PENGALIHAN BAHASA: TENTANG TEKS SI FILSUF






Saya belum mengerti tentang apa yang tertera di depan saya berkaitan dengan teks-teks dari bahasa asing ini. Namun tujuan saya menyusun sekaligus memindahkan bahasa asing ke bahasa indonesia, yang bertujuan untuk memahamkan saya, untuk memahami. yang mana saya sendiri mempunyai waktu luang untuk mengerti, mempunyai waktu yang diluangkan, yangmana pemikiran saya mengajak untuk mengerti tentang pemikiran yang ada pada bahasa asing itu, terkhusus, pembacaan langsung dari filsuf.



Keutamaan itu, menyegarkan pemikiran saya, dari sesautu yang menjadikan saya merasa 'tersiksa' dan bertanya-tanya. bertanya-tanya yang itu, menurut saya bertumpuk-tumpuk pertanyaan: walau tujuan dasarnya: saya berusaha memahami pemikiran saya. arah pemiran saya.



Dari itu, saya berusaha mengalihkan bahasa filsuf untuk memahami arah pemikiran saya, dan keperlimpahan saya di web atau diblog, supaya aku menjadi ada. supaya aku teradakan. pendek kata, saya berkata:

"Inilah yang saya lakukan. inilah yang saya upayakan."



Dan diantaranya adalah mematai bahasa asing, yang kini, kudayakan untuk mematai tulisan-tulisan dari filsuf itu.



Entah seberapa kacau pengalihan bahasa. Entah seberapa semrawut untuk dikatakan benar yang ukurannya objektif. Karena ukuranku, sekarang, adalah subjektif. yakni, kepentingan individu terhadap apa yang hendak saya pikirkan.



Jika orang-orang mematai terhadap apa yang saya paparkan terkait penerjemahan. Tentu itu hak mereka. Hak mereka karena aku telah 'mengadakan' diri, di dunia maya. Karena aku mulai mengadakan, yang kelak, disana bakal terjadi pro dan kontra.



Saya katakan, pro dan kontra dalam kehidupan itu adalah kewajaran. Sangat-sangat wajar. Sebab sejak dulu, saya berpikir, bahwa saya kurang 'mengadakan' kedirian saya, sehingga orang-orang tidak menganggap aku ada. efeknya, saya kurang peran terhadap keadaan.



Namun, kembali ke awal. Pengalihan bahasa asing berkaitan dengan teks-teks filsafat, adalah upayaku untuk memahami pemikiran filsuf dari bahasa internasional. Setidaknya, melihat teks-teksnya secara langsung dari filsuf, bukan sudut pandangan lain dari manusia yang kesekian. Melainkan melihat secara nyata dari bolamataku, yang kemudian terkoneksikan oleh pengalamanku. Dan disitulah akan terjadi tautan pengetahuan di antaraku dan si filsuf yang menulis itu.



Dan metode yang saya gunakan untuk pengalihan itu, penggunaan translate. Jika ada bahasa yang tertinggal, artinya tidak teralihkan bahasa, maka saya akan mencari satuan kata pada kamus besar bahasa Indonesia.



Selanjutnya, metode untuk ‘kepemahaman’ itu saya gunakan diri saya sebagai ukuran utama: yakni pengalaman dan pengetahuan yang bersarang di dalam diri saya. Pemahaman yang itu terkhusus kepadaku. Pemahaman yang lebih khusus diarahkan kepadaku. Dipusatkan kepada diriku.



Hingga akhirnya, saya akan berkata: setidaknya saya agak mengerti tetang filsuf, dan ada bekas bahwa saya mempelajari tentang filsuf itu. Ada bekas. itulah setidaknya, menunjukan keberadaanku. Bahasa lugasnya, belajar. Bahkan belajar untuk ada. Menjadi ada.



Demikian.

Belum ada Komentar untuk " PENGALIHAN BAHASA: TENTANG TEKS SI FILSUF "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel