Nasihat: Tunjukan Melalui Pergerakan-Tubuhmu








Sudahlah, Taufik, jangan sering berkoar tentang keagamaan; jangan berbusa tentang keagamaan, sekali pun engkau melihat dengan terang banyak orang yang berkoar tapi lalai menjalankan keagamaan, sekali pun engkau melihat orang-orang pamer tentang busa-busa kata-kata beragama: sekarang, sibukkan dirimu tentang praktek keagamaan. Sibuk dan kencangkan dirimu untuk lebih aktif mempraktekkan tentang keagamaan.



Prakteklah tentang doa-doa yang diajarkan kanjeng nabi.

Prakteklah perilaku-perilaku yang ditawarkan kanjeng nabi.

Tirulah sekali lagi tentang kanjeng nabi



Jika engkau kurang mengetahui, ataulah tidak mengetahui, disinilah kekosongan pengetahuanmu tentang kanjeng nabi, maka engkau penting sekali lagi, belajar tentang kekanjeng-nabian; caranya, tentu engkau harus sering-sering membaca tentang al-quran dan hadist; sebab dari membaca keduanya tersebut, engkau akan 'melihat' bagiamana kanjeng nabi.



Zaman sekarang, ilmu memang semakin terbuka, tapi ingatlah, Allah itu senantiasa ada, Taufik. Allah itu senantiasa mengawasi. Apakah engkau lupa hal tersebut? Apakah engkau sengaja melalaikan bahwa Allah itu ada?



Sungguh, penyampaian saya kepadamu adalah mengajarkan engkau harus mawas diri, dan lebih 'mempraktekkan' keagamaan; bukankah engkau melihat dengan mata kepalamu sendiri, di zaman seperti sekarang ini, banyak orang yang berpengetahuan agama, tapi seakan melalaikan bahwa allah itu ada, dan allah itu mengawasi gerak-geriknya? Maka engkau, senantiasalah ingat, bahwa allah itu tetap mengawasi gerak-gerikmu dan Allah itu tidak tidur, Taufik.



Sekarang, uruslah dirimu sendiri, kencangkan dirimu terhadap praktek keagamaan.

Sekarang, uruslah dirimu sendiri, praktekkan dirimu terhadap ilmu yang telah engkau dapati.



Dan tahanlah, lidahmu untuk mengabarkan tentang keagamaan; sungguh telah banyak orang yang mengabarkan keagamaan. sungguh teramat banyak orang yang mengabarkan keagamaan, entah itu lewat buku, atau lewat media, atau lewat internet, atau lewat televisi, atau lewat tulisan-tulisan; dan tugasmu, adalah menyampaikan kepada mereka tetang realtiasmu, tentang kenyataanmu, tentang praktek keagamaanmu; tentang praktek ketauhidanmu, tentang praktek pengetahuan fikihmu. Dan tahanlah lidahmu untuk berkoar-koar tentang agama; jangan sindir-sindirkan orang-orang untuk lebih taat kepada agama; ingatlah Allah itu Maha Perkasa, Allah itu Maha Berkehendak, dan Allah itu Maha Perkasa, Taufik: Apakah engkau tidak tahu makna Allah itu Maha Perkasa? Apakah engkau tidak paham bahwa Allah itu maha Perkasa?



Bukankah engkau telah mengetahui, zaman sekarang, kendala utama terletak pada 'epistemology'? maka mengapa engkau tidak sibukkan dirimu pada sisi epistemology diri sendirimu? Ya! Selamatlah dirimu, jangan gegabah menyelamatkan orang lain, selamatkanlah dirimu, Taufik. Selamatkanlah dirimu dari realitasmu dari tekanan akhiratmu kelak, bukankah engkau termasuk orang yang percaya? Maka "mengapa engkau 'lunturkan' rasa percayamu? Jangan! Jangan lunturkan rasa percayamu; namun, buktikan rasa percayamu dengan praktek keagamaanmu. Jika ada yang berkata:

"Mengapa engkau tidak menyampaikan kepada mereka tentang agama?"



Jawabmu, aku telah menyampaikan kepada mereka tentang agama.



Jika ada yang berkata, "Apa dalilnya engkau melakukan hal-hal tersebut jika itu berkaitan dengan agama?"



Jawabmu, tidakkah terlalu banyak dalil untuk menjalankan keagamaan?



Jika ada yang berkata, "Sampaikanlah Al-quran walau satu ayat?"



Jawabmu, aku telah menyampaikan. Bahkan tentang beberapa ayat.



Jika ada yang berkata, "Mengapa engkau tidka sering menyampaikan yang itu dengan bahasa arab?"



Jawabmu, aku telah menyampaikan keagamaan yang itu dengan bahasa arab: buktinya, aku menunaikan azan, iqomat, dan aku shalat: bukankah itu semua berbahasa arab?



Dan akan lebih baik, jika engkau mampu menahan jawabaan yang ingin engkau keluarkan; engkau lebih memilih diam, dibanding menjawab pertanyan. Lebih baik menunduk, dan tersenyum, atau berkata dengan intonasi yang lembut yakni, "Perlukah saya menjawab pertanyaanmu? atau, seberapa penting engkau ingin mendengar dari diriku? atau, mengapa engkau penting menjawab pertanyaan dariku?" Sebab, zaman sekarang ini, seringkali orang bertanya yang itu, berdaya diri untuk dirinya menjawab yang itu buatmu; maka wujudkanlah apa yang ingin menjadi kemauannya, jika engkau mempunyai waktu. Katakan, "Apa yang hendak ingin kamu sampaikan kepadaku? Sampaikanlah, sungguh aku masih mempunyai waktu untuk mendengar apa yang ingin kamu sampaikan kepadaku?"



Selanjutnya, tetaplah engkau diam, tutuplah mulutmu semampu-mampu dirimu, jadilah orang yang diam tentang agama, jika telah masanya engkau menyampaikan, maka sampaikanlah dengan terang dan gamblang, dan tetaplah engkau sampaikan; bahwa tujuan menyampaikan adalah sesungguhnya, paling utama, adalah menyampaikan kepada diri sendiri; jika pun yang lain merasa terbutuhkan, maka sungguhlah aku 'mengingatkan' tentang apa yang telah engkau ketahui; diam itu lidahmu, tapi gerak-tubuhmu, tetaplah engkau berjalan. Diam itu bibirmu, tapi gerak-tubuhmu, tetaplah engkau berjalan. Bukankah engkau telah mengetahui bahwa zaman sekarang, yang kurang adalah tentang praktek tentang keagamaan; maka mengapa engkau tidak menjalankan tentang keagamaan? Bukankah engkau juga manusia beragama? Ya! Tetaplah semangat untuk praktek keagamaan, mudah-mudahan allah menggiringmu menuju paham keagamaan dan diajarkan tentang mempermudah tentang keagamaan; bersabarlah. Bersabarlah.



2017

Belum ada Komentar untuk " Nasihat: Tunjukan Melalui Pergerakan-Tubuhmu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel