Belajar Tokoh Filsafat



Kenalilah, membelajari tokoh filsafat itu adalah upaya untuk mengetahui tentang pelaku-pelaku yang biasa orang-orang disebut dengan filsuf, yang mana mereka meruangkan diri pada arah filsafat. Apa itu filsafat? Yakni yang berlandaskan kuat pada akal. Itulah garis besar dari filsafat, yakni yang berlandaskan kuat pada akal. Itulah titik tekan filsafat. 



Sejauh kau mematai tentang orang yang disebut filsuf, pastilah mereka kencang mendayakan akal untuk membuat argument-argumen yang hendak diungkapkan. Sampai akhirnya, akal itu mencuat pada aliran rasionalisme yang digadang-gadang oleh Rene Descartes, yang itu pun didasari oleh sejarah-sejarah keperakalan, yang mana ukuran utama itu di Yunani Kuno.



Maka sudah pasti, tatkala mengkaji atau belajar tokoh filsafat akan kembali pada akarnya, yakni Yunani, karena dari sanalah keperakalan ditunjukan kuat-kuat, yang kemudian membekas turun temurun, yakni dengan keberadaan sekolah. Tepatnya, diberadakan akademi di zaman Plato, muridnya Socrates. Dilanjutkan lagi oleh generasi selanjutnya, yakni Aristoteles; yang mana itu pengembangan dari gaya Plato. 



Bukti pengembangan dari gaya Plato, begini: jika gaya plato adalah dialog, maka gaya Artistoteles, membagi-bagikan apa yang dialogkan, yakni menjadi kategori-kategori dialog. Sebagaimana telah kau ketahui, bahwa dialognya plato itu terkesan layaknya bercerita, yang membahas tentang realitas. hingga kemudian, di zamannya aristoteles dipecah-pecahkan. Itulah bibit-bibit dari akademisi.



Dan sekarang, apa yang dibahas dari filsuf-filsuf itu? yakni, seluruh komponen terhadap kehidupan ini: apa-pun itu, begitulah yang dibahas oleh filsuf. Dan tujuan membelajari tokoh-tokoh filsafat, setidaknya menguraikan tentang orang-orang filsafat. Orang-orang yang dikatakan filsafat. Entah itu, tentang bukti-buktinya, atau tentang buku-bukunya, yang kemudian terkerucutkan pada pemikirannya, namun, karena ini mengkaji tokoh filsafat. Tentulah dikonsentrasikan pada ketokohannya, yang bisa saja mengkaji tentang ‘perjalanan hidup si toko’, bisa jadi. 



Maka, biasanya, tatkala orang-orang menyatakan tentang pemikiran filsuf-filsuf itu, diawali dengan menyatakan tentang biografinya, tentang keadaan dirinya, tentang pengaruh lingkungan, pengaruh zaman, itulah tujuannya, dengan seperti itu, maka diharapkan, kau mampu menempatkan posisimu, membaca tentang keberadaan zaman. membaca tentang apa-apa yang mempengaruhimu melalui perantara filsuf-filsuf terdahulu, itu pun kalau kau bercita-cita menjadi: filsuf. Sekarang, apakah kau hendak bercita-cita menjadi filsuf, Taufik? Kenanglah, bahwa menjadi filsuf itu menjadi orang yang bijaksana, Taufik. 



Orang yang bijaksana terhadap realitas yang ada. itulah mereka: entah akhirnya keputusannya menjadi semacam hukum, maka penting diulangkan kembali tentang kestatusan: filsafat itu sendiri. Dan untuk menjadi seperti itu, maka penting sekali lagi membacai tentang tokoh-tokoh filsafat, dengan harapan, begitulah yang terjadai dengan tokoh-tokoh filsafat.



Kau penting mengetahui—karena sudah sewajarnya, pelajar filsafat mengetahui orang-orang sebelumnya—sekali pun sebelum ini, kau telah mengkaji, mendengar, membaca, tentang filsuf-filsuf, namun hari ini: kau penting memperbahuri tentang pendapatan apa yang telah kau ketahui, kau penting mengonfirmasi pendapatan-pengetahuan yang terhapalkan dari datamu itu: dan di zaman seperti ini, buktikanlah secara objektif, yakni berbukti teks dan fakta, bukan sekedar pembicaraan lisan, melainkan teks. namun tetap, keutamaaan ilmu itu berguna untuk dirimu sendiri. Kenanglah itu.



2017-10-07

Belum ada Komentar untuk " Belajar Tokoh Filsafat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel