sumber untuk diwancarai, dan obrolan tentu saja menjadi obrolan satu arah, dan hanya ada kepentingan satu belaka, yakni kepentinganmu.
Namun, hanya dengan cara seperti itu, kau mampu mempunyai kepentingan. Alih-alih untuk kepentinganmu, padahal itu adalah kepentingan si orang yang diwawancarai. Tentu saja, tema yang digunakan, karena ini semodel dari wawancara, maka perlu adanya dasar-dasar sebelum adanya teknik wawancara itu belangsung.
Artinya, pemikiran itu memang telah ada, namun pihak dari peneliti tidak boleh membawa pemikirannya, sebabnya ada objek yang diteliti. Ada objek yang diamati.
Yang diamati itulah ‘nara sumbernya’. Jika kau bertanya yang itu satu arah. Tentu saja, pembicaraanmu ini bakal terkesan formal dan sangat kental. Apalagi hal itu bersifat sementara tentu saja jawaban yang diberi mampu saja ‘kesementaraan’ artinya tidak bakal berlangsung lama. Bersamaan dengan itu, maka untuk teknik wawancara harus ada kejelasan dari apa yang hendak diwawancarai.
Suatu kejelasan itu lalu menjadi tertulis; menjadi tulisan. Setelah menjadi tulisan, maka itu menjadi kabar. Menjadi kabar yang itu brkaitan dengan data kenangan. Sementara itu, kehidupan selalu saja berjalan. namun sekarang, berperanlah dirimu sebagai orang yang mewancarai nara sumber, siapapun itu mampu menjadi nara-sumber.
Atau engkau mengamati, dengan cara melihat kejadian yang berlaku setiap harinya. Setiap harinya. Dan kamu menjadikan itu sebagia fenomena, lalu tinggal membandingkan dengan teori yang berlaku. Itu juga bisa, Taufik: model semacam ituad adalah model deskripsi. Pendeskripsian dari keadaan yang terjadi, di sana tidak menawarkan solusi akan tetapi mendeskripsikan sesuatu yang itu umum terjadi. dan kau juga bisa mengungkapkan hal itu.
Artinya lagi, kalau berupaya mengungkapkan itu, maka pasti bakal melepaskan sesuatu yang namanya prasaan, karena itu sekedar mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi. mengungkapkan realitas yang terjadi. dan kau melihat itu dengan kaca mata keadaan, kalau kau hendak mengamati tentang pendidikan yang ada di wargomulyo, maka baiknya, kau mengtahui tentang tempat pendidikan itu; kau penting mendata tentang pendidikan-pendidikan itu. hingga kemudian, kamu bisa mengungkapkan data-data pendidikan itu. begitu, Taufik. dan itu juga bisa menjadi bahan-bahan untuk kau tuliskan.
Tujuan penulisan, adalah mengungkapkan fakta-fakta, jika kemudian adanya kritik atau berkaitan dengan ideologimu, atau berkaitan dengan arahmu, tentu saja, itu adalah hak-hakmu. Itu adalah terserah dengan dirimu, karena kau adalah si penulis itu.
Alasan kau membagikan itu adalah menjadikan sesuatu yang fakta menjadi kata. ketika fakta itu menjadi kata-kata. maka melihat keadaan yang senyatanya, disana akan ada pembicaraan tentang fakta yang sesungguhnya. Ketika hal itu diungkapkan; maka disana ada respon tentang apa yagn diungkapkan, dengan begitu, maka kau akan terbantu untuk menjawab apa-apa yang berkaitan dengan masalahmu. Artinya, kau disini tidak berjuang secara sendiri. disinilah kau mengeluh, disinilah kau membicarakan dirimu; membutuhkan bantuan orang-orang untuk bergerak bersama, melangkah bersama dan cita-cita bersama.
Wawancara berarti kau melakukan obrolan, akan tetapi, haruslah kau ketahui, untuk mendapatkan data yagn sebenarnya, baiknya kau tidak menggunakan jurus pemikiranmu, melainkan yang kau butuhkan data-data yang ada di dalam pikiran mereka. Biarkan mereka mengungkapkan hal-hal tersebut. biarkan mereka mengungkapkan yang itu ada di dalam pikiran mereka. Tujuanmu adalah mewancarainya. Hanya itu. tidak perlu serta melibatkan dirimu.
Jika begitu, maka terjadi percakapan yang dingin, dan si dia adlaah menjadi sumbermu. Menjadi nara sumber untuk diwancarai, dan obrolan tentu saja menjadi obrolan satu arah, dan hanya ada kepentingan satu belaka, yakni kepentinganmu.
Namun, hanya dengan cara seperti itu, kau mampu mempunyai kepentingan. Alih-alih untuk kepentinganmu, padahal itu adalah kepentingan si orang yang diwawancarai. Tentu saja, tema yang digunakan, karena ini semodel dari wawancara, maka perlu adanya dasar-dasar sebelum adanya teknik wawancara itu belangsung.
Jika Kau Ingin Menjadi Seorang Reporter
Hal ini seperti penelitian ilmiah itu taufik, yakni menggunakan metode lapangan. Metode wawanacara, yang didalamnya, kamu terlibat aktif di masyarakat yang diwawancarai; untuk mendapatkan hasil, maka perlu metode penyimpulan keputusan. Itulah gunanya metode penelitian. Untuk menjawab hal tersebut. untuk menjawab hal-hal tersebut.Artinya, pemikiran itu memang telah ada, namun pihak dari peneliti tidak boleh membawa pemikirannya, sebabnya ada objek yang diteliti. Ada objek yang diamati.
Yang diamati itulah ‘nara sumbernya’. Jika kau bertanya yang itu satu arah. Tentu saja, pembicaraanmu ini bakal terkesan formal dan sangat kental. Apalagi hal itu bersifat sementara tentu saja jawaban yang diberi mampu saja ‘kesementaraan’ artinya tidak bakal berlangsung lama. Bersamaan dengan itu, maka untuk teknik wawancara harus ada kejelasan dari apa yang hendak diwawancarai.
Suatu kejelasan itu lalu menjadi tertulis; menjadi tulisan. Setelah menjadi tulisan, maka itu menjadi kabar. Menjadi kabar yang itu brkaitan dengan data kenangan. Sementara itu, kehidupan selalu saja berjalan. namun sekarang, berperanlah dirimu sebagai orang yang mewancarai nara sumber, siapapun itu mampu menjadi nara-sumber.
Atau engkau mengamati, dengan cara melihat kejadian yang berlaku setiap harinya. Setiap harinya. Dan kamu menjadikan itu sebagia fenomena, lalu tinggal membandingkan dengan teori yang berlaku. Itu juga bisa, Taufik: model semacam ituad adalah model deskripsi. Pendeskripsian dari keadaan yang terjadi, di sana tidak menawarkan solusi akan tetapi mendeskripsikan sesuatu yang itu umum terjadi. dan kau juga bisa mengungkapkan hal itu.
Artinya lagi, kalau berupaya mengungkapkan itu, maka pasti bakal melepaskan sesuatu yang namanya prasaan, karena itu sekedar mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi. mengungkapkan realitas yang terjadi. dan kau melihat itu dengan kaca mata keadaan, kalau kau hendak mengamati tentang pendidikan yang ada di wargomulyo, maka baiknya, kau mengtahui tentang tempat pendidikan itu; kau penting mendata tentang pendidikan-pendidikan itu. hingga kemudian, kamu bisa mengungkapkan data-data pendidikan itu. begitu, Taufik. dan itu juga bisa menjadi bahan-bahan untuk kau tuliskan.
Tujuan penulisan, adalah mengungkapkan fakta-fakta, jika kemudian adanya kritik atau berkaitan dengan ideologimu, atau berkaitan dengan arahmu, tentu saja, itu adalah hak-hakmu. Itu adalah terserah dengan dirimu, karena kau adalah si penulis itu.
Alasan kau membagikan itu adalah menjadikan sesuatu yang fakta menjadi kata. ketika fakta itu menjadi kata-kata. maka melihat keadaan yang senyatanya, disana akan ada pembicaraan tentang fakta yang sesungguhnya. Ketika hal itu diungkapkan; maka disana ada respon tentang apa yagn diungkapkan, dengan begitu, maka kau akan terbantu untuk menjawab apa-apa yang berkaitan dengan masalahmu. Artinya, kau disini tidak berjuang secara sendiri. disinilah kau mengeluh, disinilah kau membicarakan dirimu; membutuhkan bantuan orang-orang untuk bergerak bersama, melangkah bersama dan cita-cita bersama.
Belum ada Komentar untuk "Jadilah Seorang Reporter"
Posting Komentar