Kendala Bahasa
Selasa, 04 April 2017
Tambah Komentar
Perlukah kita menggunakan bahasa jawa di zaman seperti sekarang ini? Di zaman yang anak-anak sudah sering dan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dan bahkan sangat-sangat dianjurkan untuk menggunakan bahasa inggris atau pun arab, sebab diantara keduanya adalah bahasa internasional, yang anak-anak didik telah terlatih untuk menggunakan bahasa itu; yakni bahasanya orang timur juga bahasanya orang barat. Jika kita mengelak, maka secara otomatis anak-anak akan menggunakan bahasa itu, sebab itu tuntutan akan nilai akademisi nilai sebuah ‘realitas’ dan bahasa jawa, tidak dipergunakan kecuali dalam hal yang bukan formalitas; terlebih lagi, bahasa jawa digunakan sekedar untuk bertutur kata yang itu adalah tentang hal-hal yang berhubungan dengan ‘hal-hal’ nyata, sementara kenyataan zaman sekarang telah bergeser makna; menjadi hiper-realitas. Yakni, sesuatu yang melampaui realitas. Hal itu terjadi, karena maraknya transportasi dan telekomunikasi; bahasa ringkasnya adalah keterpengaruhan teknologi.
Jangan anggap remeh tentang technology, sebab teknologi atau dunia permesinan telah mewabah di daerah kita, telah menjadi ‘kebiasaan’ dalam kehidupan kita, telah menjadi ‘kewajiban’ untuk kita; jika kita menghelak, maka anak-anak akan berteriak untuk mendapatkan itu, sebab tujuan dari perkembangan sains adalah untuk mempermudahkan urusan kemanusiaan. jika kita menghelak itu, maka kita tidak bisa kedatangan itu; fakta, kita menggunakan listrik, menggunakan internet, menggunakan transportasi, menggunakan telekomunikasi.
Yang kemudian, keterpengaruahan itu adalah tentang bahasa. Dalam bukunya, I. Bambang Sugiharto, ‘Postmodern: Tantangan Bagi Filsafat’ di sebutkan bahwa persoalan di zaman sekarang ini adalah tentang bahasa (bukan berarti persoalan yang lebih mendasar tentang bahasa, namun dia menitik fokuskan kepada persoalan yang sering marak adalah tentang ‘permainan-bahasa’). Dan sekarang, telah terang untuk mengklaim persoalan yang sangat riskan dalam sebuah kenyataan, yakni tentang bahasa.
Bagi saya, hampir-hampir bahasa jawa pudar, sebab dimana kita mempergunakan bahasa daerah dan untuk apa kita mengaktifkan bahsa daerah? Sementara formalitas mengajak untuk menjadi bahasa yang satu; yakni bahasa nasional. Yang mana, pengaruhnya begitu kuat, dalam lembaga pendidikan.
Tentunya, tujuan para pengajar menyampaikan bahasa menjadi nasional, dan mengajarkan kuat-kuat kepada peserta didik dengan menggunakan bahasa nasional; sebab tawaran ‘pengetahuan’ yang ada adalah berkaitan dengan bahasa; sementara ukuran kesopanan hari ini berkaitan dengan realitas, sementara realitas telah bergeser menjadi hiper-realitas; yang dimaksud hiper-realitas yakni realitas yang ditawarkan melampaui ‘realitas-yang-sesungguhnya’ yakni, realitas nasioanal dan bahkan realitas internasional.
Keberadaan bahasa inggris dan bahasa arab memang tidak bisa dihelak untuk datang, dan penting untuk dikaji lebih mendalam; sebab keduanya sangat berkaitan, apalagi pada suatu daerah yang itu bernilaikan akan realigius islam. Maka secara otomatis, para pelajar dituntut-keras untuk mengetahui bahasa-bahasa yang sedang menghampirinya; tawaran bahasa inggris ada dimana-mana, begitu juga dengan bahasa arab, begitu juga dengan bahasa Indonesia.
Jika dipersentasikan: berapa banyak diantara bahasa-bahasa itu bertebar di Negara Indonesia? Berapa banyak pengaruhnya bahasa-bahasa tersebut dalam pemikiran manusia?
Jawabnya, tentu begitu banyak bahasa-bahasa itu bertebar di Negara Indonesia yang mengumum; dengan ukuran, technology sarat dengan bahasa inggris, tawaran realitas bertebaran tentang bahasa Indonesia, dan juga tawaran realitas menawarkan bahasa arab; semacam nama-nama masjid, atau nama-nama manusia, atau tentang pengetahuan islam, yang secara otomatis harus menggunakan bahasa arab.
Tentunya, tujuan menguasai bahasa adalah memahami apa yang meyambanginya, apa yang dikelauarkannya, apa yang dimatainya. Sehingga dari sisi keagamaan, mengerti apa yang diucapkan, dari sisi technology, mengerti tentang apa yang diinformasikan, dan dari sisi realitas adalah tawaran bahasa Indonesia untuk menjembatani dua bahasa internasional tersebut.
Kembali ke masalah dasar: perlukah kita menggunakan bahasa daerah di zaman seakrang ini? lalu seberapa penting kita menggunakan bahasa daerah di zaman sekarang ini?
Jawabnya, untuk saat ini masih perlu, namun lambat laun, maka kepentingan itu mulai bergeser tentang ‘penting’ menjadi ‘tidak-penting’, sebab tawaran pengetahuan adalah tentang bahasa nasional, dan orang tua yang berupaya mencerdaskan anaknya, maka harus menggunakan bahasa Indonesia; tujuannya tatkala ‘belajar’ atau membaca maka cepat menempel pelajaran. Sebab teks-teks pelajaran menggunakan bahsa nasional. Jika mereka masih menggunakan bahasa daerah, maka kecepatan ‘berpikir’ menjadi dua kali lipat saat membaca;
Hal itu juga terjadi dengan model-model pembacaan yang lain, yang mana setiap pembacaan tatkala bukan menjadi bahasa-aslinya, maka akan berpikir dua-kali, sebab ‘bahasa orang berpikir’ adalah dengan bahasa aslinya, artinya untuk memahamkan yang dipikirkan adalah penting diterjemahkan ke dalam bahasa aslinya. Sehingga upaya-upaya orang pelajar atau orang bahasa menawarkan untuk memfokuskan bahasa nasional sebagai bahasa dasar atau bahasa kebiasaan. Dan itu pun masih tahap awal, sebab pendidikan zaman sekarang ini, lebih menekankan tentang bahasa internasioanal; dan dari itu maka terlihat terang tentang kendala-kendala utama kita, yakni berkaitan bahasa, yang dengan itu, maka kelak akan terkabulkan untuk menguasai bahasa, yang selanjutnya memperngaruhi tentang eksistensi dan esensi dari kemanusiaannya itu sendiri; entah itu dalam hal eknomi, atau pun dalam agama.
Tawaran ekonomi, karena dari banyaknya lowongna pekerjaan, dianjurkan untuk berbabhasa inggirs. Selanjutnya tentang agama : tatkala orang enar-benar ingin mengetahui ibadahnya, tentu harus menguasai bahasa yang sering diucpakan itu, kalau tidak mengetahui bagaimana mampu memahami bahasa. Dan bahawa Indonesia, adalah menjembatani tentang hal tersebut.
Begitu..
Belum ada Komentar untuk "Kendala Bahasa "
Posting Komentar