Daripada Ngurusi Manusia Lain Mending Mengurusi Manusiamu Sendiri
Selasa, 16 Oktober 2018
Tambah Komentar
Daripada Ngurusi Manusia Lain Mending Mengurusi Manusiamu Sendiri. sudah sering saya sampaikan padamu, Fik, urusi dulu dirimu, barulah kalau mau mengurusi orang lain. Jangan dua-duanya. Mengurusi diri saja tidak becus, mau mengurusi urusan orang lain. Kalau kamu sudah menyat dengan dirimu sendiri, barulah kamu mengurusi urusan orang lain. Artinya, kamu itu yang sebenarnya membutuhkan orang lain. Ingat, kamu itu yang membutuhkan orang lain: jangan sok pandai, jangan sok tidak membutuhkan orang lain. Kamu itu membutuhkan bantuan orang lain, karena kenalilah, mengurusi diri sendiri itu sulit. Teramat sulit. Itulah mengapa manusia itu saling menyaling.
Saling asuh. Saling asah dan saling asih.
Apakah perkataan ini sudah jelas bagimu? Bagi pemikiranmu?
Jangan katakan telah jelas, tapi kamu masih menabrak kejelasan ini. jangan katakan mengerti, tapi besok diulangi lagi. Apa coba? Ya! Mengurusi dirimu sendiri, dengan cara, kamu itu membutuhkan bantuan orang lain.
Ingatlah pola menerima bantuan orang lain, yakni menurut apa yang layak mereka bantu. Dan engkau tidak bisa mendekte orang yang membantu ini harus begini-begitu, bukan! Bukan seperti itu, karena orang lainlah yang akan membantumu. Bukan dirimu. Orang lain yang membantumu, bukan dirimu yang membantu orang lain. itulah mengapa, mereka itu menjalankan sesuai dengan kapasitas yang dia mampu.
Tidak bisa dipaksa! Tidak bisa kau atur begini-begitu! terimalah apa yang telah mereka bantu. Terimalah apa yang mereka mampu.
Jangan! Ya! Jangan kau paksakan bantuan mereka seperti apa yang kau mau. Apakah kau mengerti kata-kataku itu?
Jangan kau paksakan bantuan mereka seperti apa yang kau mau!
Jangan katakan kau telah jelas, tapi kamu masih menabrak kejelasan itu. jangan katakana mengerti, tapi besok kau paksakan lagi. Apa coba? Ya! Jangan kau paksakan bantuan mereka seperti apa yang kau mau.
Hidup itu bukanlah karanganmu, Taufik. Hidup itu bukanlah tentang karanganmu. Tapi karangan-Nya. Ingatlah itu! Hidup itu tentang rencana-Nya, dan Dia telah membuat Novel-Nya dengan sempurna. Apakah kau mengerti tentang kata-kata itu?
Jangan katakana mengerti, tapi kamu tidak menerapkan itu di dalam pikiranmu. Jangan katakana mengerti, kalau kau goyah terhadap apa yang kau ketahui itu. Orang-orang goyah, tak apa, tapi kamu jangan. Inilah tentang kepercayaan, Taufik. Percaya kepada-Nya.
Sungguh, di era Kanjeng Nabi pun percaya bukanlah sesuatu yang mudah, Taufik. namun belajarlah untuk percaya, Taufik. percaya kepada dirimu sendiri. dan menerima bantuan orang lain itu ‘bukanlah’ kepercayaan yang menempel pada cangkang pikir dan hatimu. Bedakanlah: mana yang tentang kemanusiaan dan mana yang tentang ketuhanan. Bedakanlah perkara yang memang berbeda itu. jangan kau tautkan menjadi satu kesatuan yang utuh, walau kadang sebenarnya pun adalah satu kesatuan yang utuh.
Namun ingatlah, perkara bantu-membantu ini adalah perkara manusia. tugasmu, terimalah bantuan orang lain, jangan paksakan bantuan mereka menurut kehendakmu. Jangan kau ‘atur’ bantuannya menurut ‘kapasitas’ bantuanmu. Ingatlah, kapasitas manusia itu berbeda-beda. Mengertilah!
2018
Saling asuh. Saling asah dan saling asih.
Apakah perkataan ini sudah jelas bagimu? Bagi pemikiranmu?
Urusan |
Jangan katakan telah jelas, tapi kamu masih menabrak kejelasan ini. jangan katakan mengerti, tapi besok diulangi lagi. Apa coba? Ya! Mengurusi dirimu sendiri, dengan cara, kamu itu membutuhkan bantuan orang lain.
Ingatlah pola menerima bantuan orang lain, yakni menurut apa yang layak mereka bantu. Dan engkau tidak bisa mendekte orang yang membantu ini harus begini-begitu, bukan! Bukan seperti itu, karena orang lainlah yang akan membantumu. Bukan dirimu. Orang lain yang membantumu, bukan dirimu yang membantu orang lain. itulah mengapa, mereka itu menjalankan sesuai dengan kapasitas yang dia mampu.
Tidak bisa dipaksa! Tidak bisa kau atur begini-begitu! terimalah apa yang telah mereka bantu. Terimalah apa yang mereka mampu.
Jangan! Ya! Jangan kau paksakan bantuan mereka seperti apa yang kau mau. Apakah kau mengerti kata-kataku itu?
Jangan kau paksakan bantuan mereka seperti apa yang kau mau!
Jangan katakan kau telah jelas, tapi kamu masih menabrak kejelasan itu. jangan katakana mengerti, tapi besok kau paksakan lagi. Apa coba? Ya! Jangan kau paksakan bantuan mereka seperti apa yang kau mau.
Hidup itu bukanlah karanganmu, Taufik. Hidup itu bukanlah tentang karanganmu. Tapi karangan-Nya. Ingatlah itu! Hidup itu tentang rencana-Nya, dan Dia telah membuat Novel-Nya dengan sempurna. Apakah kau mengerti tentang kata-kata itu?
Jangan katakana mengerti, tapi kamu tidak menerapkan itu di dalam pikiranmu. Jangan katakana mengerti, kalau kau goyah terhadap apa yang kau ketahui itu. Orang-orang goyah, tak apa, tapi kamu jangan. Inilah tentang kepercayaan, Taufik. Percaya kepada-Nya.
Sungguh, di era Kanjeng Nabi pun percaya bukanlah sesuatu yang mudah, Taufik. namun belajarlah untuk percaya, Taufik. percaya kepada dirimu sendiri. dan menerima bantuan orang lain itu ‘bukanlah’ kepercayaan yang menempel pada cangkang pikir dan hatimu. Bedakanlah: mana yang tentang kemanusiaan dan mana yang tentang ketuhanan. Bedakanlah perkara yang memang berbeda itu. jangan kau tautkan menjadi satu kesatuan yang utuh, walau kadang sebenarnya pun adalah satu kesatuan yang utuh.
Namun ingatlah, perkara bantu-membantu ini adalah perkara manusia. tugasmu, terimalah bantuan orang lain, jangan paksakan bantuan mereka menurut kehendakmu. Jangan kau ‘atur’ bantuannya menurut ‘kapasitas’ bantuanmu. Ingatlah, kapasitas manusia itu berbeda-beda. Mengertilah!
2018
Belum ada Komentar untuk "Daripada Ngurusi Manusia Lain Mending Mengurusi Manusiamu Sendiri"
Posting Komentar