Muslim Menyikapi Era Post Modern
Jumat, 05 Oktober 2018
Tambah Komentar
Muslim Menyikapi Era Post Modern - Pak, berilah penerangan. Aku ingin mengetahui bagaimana muslim menyikapi era postmodern: melejitnya sains (teknologi), mulai tambah aneh yang namanya realitas (realitas-maya, komunikasi-video asli, serta kawan-kawannya) dan tawaran dunia yang semakin berkilau?
Taufik, karena pengetahuanmu mulai sampai pada ujung filsafat dan menyentuh realitas, maka kini pertanyaanmu sangat realistis. Jawabnya, ya biasa sajalah. Karena memang begitu zamannya. Namun kamu harus memahami kalimat ini: dunia, bagi muslim adalah alat untuk akhirat. Sekali pun alat, apakah alat akan dibiarkan begitu adanya? Tanpa diasah, tanpa dirawat. Alat pun butuh diasah. Alat pun butuh dirawat.
Bahwa kita sama-sama dalam kekuasaan-Nya, maka janganlah geger-gegeran terhadap dunia. Berkasih-sayanglah di muka bumi. Jangan sombong kepada yang lain. Jangan mencuri kepada yang lain. Jangan menyakiti yang lain. Hal itu kenapa? Karena manusia mempunyai akal dan hati.
Dengan keduanya, manusia mampu merasakan yang tidak enak dan enak. Baiklah, andaikata manusia tidak mempunyai hati, yang dipunyai adalah akal. Simaklah ini:
Kalau kamu rajin belajar, dan orientasi adalah akal, kebenaran di ukur secara objektif. Setiap perkataan kalau tidak ada bukti obejektifnya, maka adalah bohong. Maka adalah salah. Setiap tulisan yang tidak ada bukti ilmiahnya maka bohong dan tidak tulisan salah. Yang benar adalah apa yang dibuktikan secara objektif.
Turun temurun perilaku ulama terdahulu seperti itu, namun setelah zaman teknologi berkembang, maka para penyampai agama pasti juga bakal seperti itu. Bakal menyesuaikan zamannya. Kalau mereka tidak menyesuaikan zaman, pasti ada pengikut yang menyampaikannya.
Taufik, karena pengetahuanmu mulai sampai pada ujung filsafat dan menyentuh realitas, maka kini pertanyaanmu sangat realistis. Jawabnya, ya biasa sajalah. Karena memang begitu zamannya. Namun kamu harus memahami kalimat ini: dunia, bagi muslim adalah alat untuk akhirat. Sekali pun alat, apakah alat akan dibiarkan begitu adanya? Tanpa diasah, tanpa dirawat. Alat pun butuh diasah. Alat pun butuh dirawat.
Muslim Menyikapi Era Postmodern
Hanya saja. Jangan terjebak tentang pengasahan. Jangan terjebak tentang perawatan. Tetap capailah prioritasnya, akhirat. Caranya, kamu tahu cara untuk mencapai akhirat, jangan lupakan ibadah. Titik.Kamu berbisik, “Mengapa dunia bagi muslim adalah alat?”
Jawabnya, semakin kamu memikirkan tentang dunia, maka kamu akan semakin kepayahan, dan kamu akhirnya akan menjadi gelap-gulita. Oleh karenanya, jangan begitu dipikirkan tentang keduniaan, namun lihatlah dunia dengan hati. Kenanglah sejarah: sesungguhnya apalah artinya kehidupan di dunia. Bukanlah waktu yang lama, oleh karenanya harus bercinta-kasih sesame manusia. Bukankah pada akhirnya tujuannya agama adalah mencintai sesame manusia?Bahwa kita sama-sama dalam kekuasaan-Nya, maka janganlah geger-gegeran terhadap dunia. Berkasih-sayanglah di muka bumi. Jangan sombong kepada yang lain. Jangan mencuri kepada yang lain. Jangan menyakiti yang lain. Hal itu kenapa? Karena manusia mempunyai akal dan hati.
Dengan keduanya, manusia mampu merasakan yang tidak enak dan enak. Baiklah, andaikata manusia tidak mempunyai hati, yang dipunyai adalah akal. Simaklah ini:
Kalau kamu rajin belajar, dan orientasi adalah akal, kebenaran di ukur secara objektif. Setiap perkataan kalau tidak ada bukti obejektifnya, maka adalah bohong. Maka adalah salah. Setiap tulisan yang tidak ada bukti ilmiahnya maka bohong dan tidak tulisan salah. Yang benar adalah apa yang dibuktikan secara objektif.
Simaklah, apa yang terjadi: manusia sulit sendiri menjadi manusia.
Islam tidak menginginkan seperti itu. Islam senantiasa orientasinya adalah moral, akhlak, etika. Tekanannya itu. Tekanan agama adalah itu. Untuk itu, akhlak. Oleh karenanya, dalam tradisi ilmu-hadist penting diketahui: pernanan individu terhadap kualitas akhlak dan kecerdasaannya menangkap realitas.Turun temurun perilaku ulama terdahulu seperti itu, namun setelah zaman teknologi berkembang, maka para penyampai agama pasti juga bakal seperti itu. Bakal menyesuaikan zamannya. Kalau mereka tidak menyesuaikan zaman, pasti ada pengikut yang menyampaikannya.
Belum ada Komentar untuk "Muslim Menyikapi Era Post Modern"
Posting Komentar