Nasihat: Anak itu Titipan dari Gusti Pangeran, Allah





Anak itu adalah titipan dari-Nya, jadi jangan bangga seakan-akan kamu benar-benar memiliki dirinya, sebab dia itu titipan dari-Nya, yang penting kamu sayangi dan patut di syukuri; entah bagaimana pun wujudnya, bagaimana pun jenisnya, tetap saja engkau harus mensyukuri apa-apa yang telah dititipkan kepadamu, sebab anak itu titipan dari-Nya (dan saya mengulangi diksi titipan, supaya engkau tidak berbangga diri dan mengaku-akukan bahwa itu anakmu dengan kemutlakan, karena itu terlahir dari rahimmu, lantas dengan 'bangga' engkau berkata: ini adalah anakku, yang karena aku ada maka anak ini ada. Ingatlah, bahwa Allah telah menakdirkan apa-apa tentang jalinan waktumu, telah menyulamkan cerita buat dirimu, dan statusmu haruslah menerima dengan kemutlakan bahwa itu telah ditakdir oleh-Nya) dan kita mampunya berupaya, berusaha, semampu daya untuk menjalankan apa-apa yang telah ditakdirkan oleh-Nya, kita berusaha semampu daya untuk 'membentuk' anak sedemikian rupa, supaya mengantarkan dia dekat dengan penguasanya, yakni Allah. Yang selanjutnya, kita tidak boleh mengejek-ejek atau pun membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lainnya, atau bahkan menghina tentang 'keberwujudan' tentang manusia;

Andai kata anak kita yang terkena sesuatu yang berbeda dari kalangan manusia umumnya, bukankah kita merasa terluka? Itu sebabnya, janganlah menghina tentang anak-anak; yang itu entah 'keberwujudannya' tentang kepandaiannya, tentang keburukannya, sebab hal itu telah  ditakdirkan oleh-Nya.

Sekarang, bagaimana respon kita jika anak kita berbeda dengan lainnya, dan itu tidak umum seperti anak-anak yang lainnya?

Ketahuilah, bahwasanya setiap anak itu berbeda dengan anak yang lainnya, setiap individu itu memang berbeda dengan yang lainnya; maka janganlah merasa kecil hati terhadap apa-apa yang terjadi dengan anakmu; ambillah 'hikmah' atau pelajaran dengan apa-apa yang terjadi denganmu, jika itu berat: ingatlah, bahwa semua telah ditakdir oleh-Nya, dan manusia mampunya berupaya dan berusaha, pada akhirnya keputusan ada pada Allah.

Jika dikatakan, "Aku tidak menerima, dan Allah tidak adil! Mengapa aku diberi takdir yang demikian? Apa salahku?"

Jawabku, ketidak-terimaanmu itu adalah wajar, itu adalah dari sisi kemanusiaanmu, maka anjurannya, tetaplah engkau memegang prinsip bahwa Allah itu maha adil, bahwa Allah itu telah memberikan apa-apa yang itu sesuai dengan dirimu. Pasti ada pelajaran yang engkau dapat dari keberadaannya; bisa jadi, engkau menjadi manusia yang bijak dan pengertian terhadap manusia lainnya; bisa jadi engkau menjadi orang yang lebih mengurusi tentang anak-anakmu dan mendidik mereka dengan baik, untuk lebih mengingat kepada-Nya, untuk lebih dekat dengan-Nya, dan menjadikan lidahmu menjadi bijak tentang apa-apa yang terjadi.

Jika masih dikatakan, “Aku tidak menerima, dan Allah tidak adil. Mengapa aku diberi takdir yang demikian? Apa salahku?”

Jawabku, Begitulah waktu manusia pada umumnya; tatkala ditimpa musibah mengeluh, padahal banyak hal yang harus disyukuri, atau tatkala ditimpa bahagia lalai untuk bersyukur dan memuji kepada-Nya. Harusnya, tetaplah memegang teguh kepada-Nya, bahwa semua adalah milik-Nya, dan apa pun telah ditakdir oleh-Nya, manusia mampunya berupaya.

Yang pasti, ingatlah, bahwa anak itu titipan dari Allah, dan kita hanya mampu menerima apa-apa yang dititipkan; bukankah kita juga termasuk anak yang dititipkan dari-Nya? Maka tetaplah engkau menghormati kedua orang-tuamu, yang menyanyangimu saat engkau masih kecil. Sayangilah mereka. Namun, tetaplah ingat, bahwa apa-apa telah ditakdirkan oleh-Nya, Allah, sebab kita percaya bahwa semua adalah kuasa-Nya dan semua adalah milik-Nya dan semua akan kembali kepada-Nya.

Demikian.

Belum ada Komentar untuk "Nasihat: Anak itu Titipan dari Gusti Pangeran, Allah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel