Membaca Paradigma Thomas Khun
Jumat, 05 Oktober 2018
Tambah Komentar
Membaca Paradigma Thomas Khun - Saya berusaha belajar tentang paradigm Thomas Khun. Maksudnya belajar adalah mematai apa yang dipaparkan. Mematai berarti membaca, yang kemudian saya tuangkan menjadi teks baru: tujuannya adalah mengamati tiap-tiap detail apa yang dipaparkan, yang kemudian diterapkan didalam memori diri.
Yang mana tujuan utamanya adalah untuk sekedar mengetahui, yang pastinya, berkaitan dengan pengetahuan filsafat.
Bahasa lainnya, belajar yang itu mengamati apa yang dipaparkan. Di zaman seperti sekarang ini, pastilah telah banuak yang dipaparkan: tinggal mencari dengan cara mengetik lalu searching.
Ketik namanya, maka akan keluar pemikiran dari Thomas Khun. Siapa dia, dan seterusnya. Apakah sebenarnya hal ini penting? Jawabnya penting bagi yang mencari, dan kurang penting bagi yang tidak mencari. Statusku sendiri: ya penting untuk mengetahui, agak penting yang setidaknya mengerti. Begitu:
Kebenaran sains bukan continuous (lanjutan), improvisasi, evolusi atau kumulatif, melainkan terjadi paradigm shift (pergeseran paradigma) atau disebut juga dengan revolusi. Paradigma melalui shift moving (pergerakan pergeseran) dipahami sama dengan gestalt switch (perpindahan secara keseluruhan atau tidak sama sekali). Di dalam gestalt switch yang diungkapkan adalah verifikasi terjadi sekaligus atau tidak sama sekali (all at once or not at all).
Konsep paradigm shifts membuka kesadaran bersama bahwa para pengkaji sains tidak akan mungkin bekerja dalam suatu suasana objektivitas yang mapan. Paradigma men-design kerangka world view (pandangan dunia) atau perspective (cara pandang) untuk lebih important, legitimate, and reasonable.
Hal ini membuat sebuah detection (target teleologis) tidak akan terevolusi atau tereleminir karena kemampuan eksperimentalnya mengakomodir counterinstances (ketahanan berkompetisi teori). Paradigma yang bertahan merupakan winnowing (keunggulan) baru dari sebuah discovery, supertitian (temuan besar) atau novelty (terbaharukan). Paradigma bertahan akan tumbuh menguasai normal science selama belum eksisnya anomaly (ketimpangan).
Paradigma baru memiliki kriteria neater (rapi), more suitable (lebih cocok), simpler (sederhana), or more elegant (lebih elegan). Paradigma akan terus bertransformatif dengan paradigma baru karena sistem bekerja paradigma mengalihkan padigma menuju revolusi ilmiah di mana revolusi ilmiah dengan perubahan fundamental akan meresap dalam metode dan pemahaman.”
Yang mana tujuan utamanya adalah untuk sekedar mengetahui, yang pastinya, berkaitan dengan pengetahuan filsafat.
Bahasa lainnya, belajar yang itu mengamati apa yang dipaparkan. Di zaman seperti sekarang ini, pastilah telah banuak yang dipaparkan: tinggal mencari dengan cara mengetik lalu searching.
Ketik namanya, maka akan keluar pemikiran dari Thomas Khun. Siapa dia, dan seterusnya. Apakah sebenarnya hal ini penting? Jawabnya penting bagi yang mencari, dan kurang penting bagi yang tidak mencari. Statusku sendiri: ya penting untuk mengetahui, agak penting yang setidaknya mengerti. Begitu:
Membaca Paradigma Thomas Khun
Nurkhalis Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Menuliskan abstarknya, “Thomas Kuhn memberikan gambaran bahwa kebenaran sains akan ditemukan berkali-kali ataupun berganti-ganti bentuk ilmiahnya walaupun dari satu objek yang sama. Formulasi teori paradigma yang mencetuskan bahwa sebuah kebenaran sains (legatimed truth) identik dalam target teleologis yang didasari pada detection dikenal sebagai final cause (end).Kebenaran sains bukan continuous (lanjutan), improvisasi, evolusi atau kumulatif, melainkan terjadi paradigm shift (pergeseran paradigma) atau disebut juga dengan revolusi. Paradigma melalui shift moving (pergerakan pergeseran) dipahami sama dengan gestalt switch (perpindahan secara keseluruhan atau tidak sama sekali). Di dalam gestalt switch yang diungkapkan adalah verifikasi terjadi sekaligus atau tidak sama sekali (all at once or not at all).
Konsep paradigm shifts membuka kesadaran bersama bahwa para pengkaji sains tidak akan mungkin bekerja dalam suatu suasana objektivitas yang mapan. Paradigma men-design kerangka world view (pandangan dunia) atau perspective (cara pandang) untuk lebih important, legitimate, and reasonable.
Hal ini membuat sebuah detection (target teleologis) tidak akan terevolusi atau tereleminir karena kemampuan eksperimentalnya mengakomodir counterinstances (ketahanan berkompetisi teori). Paradigma yang bertahan merupakan winnowing (keunggulan) baru dari sebuah discovery, supertitian (temuan besar) atau novelty (terbaharukan). Paradigma bertahan akan tumbuh menguasai normal science selama belum eksisnya anomaly (ketimpangan).
Paradigma baru memiliki kriteria neater (rapi), more suitable (lebih cocok), simpler (sederhana), or more elegant (lebih elegan). Paradigma akan terus bertransformatif dengan paradigma baru karena sistem bekerja paradigma mengalihkan padigma menuju revolusi ilmiah di mana revolusi ilmiah dengan perubahan fundamental akan meresap dalam metode dan pemahaman.”
Belum ada Komentar untuk " Membaca Paradigma Thomas Khun "
Posting Komentar