Keluarga Besar IKBRMS Wargomulyo
Selasa, 10 Oktober 2017
Tambah Komentar
Ikatan Keluarga Besar Raden Mas Sujono (selanjutnya di singkat menjadi: IKBRMS) Wargomulyo. Di tahun 2017, kemarin, berada di tempat Mbah Kaji Mahmud. Perkumpulan keluarga itu, perlahan-lahan mulai kehilangan ruh keluarga. Malah lebih cenderung pada acara pengajian. Artinya, lebih besar pada arah pengajian.
Hal itu dapat di lihat begini:
Acara keluarga besar itu, berwaktu di saat lebaran, lalu proses acara, lebih kepada acara halal-bihalal, karena memang titik tekan pada acara itu adalah halal bi halal keluarga besar. Itulah tujuan yang kesekian. Artinya, memang adakalanya tujuan awal menemukan keluarga.
Atau menepukkan keluarga. Namun, lamat-lamat, acara itu, mulai kehilangan energy. Artinya yang berangkat tinggal sedikit. Bisa jadi yang datang, sebagian keluarga besar. Atau, sebagian kecil keluarga saja. atau sebagian komponen keluarga.
Pendek kata, acara itu perlahan-lahan mulai kehilangan arah untuk perkumpulan yang berstatuskan keluarga. Hal itu bisa saja terjadi karena beberapa factor:
Pertama, semakin banyaknya orang-orang yang masuk pada keluarga besar.
Kedua, kurangnya pendataan terhadap keluarga besar.
Ketiga, acara layaknya seremonial tahunan, yang kurang bermakna.
Mari diuraikan satu persatu:
Semakin banyak orang-orang yang baru pada keluarga besar, menjadikan keluarga ini semakin membayang jumlah kuota, sampai-sampai, ketika ditelusuri hampir mendominasi pada keluarga, karena status keperkeluargaan khas jawa itu besar. Tidak sekedar sampai pada tunggal satu pokok, namun rembet merembet pada tunggal-tunggal yang lain. Sementara itu,
Kedua, kurangnya pendataan terhadap keluarga besar. Kurangnya pendataan atau tabel baru pada keluarga besar itu, sehingganya orang-orang yang baru kurang mengetahui, atau saat datang laksana sekedar mengikuti acara-kesunahan atau acara perkumpulan yang mengatas namakan keluarga besar. Lebih-lebih, kurangnya perkenalan terhadap keperkeluargaan. Hingga kemudian berefek kencang pada, status acara:
Ketiga, kurang makna pada acara. Acara sekedar menjadi acara belaka, acara tahuanan yang itu urunan dan perkumpulanan.
Lebih-lebih sejenak pada arah pengajian. Lebih cenderung pada backgrone pengajian. Tentu ini bagus, karena bertepatan pada saat lebaran. Maka acara digandeng menjadi acara ‘halal bi halal’ keluarga besar.
Namun makna keluarga besar, lamat-lamat semakin mengikis. Pengikisan itu terjadi, karena kurangnya ‘memahami’ tentang makna keluarga besar itu sendiri. Apa itu keluarga besar? Kurang diperhatikan tiap-tiap detailnya.
Lebih lanjut, data-data yang ada, sejauh ini adalah data awal. Artinya pendataan yang awal. Tidak ada pembaruan tentang data keperkeluargaan.
Tepatnya, pada saat saya ngumpul pada acara, dan duduk bersama dengan para pengurus IKBRMS, tepatnya ketuanya, di sana ada pembicaraan, yang intinya:
Kurangnya pengetahuan tentang keperkeluargaan.
Itu pun terjadi karena ada saya, artinya, generasi selanjutnya, turun-temurunnya kurang mengerti tentang acara yang sebenarnya. Orang-orang tuanya, memang mengetahui. Namun ternyata, tidak semua orang-orang tua mengetahui itu dengan jelas dan pasti. Sekedar mengetahui. Selingan mengetahui.
Lebih-lebih, saat acara itu berlangsung. Orang-orang laksana sekedar menjadikan seremonial untuk acara tahunan.
Itulah yang terjadi pada perkumpulan IKBRMS Wargomulyo. Yang syukurnya, hal itu teradakan, sehingga tatkala orang mencari dirinya sendiri akan termudahkan dengan adanya data-data tersebut. hanya saja, sebagaimana telah saya uraikan, keperkeluargaan itu penting adanya ‘pembaruan’ atau ‘pengetahuan baru’: sehingga, menjadi acara yang bermakna. Tidak sekedar seremonial acara tahunan. Namun menjadi, acara tahunan yang bermakna.
Belum ada Komentar untuk " Keluarga Besar IKBRMS Wargomulyo"
Posting Komentar