Nasihat: Anak itu Titipan dari Gusti Pangeran, Allah
Kamis, 20 April 2017
Tambah Komentar
Anak
itu adalah titipan dari-Nya, jadi jangan bangga seakan-akan kamu benar-benar
memiliki dirinya, sebab dia itu titipan dari-Nya, yang penting kamu sayangi dan
patut di syukuri; entah bagaimana pun wujudnya, bagaimana pun jenisnya, tetap
saja engkau harus mensyukuri apa-apa yang telah dititipkan kepadamu, sebab anak
itu titipan dari-Nya (dan saya mengulangi diksi titipan, supaya engkau tidak
berbangga diri dan mengaku-akukan bahwa itu anakmu dengan kemutlakan, karena
itu terlahir dari rahimmu, lantas dengan 'bangga' engkau berkata: ini adalah
anakku, yang karena aku ada maka anak ini ada. Ingatlah, bahwa Allah telah
menakdirkan apa-apa tentang jalinan waktumu, telah menyulamkan cerita buat
dirimu, dan statusmu haruslah menerima dengan kemutlakan bahwa itu telah
ditakdir oleh-Nya) dan kita mampunya berupaya, berusaha, semampu daya untuk
menjalankan apa-apa yang telah ditakdirkan oleh-Nya, kita berusaha semampu daya
untuk 'membentuk' anak sedemikian rupa, supaya mengantarkan dia dekat dengan
penguasanya, yakni Allah. Yang selanjutnya, kita tidak boleh mengejek-ejek atau
pun membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lainnya, atau bahkan menghina
tentang 'keberwujudan' tentang manusia;
Andai
kata anak kita yang terkena sesuatu yang berbeda dari kalangan manusia umumnya,
bukankah kita merasa terluka? Itu sebabnya, janganlah menghina tentang
anak-anak; yang itu entah 'keberwujudannya' tentang kepandaiannya, tentang
keburukannya, sebab hal itu telah
ditakdirkan oleh-Nya.
Sekarang,
bagaimana respon kita jika anak kita berbeda dengan lainnya, dan itu tidak umum
seperti anak-anak yang lainnya?
Ketahuilah,
bahwasanya setiap anak itu berbeda dengan anak yang lainnya, setiap individu
itu memang berbeda dengan yang lainnya; maka janganlah merasa kecil hati
terhadap apa-apa yang terjadi dengan anakmu; ambillah 'hikmah' atau pelajaran
dengan apa-apa yang terjadi denganmu, jika itu berat: ingatlah, bahwa semua
telah ditakdir oleh-Nya, dan manusia mampunya berupaya dan berusaha, pada
akhirnya keputusan ada pada Allah.
Jika
dikatakan, "Aku tidak menerima, dan Allah tidak adil! Mengapa aku diberi
takdir yang demikian? Apa salahku?"
Jawabku,
ketidak-terimaanmu itu adalah wajar, itu adalah dari sisi kemanusiaanmu, maka anjurannya,
tetaplah engkau memegang prinsip bahwa Allah itu maha adil, bahwa Allah itu
telah memberikan apa-apa yang itu sesuai dengan dirimu. Pasti ada pelajaran
yang engkau dapat dari keberadaannya; bisa jadi, engkau menjadi manusia yang
bijak dan pengertian terhadap manusia lainnya; bisa jadi engkau menjadi orang
yang lebih mengurusi tentang anak-anakmu dan mendidik mereka dengan baik, untuk
lebih mengingat kepada-Nya, untuk lebih dekat dengan-Nya, dan menjadikan
lidahmu menjadi bijak tentang apa-apa yang terjadi.
Jika
masih dikatakan, “Aku tidak menerima, dan Allah tidak adil. Mengapa aku diberi
takdir yang demikian? Apa salahku?”
Jawabku,
Begitulah waktu manusia pada umumnya; tatkala ditimpa musibah mengeluh, padahal
banyak hal yang harus disyukuri, atau tatkala ditimpa bahagia lalai untuk
bersyukur dan memuji kepada-Nya. Harusnya, tetaplah memegang teguh kepada-Nya,
bahwa semua adalah milik-Nya, dan apa pun telah ditakdir oleh-Nya, manusia
mampunya berupaya.
Yang
pasti, ingatlah, bahwa anak itu titipan dari Allah, dan kita hanya mampu
menerima apa-apa yang dititipkan; bukankah kita juga termasuk anak yang
dititipkan dari-Nya? Maka tetaplah engkau menghormati kedua orang-tuamu, yang
menyanyangimu saat engkau masih kecil. Sayangilah mereka. Namun, tetaplah
ingat, bahwa apa-apa telah ditakdirkan oleh-Nya, Allah, sebab kita percaya
bahwa semua adalah kuasa-Nya dan semua adalah milik-Nya dan semua akan kembali
kepada-Nya.
Demikian.
Belum ada Komentar untuk "Nasihat: Anak itu Titipan dari Gusti Pangeran, Allah"
Posting Komentar