Edmund Husserl dan Fenomenology
Minggu, 21 Oktober 2018
Tambah Komentar
saya selaku pelajar jurusan filsafat, tentu saja mengenal tokoh ini, Edmund Husserl. Perkenalan yaitu pembacaan kepada dirinya. Membaca secara tekstual. membaca dari buku-buku filsafat yang ada; membaca dari buku-buku sosiologi. Membaca dari teks terjemahan, itulah perkenalannya. Saya amati teks yang berhubungan dengannya. Saya baca teks yang katanya adalah tentang dirinya, tentang kehidupan beliau, dan juga tentang pemikirannya.
Edmun Husserl
Beliau, Professor (Saya sebutkan juga gelarnya) Edmun Husserl adalah orang jerman. Ya! beliau adalah orang jerman, saya orang desa, orang desa wargomulyo, orang dalam cangkupan negara Indonesia.
mengenal Professor Edmund Husserl lewat tulisan (teks/buku) karena saya membaca, ditambah lagi dengan membaca lewat internet (Data-data yang berserakan di Internet),yang dengan teks tersebut
saya mengaku: mengenal Professor Edmund Husserl, seorang filsuf jerman; sibuk dengan teori fenomenologi.
Fenomenologi
Fenomenologi adalah ilmu tentang fenomena. Fenomena adalah kejadian yang menampak. Dan kita sering menyebut kata ini, fenomena. Berulang-ulang kita sering menyebut tentang kata fenomena dan sering
mendengar dan membaca tentang teks fenomena. Dan ternyata ada ilmunya juga, yakni ilmu fenomena. Bahkan ada sejarahnya tentang ilmu fenomena. Artinya adanya, kronologi tentang fenomena tersebut.
Fenomenologi Adalah Ilmu Tentang fenomena.
Sesuatu yang menampak; gejala yang muncul dan tidak bisa dicegah. Biasanya, berurusan dengan populer. Sesuatu yang banyak dicari. Nah, dari hal tersebut, keramaian dan proses, ternyata ada juga cara untuk melihat fenomena. Yang kemudian dengan ilmunya, tentunya ada pola untuk memahami.
Fenomenologi Bertujuan Untuk Memahami Fakta Yang Sebenarnya
Memahami fakta yang sebenarnya di dalam pemikiran, tidaklah mudah. Butuh proses perenungan atau pembacaan. Sebab gejala yang menampakkan biasanya dan umumnya, berhubungan dengan kejadian-kejadian masa lalu. Sebab kejadian sekarang ini terjadi dari bekas-bekas pemikiran masa lalu. Bekas-bekas dari sesuatu yang dulu; untuk membatasi itu, maka manusia membutuhkan data dari masa lalu untuk memahami yang sekarang ini. begitulah tentang fenomologi, sejenak. Sekurang-kurangnya, adanya ilmu tentang fenomena yakni fenomenologi. Terkesan sepele, bukan? Namun bila fenomena itu dihubungkan dengan pikiran tidak sepele.
Fenomena Yang Ada di Dalam Pikiran dan Cara Kerja Pikiran
Apa itu fenomena yang ada di dalam pikiran? tentu saja, fenomena yang terjadi di dalam pikiran dan manusia berdaya diri untuk menangkapnya, yakni dengan rasio. Sudah pasti berhubungan erat dengan sejarah, berhubungan dengan masa-lalu. yang itu perlunya adalah upaya penangkapan, itulah mengapa, Profesor Edmund Husserl, rajin sekali menulis karya, sebabnya untuk menangkap kebenaran fakta dari fenomena tersebut di dalam pikiran. Sebabnya, cara kerja pemikiran itu, lebih cepat dan seringkali berubah-ubah; daya memori yang ada di dalam pikiran terkesan sepele namun luar biasa.
Saat akal berusaha untuk mengaktifkan kenangan (masa-lalu) dan dilibatkan dengan kekinian (apa yang terjadi), maka perlunya kesibukan waktu untuk mengenang keterkaitan pemikiran dan cara kerja pikiran itu.
dan itu butuh upaya membaca teks-teks yang lain, kode-kode yang lain, yang menjadikan 'kehidupan' menjadi seperti sekarang ini. Kalau sekarang, maka kehidupan menjadi semakin mengenal internet dan manusia sibuk dengan internet dan data-data; manusia sibuk dengan kode-kode, dan sibuk dengan tanda, itulah mengapa aliran filsafat kontemporer seringkali disebut logosentrisme. dan kembali ke fenomena dan cara kerja pemikiran.
Cara-kerja pemikiran adalah upaya untuk menangkap kefaktaan secara menyeluruh
bagaimana pikiran itu bekerja? yakni, saat manusia aktif, bakal berhubungan dengan masa-lalu, impian dan kesekarangan. yakni realtias yang fakta. begitulah cara kerja pemikiran. berhubungan dengan ketiga masa tersebut. cara kerjanya begitu, hal itu juga yang terjadi dengan pemikiranku dan pemikiranku; pasti bersinggungan dengan sekarang, masa-lalu dan masa-depan. Sekarang adalah fakta yang terjadi. Masa lalu bisa jadi tentang ilmu, atau kenangan si aku dengan lingkungan serta kronologinya.
masa depan adalah upaya untuk perlindungan di masa depan, dan bahkan bayang-bayang akan masa depan.
dan ilmu fenomena berusaha untuk menangkap hal tersebut secara keseluruhan, yang bertujuan bahwa si aku menyadari dirinya sebagai manusia. Dengan penyadaran ini, maka manusia berperan aktif dalam hidup yagn berkemanusiaan. dari situlah, mengapa beliau, Profesor Edmund Husser di juluki filosof.
sebabnya, dia menyikapi dunia (hidup) dengan pemikirannya, dengan kebijakan. Bijak dalam arti upaya terus menerus untuk kesadaran individu. demikian dulu.
2018
Belum ada Komentar untuk "Edmund Husserl dan Fenomenology"
Posting Komentar