PUISI-PUISI HIDAYAT TF
Rabu, 26 April 2017
Tambah Komentar
Bagaimana Rasa Dekatmu Dengan Gurumu
Bagaimana rasa-dekatmu dengan gurumu?
engkau merasakan dekatmu seperti diriku kepadamu
tapi aku melihat engkau lebih merekat dengan gurumu
karena engkau mewaktu dalam cengkraman waktunya
oh nestapanya aku melekatkan diri kepadamu
menjadi gundukan rindu yang berjarak denganmu
yang padahal saat bersamamu
tak kutahu juga apa mauku
malah padam harap dan padam segala cita
seakan engkau senantiasa berkata,
"Kenapa juga kita memberatkan diri kepada sesuatu yang bernama hidup yang itu sarat kenamaan dan tentang perujian;
maka mengapa tidak semampu daya bersembunyi di ruang-ruang yang damai
dan menjalani perwaktuan sarat dengan cinta, sekali pun cinta yang sedikit tapi kita bahagia.
untuk apa tinggi cita bila kita dibajui gundah?
untuk apa populer nama bila kita dinodai fitnah?
untuk apa tinggil ilmu bila kita dibajui bangga?
maka mengapa kita tidak semampu daya bersembunyi
menikmati jalinan waktu, sarat dengan damai
bahagia bersama 'realitas' hidup yang memang
timpang-tindih adanya, dan baiknya kita harus menerima.'
yang dari itu maka tentu laksa tak kubutuhkan tempat untuk berjumpa
karena aku senantiasa lekat yang tak terhingga
dalam ruang yang itu ruangku dan engkau didekatku"
dan bagaimana rasa-dekatmu dengan gurumu
atau masihkah engkau menjalin dengan gurumu
yang mana tubuhmu mengajar di area gurumu
masihkah engkau berkata-kata kepadanya
mengutarakan tentang kedirianmu kepada dirinya
mengutarakan sisi kemanusiaanmu kepada sisi kemanusiaannya
dan bagaimana kedekatanmu dengan gurumu
masihkah engkau menjalin kata dengannya
yang itu lepas dari cengkraman ilmu atau sejenak
membicarakan tentang sisi kemanusiaanmu, kemanusiaanmu
hubunganmu dengan hubungannya
atau bagaimana engkau menjalin komunikasi dengan gurumu
sekedarkah meminta doa atau tentang apa engkau ingin bicara
dan kepadamu aku tentu penasaran dengan hubunganmu dengan gurumu
jika ditanya, mengapa begitu penasaran?
jawabku, karena aku ingin lebih mengetahuimu
bagaimana jalinanmu dengan gurumu?
2017
Dia Memang Gurumu
dia memang gurumu dan aku adalah bagianmu
tidakkah aku bagiannya seementara aku bagianmu
dia memang gurumu, dan mengapa juga tidak kuaku dia guruku
dia memang guru kami
walau sebenarnya tetaplah dia gurumu
dan aku mengikutimu
2017
KARENA DIA GURUMU
karena dia gurumu, maka kucari tentangnya
yang sebenarnya ini adalah tentangmu
dengan alasan:
bagaimana pengaruhnya terhadapmu?
bagaimana latar-belakangnya yang mempengaruhimu?
karena aku mengikuti dirimu
mengapa juga aku mengetahui yang kau ikuti
karena dia gurumu, maka kudengar dirinya
yang sebenarnya aku mencari sesuatu yang itu kau sepakati
dengan alasan:
mengapa engkau menyepakati darinya?
apa alasan kau menggurukan dirinya?
karena aku mengikuti langkahmu
mengapa tidak kuikuti keperjalananmu
karena dia gurumu, maka kulihat dirinya
yang sebenarnya aku berdaya mencarimu dalam dirinya
dengan alasan:
siapa dirimu di dalam dirinya?
siapa dirinya yang itu berkutat dalam dirimu?
karena aku mengikuti langkahmu
mengapa juga tidak kuikuti apa yang kau ikuti
karena dia gurumu, tetaplah engkau yang kuikuti
karena dia gurumu, cerminan dirimu, dan aku mencerminmu
2017
KARENA AKU BUKAN DIRIMU
Karena aku bukan dirimu, aku tak tahu bagaimana jalinanmu dengan gurumu
Sekedarkah engkau aku dia sebagai guru,
atau karena engkau pernah persinggah lama di halaman kuasanya
lantas engkau mengaku-aku bahwa dia adalah gurumu
guru utamamu karena dia dekat denganmu,
lantas, bagaimana kedekatanmu dengannya?
Sungguh kalimat tanyaku adalah ikatan
Sebuah kepenasaranku kepadamu kepada gurumu
Bukan tentangnya tapi tentangmu
Karena keingnanku adalah kepadamu bukan selainmu
Karena aku bukan dirimu, aku tak tahu bagaimana jalinanmu dengan gurumu
Apakah engkau manaruh hormat karena engkau pernah dan masih belajar kepadanya
Lantas sebuah pertemuan sekedar pertemuan dan bahagiamu mampu menjumpa
Mendengar katanya dan engkau membayangkan wajahnya karena kerinduan
Atau, engkaukah merindukan pertemuan dan mencari-cari tentangnya
Untuk meloloskan diksi ‘rindu’ yang terlebit dalam dirimu
Sungguh kalimatku mengalir karena inginku tahu tentangmu
Tentang jalinan rasa yang itu menjalin kepadamu
Karena aku bukan dirimu, tentu aku tidak tahu bagaimana jalinanmu
Tapi aku tidak mengejar lebih untuk jawabmu,
Sebab bersama dengan puisi-puisiku,
Perlahan-lahan rasa ‘haruku’ sirna dalam akalku
Karena aku gembira, mampu merasai gelombang rindu
Yang itu kepadamu, dan itu adalah rindu yang ganjil
Mengajarkanku, kemurniaan rindu, tanpa harus bertemu
2017
Belum ada Komentar untuk "PUISI-PUISI HIDAYAT TF"
Posting Komentar