MENJADI MANUSIA YANG UMUM
Jumat, 13 Oktober 2017
Tambah Komentar
Kau telah melihat tetang proses kehidupan ini: yakni, proses yang mempunyai sistem yang kuat, yang mana tujuan dari itu adalah kesejahteraan. Sejahtera dalam arti, mempersamakan ‘kesejahteraan’ pada lintasan internasional. Kesejahteraan yang menuntut untuk keumuman bersama; yang mana itu diukur secara materi atau pada hal keberadaan. Itulah ukuran zaman sekarang.
Mejadi manusia yang umum.
Umum di antara manusia demi manusia yang lain. Ketika kau tidak mau mejalankan seperti itu, maka kau tersingkirkan dari kamus keumuman, atau mejadi bagian yang tidak umum di antara mereka. Atau menjadi bagian kelompok atau komunitas di antara keumumanan tersebut.
Komunitas atau kelompokmu, pastilah, menjalani kehidupan di antara keumumanan tersebut. Apakah bisa dimengerti? Baiklah saya ulangi sekali lagi:
Manusia di zaman sekarang, zaman informasi, zaman technology, zaman intenernet: tertuntut menjadi manusia umum, yang ukurannya adalah lintas internasional. Karena pikirnya, “Aku mau mejadi seperti itu, karena aku pun manusia. Aku juga mempunyai kekuatan yang sama untuk menjadi seperti itu.” Lebih-lebih, mereka mengetahui informasi, maka mereka berusaha mengaplikasikan informasi tersebut. Mereka mejalan kehidupan di era informasi. Mereka aktif pada era informasi.
Saat mereka hidup di era informasi, maka mereka mendapatkan teman dalam jaringan informasi tersebut. Mereka saling interaksi di dalam jaringan tersebut. Mereka saling mendukung dan menyuprot kegiatan mereka. Jadilah kehidupan mereka sarat informasi: jadilah mereka manusia umum di antara kehidupan informasi. Mereka itu telah mejadi umum. Apakah kau menjadi seperti itu, atau sekedar pengamat tentang proses-kehidupan dan kau tidak menjalani kehidupan dirimu sendiri: tentu, itu mustahil, karena kau tentu mejalani proses-hidupmu. Apakah kau mengerti tentang hal tersebut? Atau sesungguhnya apa yang kau eluhkan?
Jawabku, karena kau, kurang menjadi manusia yang umum. Yang bergerak pada pergerakan yang umum. Apa itu? Kenanglah, tuntutan menjadi manusia umum adalah mendapatkan ‘upah’ untuk mempertahan eksistensi di antara keumuman. Lalu bersama upah itu, kau mempunyai kesibukan. Saat kau mempunyai kesibukan, di saat itulah pekerjaanmu.
Saat kau sibuk dengan pekerjaanmu, di saat itulah kau menjadi manusia-umum di antara orang-orang umum tersebut. Setidaknya, kau mencukupi kehidupan-praktismu, kehidupan realitasmu. Begitulah kehidupan di zaman seperti sekarang ini, Taufik.
Jika pun kau menentang atau gayamu ‘menolak’ tentang kemajuan, menurutku, itu sah-sah saja, hanya saja, kau penting melakukan pekerjaan yang itu mendapatkan upah. Saat kau mendapatkan upah, maka tentu kau medapatkan kesibukan. Saat kau mendapatkan kesibukan, di saat itulah kau mendapatkan pekerjaan. Apakah bisa dimengerti? Atau bahasaku terlalu ribet untukmu? Sesungguhnya, bukan bahasaku yang terlalu ribet, namun pemikiranmu itulah yang ribet di saat zaman yang seperti sekarang ini. Lebih-lebih kau kurang taat terhadap sistem. Wal-hasil, kau laksana lari dari tatatan sistem yang terjadi semetara itu kau terjebak dalam sistem. Bukankah begitu statusmu? Akhirnya, kau kepayahan dengan proses-hidupku. Saranku sekarang (saran praktis dan realistis): terimalah keadaanmu, terimalah realitasmu, terimalah kenyataanmu dan jalanilah apa yang penting kau jalani dengan taat kepada sistem, begitu ya.
Belum ada Komentar untuk " MENJADI MANUSIA YANG UMUM "
Posting Komentar