Muqosim dan Kewargomulyoan


Dia datang ke lampung sekitar tahun 1967-1968, satu tahun menjelang maraknnya PKI (Partai Komunis Indonesia) pada tahun 1969 Masehi-- sebagaimana keadaan indonesia waktu itu, masih belum tenang terhadap keadaan politik; era-era menjelang berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno. dan keadaan dunia waktu itu, masih marak dengan gerakan PKI, lebih-lebih di daerah Asia, hal itu lebih melejit lagi ketika di cina, komunis itu diterapkan kuat-kuat sampai-sampai era-era pertanian diterapkan itu. Partai komunis itu terinspirasi dari revolusi industri dan kemudian menghadirkan tokoh ekonom atau tokoh filsafat yang dikenal dengan Karl Mark; malah bahkan di era itu, tulisan-tulisan karl mark di indonesia dil arang, sebabnya di dalamnya ada berita tentang penyangkalan Tuhan. kaum beragama adalah candu masyarakat. sementara orang-orang indonesia adalah orang yang beragama-- datang karena disurati oleh Mbah Kaji Nurhadi, untuk pendidikan.


Dia datang bersama tiga lainnya, yakni Pak Pujo, Pak Pariyono, Bu Ummu Kholifah. Pak Pujo di tempatkan di tempat mbah kaji sanusi (kalau tidak salah), lalu Pak Pariono di tempatkan di tempat mbah kaji nawawi, dan Pak Muqosim di tempatkan di rumah Mbah Kaji Naris (Haris) .


Sejauh diketahui, mereka itu semua adalah orang-orang Islam-Muhammadiyah, yakni tokoh-tokoh muhammadiyah dan mbah kaji Nurhadi juga adalah orang muhammadiyah.


Sebenarnya, tujuan saya menulis ini, bukan saja mengungkapkan perkara yang pernah terjadi, melainkan dengan melihat sejarah kita bisa mengerti keadaan kita saat ini, dan berupaya 'menepatkan' sesuatu yang tepat.


Di masa itu, memang, Mbah Kaji Nawawi lebih condong kepada muhammadiyah, sebagaimana kita ketahui mantu pertamanya adalah orang muhammadiyah, yang kemudian mengirimkan surat atau edaran di pondok banyumas, Jawa Tengah (yang itu juga adalah pondok muhammadiyah), yang kemudian orang-orang yang disebut di atas datang ke wargomulyo.


Yang statusnya menikah masih satu, Pak Pujo, selain itu yang lain adalah remaja. bukankah hebat orang-orang itu, masih mudah siap merantau ke tempat lain? yang itu jauh dari keluarganya; dan itu atas nama pendidikan, pendidikan untuk agama!


Namun yang lebih hebat lagi (sesungguhnya hebat di sini ukurannya apa? Jawabku: hebat karena berpikir seperti itu, yakni pemikiran untuk agama) bahwa Mbah Kaji Nawawi sebagai lurah mengharapkan kemajuan, itulah analisis acak-acakanku, bahwa mbah Kaji Nawawi sebagai lurah tentunya berharap agar rakyatnya untuk sejahtera secara materi dan ruhani; yang kemudian mendapatkan mantu orang muhammadiyah (dan saya tidak tahu, apakah pernikahan itu dijodohkan atau mbah kaji Mardiyah memilih sendiri; namun kalau melihat pola-pola yang terjadi, besar kemungkinan mbah kaji mardiyah di jodohkan) maka pergerakan mbah kaji Nurhadi semakin menjadi, alasannya karena dirinya sendiri sebagai orang muhammadiyah, dan kemudian mertuanya lurah pertama di desa wargomulyo; yang mana mbah kaji nawawi juga mempunyai harta yang cukup.

Sekurang-kurangnya beliau adalah ketua pertama orang-orang transmigran itu; beliau adalah orang yang mengetuai orang-orang transmigran dari jawa ke wargomulyo, yang kemudian, orang-orang yang datang adalah orang-orang yang berada pada kekuasaannya; sekurang-kurangnya begitu.  Dan perjalanan waktu, orang-orang yang ada di wargomulyo adalah anak-anak dari orang-orang yang transmigran beserta kerabat-kerabatnya yang lain, seperti paman, pakde, siwo, bibi dan bahkan mamak-bapaknya.


Namun ketahuilah, bahwa kehidupan itu adalah satu dari sepersekian kehidupan yang ada di belahan bumi, dan ingatlah juga bahwa yang kita bicarakan adalah berkisaran tahun 1930 masehi sampai 1968 masehi: dimana indonesia waktu itu masih mengalami proses menuju kemerdekaan, dan bahkan setelah diproklamasikan merdeka, status indonesia belum sepenuhnya tenang dan damai untuk menjalankan program yang itu disebut dengan negara.


dan ditahun 1930 masehi, orang-orang seperti mbah kaji nawawi serombongan datang dari jawa menuju desa wargomulyo, yang tujuannya adalah menjalankan hidup yang normal dan ala kadarnya, namun mempunyai cita-cita menuju mekah, haji. Caranya, harus bekerja keras dengan bertani. Hal itu memotret kehidupan yang ada di jawa waktu itu, yang mana orang-orang jawa banyak pergi ke haji, dengan dukungan perdagangan mereka dan sesuatu yang dapat diperdagangkan, atau diperjualkan.



sebab cita-citanya menuju haji, maka diperlukan dukungan ilmu, itulah sebabnya beliau, mbah kaji nawawi, mencari mbah ibnu qosim untuk didudukan menjadi kiai dan disuruh untuk mengimami masjid; dan perjalanan waktu, beliau mempunyai mantu yang itu dari pihak muhammadiyah.



maka terbuatlah sekolahan muhammadiyah, yang pasti tentang pendidikan, karena yang mengatur adalah orang muhammadiyah (mbah kaji nurhadi), maka sekolahan itu menjadi sekolahan muhammadiyah, sebab di tahun-tahun itu, hal yang prinsipil adalah muhammadiyah berjalan di ranah-ranah pendidikan formal, rumah-sakit dan NU berjalan di rel kemasyarakatan pertanian. hal itu terbaca juga oleh berdirinya organisasi islam di indonesia itu sendiri, dalam hal ini adalah NU dan Muhammadiyah.



Masjid itu diimami oleh orang NU (mbah ibnu qosim) dan sekolahan itu adalah sekolahan yang digagas oleh orang muhammadiyah, yakni mbah kaji nurhadi, tapo sebenarnya saya kurang mengerti tentang apakah sekolahan muhammadiyah itu digagas oleh mbah kaji nurhadi atau memang telah digagas sebelumnya oleh mbah kaji nawawi: sebab sebagaimana lurah, pastilah mengharapkan 'kemajuan' untuk rakyatnya, dan syarat untuk kemajuan adalah pendidikan.



dan ketika saya bertemu dengan mbah kaji Muqosim, yang itu rumahnya di sumberagung, saya diceritakan tentang kedatangannya. prosesnya, waktu dia di pondok banyumas terdapat edaran surat yang tujuannya untuk pendidikan di wargomulyo: maka, beliau, Pak Pujo, Pak Pariono, dan Ibu Ummu Kholifa datang ke desa wargomulyo, untuk tujuan pendidikan. Statusnya, di tahun 1967-1968 telah ada sekolahan yang itu muhammadiyah, letaknya di samping masjid agung wargomulyo.



selanjutnya, kami bercerita tentang tentang kemekahan, dan kehajian, sebabnya kedatangan kami (saya dan ibuku) karena memang, alasan utama kedekatan kami karena beliau haji bareng dengan bapakku. maka disitulah mulai terjalin saling kunjung, begitu juga denganku yang berkunjung ke sana.



awalnya saya tidak tahu bahwa beliau dulu di wargomulyo, lalu kemudian beliau menceritakan itu. bersamaan dengan cerita tentang sejarahnya, maka bercerita jugalah dia tentang sekolahan 11 maret, dan dia adalah satu diantara orang sebelas itu yang menggagas berdirinya SMP sebelas maret itu.


Saya tanyakan, apa hubungannya dengan universitas 11 Maret yang ada di solo?


jawabnya, tidak! tidak ada hubungannya. alasannya begini: karena yang menggagas itu ada orang 11 dan itu berada di bulan maret, maka dijulukilah sekolah 11 maret. dan kemudian, perjalanan waktu pemerintahan menyelenggarakan sekolahan, yang sekarang menjadi: SMP 1 Ambarawa. begitulah.


2018

Belum ada Komentar untuk "Muqosim dan Kewargomulyoan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel