Islam Zaman Kontemporer (Islam Hari Ini)








Memangnya apa yang kau ketahui tentang islam zaman kontemporer, tepatnya islam hari ini: di zaman yang sarat pengetahuan, zaman yang banyak informasi, zaman serba komersial dan zaman kematerial: ya, apa yang kau ketahui tentang islam sekarang:



Benar, islam itu layaknya komunitas, namun penting diketahui bahwa islam itu juga milikmu. Kau mungkin geger terhadap ‘komunitas’, namun sudahkah kau menggegerkan tentang islammu itu: apakah kau lupa mengapa ‘shalat’ itu dilakukan secara terus menerus dan mengulangi bacaan secara terus menerus? Apakah kau lupa makna keberangsuran tersebut? Atau, jangan-jangan kau lalai bahwa tatkala kau membicarakan islam, dirimu pun beragama islam:



Yang berada di zaman yang sarat pengetahuan, zaman informasi, zaman serba komersial, zaman kematerial: bukankah zamanmu juga termasuk zamanmu?



Kenanglah, sekali pun zamannya seperti itu, tetap saja landasan utama islam: al-quran dan hadist. Itulah landasan utama, yang kemudian merembet pada landasan-landasan yang lain; kenanglah kajian-kajian islam dasar, fikih dasar, ulumul hadist, ulumul quran, dan keislaman dasar. Sudah, jangan bertinggi pelajaran, jangan dulu merumitkan tentang data-data islam yang sudah menjadi rimbunan akar. Ketahuilah, masalah utamamu itu, kau berada pada situasi yang tidak dasar, namun kau melalaikan tentang kedasaran islam.



Kenanglah bagaimana kanjeng nabi dititah Gusti Pangeran untuk menjalankan agama islam. pertama-tama, yang diajarkan itu tentang keimanan. Sebelum keimanan itu keluar kepada orang lain, diajarkan pada diri kanjeng nabi itu sendiri: artinya, kanjeng nabi sebagai wadah untuk menjadi teladan bagi yang ada disekitarnya.



Sekarang, kenanglah para kiai-kiai yang mengasuh pondok pesantren. Jangan kiai sekarang, namun kiai-kiai terdahulu: simaklah mereka dengan teliti dan bijak. Tentulah kau akan dapati mutiara-mutiara yang indah dari diri mereka (Mutiara apa? Tentu tentang pemikirannya, tentang gayanya, tentang bagaimana cara mengajarinya). Bersamaan dengan itu, ingatlah gaya kanjeng nabi dengan orang-orang yang ada disekitarnya: tidakkah itu menjadi potret bahawa kiai menjadi panutan utama orang-orang yang ada disekitarnya.



Ingatlah, saat aku membicarakan kiai, tentu itu merujuk pada kiai-kiai yang ada di Nusantara, yang ada di Indonesia. Sebab, julukan kiai itu, milik orang-orang Indonesia. Ringkasnya begitu.



Terlepas dari itu, sekarang: apa yang kau ketahui tentang islam, Taufik? Sudah, jangan sibukkan tentang islamnya siapa-siapa, maka sibukkan tentang islammu: apakah kau akan mengaku bahwa kau bodoh terhadap islam? ah pengakuan yang dusta. Apakah kau akan mengaku bahwa aku orang yang bodoh terhadap pengetahuan islam? ah pengakuan yang aneh, kau mengetahui islam, Taufik. Sekarang, jalankanlah pengetahuan keislamanmu.



Sekali pun zamannya begitu-begini dan begono, islam itu, tetap saja islam, dan islam itu mempunyai anggota-anggota yang kuat dan kokoh. Andai di lingkunganmu tidak ada yang beragama islam, barulah itu tantangan yang kuat buatmu. Faktanya, kau berada di lingkungan islam. kau berada pada kondisi lingkungan islami. Tentu di sana ada aturan-aturan islami, artinya mendukung untuk ‘menguatkan’ islammu. Maka: jadilah muslim, jika bagimu menjadi muslim itu payah: jadilah orang yang beriman. Peganglah itu kuat-kuat, lebih-lebih di zaman kontemporer ini.



Apakah sejauh ini kau tidak memegang dengan kuat? Bisa jadi kau memegang kuat, tapi ketahuilah, kau harus terus menerus memperbarui tentang keimananmu. Lebih-lebih di zaman kontomporer seperti sekarang ini.



Jika kau bertanya, bagaimana islam kontemporer? Jawabku, ya seperti sekarang ini, Taufik.





2017


Belum ada Komentar untuk " Islam Zaman Kontemporer (Islam Hari Ini) "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel