PUISI-PUISI HIDAYAT TF





Bagaimana Rasa Dekatmu Dengan Gurumu


Bagaimana rasa-dekatmu dengan gurumu?

engkau merasakan dekatmu seperti diriku kepadamu

tapi aku melihat engkau lebih merekat dengan gurumu

karena engkau mewaktu dalam cengkraman waktunya

oh nestapanya aku melekatkan diri kepadamu

menjadi gundukan rindu yang berjarak denganmu

yang padahal saat bersamamu

tak kutahu juga apa mauku

malah padam harap dan padam segala cita

seakan engkau senantiasa berkata,

"Kenapa juga kita memberatkan diri kepada sesuatu yang bernama hidup yang itu sarat kenamaan dan tentang perujian;

maka mengapa tidak semampu daya bersembunyi di ruang-ruang yang damai

dan menjalani perwaktuan sarat dengan cinta, sekali pun cinta yang sedikit tapi kita bahagia.

untuk apa tinggi cita bila kita dibajui gundah?

untuk apa populer nama bila kita dinodai fitnah?

untuk apa tinggil ilmu bila kita dibajui bangga?

maka mengapa kita tidak semampu daya bersembunyi

menikmati jalinan waktu, sarat dengan damai

bahagia bersama 'realitas' hidup yang memang

timpang-tindih adanya, dan baiknya kita harus menerima.'

yang dari itu maka tentu laksa tak kubutuhkan tempat untuk berjumpa

karena aku senantiasa lekat yang tak terhingga

dalam ruang yang itu ruangku dan engkau didekatku"



dan bagaimana rasa-dekatmu dengan gurumu

atau masihkah engkau menjalin dengan gurumu

yang mana tubuhmu mengajar di area gurumu

masihkah engkau berkata-kata kepadanya

mengutarakan tentang kedirianmu kepada dirinya

mengutarakan sisi kemanusiaanmu kepada sisi kemanusiaannya



dan bagaimana kedekatanmu dengan gurumu

masihkah engkau menjalin kata dengannya

yang itu lepas dari cengkraman ilmu atau sejenak

membicarakan tentang sisi kemanusiaanmu, kemanusiaanmu

hubunganmu dengan hubungannya



atau bagaimana engkau menjalin komunikasi dengan gurumu

sekedarkah meminta doa atau tentang apa engkau ingin bicara

dan kepadamu aku tentu penasaran dengan hubunganmu dengan gurumu

jika ditanya, mengapa begitu penasaran?

jawabku, karena aku ingin lebih mengetahuimu

bagaimana jalinanmu dengan gurumu?



2017



Dia Memang Gurumu


dia memang gurumu dan aku adalah bagianmu

tidakkah aku bagiannya seementara aku bagianmu

dia memang gurumu, dan mengapa juga tidak kuaku dia guruku

dia memang guru kami

walau sebenarnya tetaplah dia gurumu

dan aku mengikutimu



2017



KARENA DIA GURUMU


karena dia gurumu, maka kucari tentangnya

yang sebenarnya ini adalah tentangmu

dengan alasan:

bagaimana pengaruhnya terhadapmu?

bagaimana latar-belakangnya yang mempengaruhimu?

karena aku mengikuti dirimu

mengapa juga aku mengetahui yang kau ikuti



karena dia gurumu, maka kudengar dirinya

yang sebenarnya aku mencari sesuatu yang itu kau sepakati

dengan alasan:

mengapa engkau menyepakati darinya?

apa alasan kau menggurukan dirinya?

karena aku mengikuti langkahmu

mengapa tidak kuikuti keperjalananmu



karena dia gurumu, maka kulihat dirinya

yang sebenarnya aku berdaya mencarimu dalam dirinya

dengan alasan:

siapa dirimu di dalam dirinya?

siapa dirinya yang itu berkutat dalam dirimu?

karena aku mengikuti langkahmu

mengapa juga tidak kuikuti apa yang kau ikuti



karena dia gurumu, tetaplah engkau yang kuikuti

karena dia gurumu, cerminan dirimu, dan aku mencerminmu



2017





KARENA AKU BUKAN DIRIMU


Karena aku bukan dirimu, aku tak tahu bagaimana jalinanmu dengan gurumu

Sekedarkah engkau aku dia sebagai guru,

atau karena engkau pernah persinggah lama di halaman kuasanya

lantas engkau mengaku-aku bahwa dia adalah gurumu

guru utamamu karena dia dekat denganmu,

lantas, bagaimana kedekatanmu dengannya?

Sungguh kalimat tanyaku adalah ikatan

Sebuah kepenasaranku kepadamu kepada gurumu

Bukan tentangnya tapi tentangmu

Karena keingnanku adalah kepadamu bukan selainmu



Karena aku bukan dirimu, aku tak tahu bagaimana jalinanmu dengan gurumu

Apakah engkau manaruh hormat karena engkau pernah dan masih belajar kepadanya

Lantas sebuah pertemuan sekedar pertemuan dan bahagiamu mampu menjumpa

Mendengar katanya dan engkau membayangkan wajahnya karena kerinduan

Atau, engkaukah merindukan pertemuan dan mencari-cari tentangnya

Untuk meloloskan diksi ‘rindu’ yang terlebit dalam dirimu

Sungguh kalimatku mengalir karena inginku tahu tentangmu

Tentang jalinan rasa yang itu menjalin kepadamu



Karena aku bukan dirimu, tentu aku tidak tahu bagaimana jalinanmu

Tapi aku tidak mengejar lebih untuk jawabmu,

Sebab bersama dengan puisi-puisiku,

Perlahan-lahan rasa ‘haruku’ sirna dalam akalku

Karena aku gembira, mampu merasai gelombang rindu

Yang itu kepadamu, dan itu adalah rindu yang ganjil

Mengajarkanku, kemurniaan rindu, tanpa harus bertemu



2017


Belum ada Komentar untuk "PUISI-PUISI HIDAYAT TF"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel