Pergerakan Orientasi Pemikiran Filsafat








Pergerakan pemikiran atau orientasi filsafat, menurut apa-apa yang saya baca, yang selanjutnya saya renung-renungkan begini (dan sebelum saya menguraikan, filsafat adalah ilmu tentang upaya pemikiran, yang itu menggunakan akal):

Filsafat Kuno (Kosmosentris)


Orang-orang di zaman kuno, khususnya orang-orang yunani—gayaku meniru buku-buku filsafat, yang khususnya ada di indonesia: banyak. Seperti F Rahadiman. Sidi Gazalba. Fuad Hasan. Frans Magis Suseno. K. Bertens, Zainal Abidin, Ahmad Tafsir, Bung Hatta dan lain-lain—berpikir yang patok utama yang dipikirkan ialah tentang alam. Makanya di sebut dengan kosmosentris. Maksudnya, kesibukan mereka yang dipikirkan tentang: terbuat dari apa alam? Mengapa alam begini? Apa itu alam? Setelah masa itu usai; artinya ‘setidaknya ketemu’, sekurang-kurannya telah dikatakan ketemu; maka pergerakan pemikiran itu berlanjut.

Filsafat Abad Pertengahan (Teosentris)



Sebenarnya, tidak harus dinyatakan sebagia abad pertengahan, namun dinyatkana abad pertengahan, karena pada waktu itu selepas 500 Masehi, filafat mulai bergerak lagi. Artinya, dari pembicaraan alam, kemudian bergerak kepada yang baru, yakni teosentris. Tuhan menjadi batasan pemikiran. Karena pada waktu itu, agama nasrani, yang dibawa Nabi Isa al-masih, sampai kepada kekuasaan orang-orang romawi, yang kemudian; bersama dengan rasionalitas agama—artinya, agama menawarkan hal-hal yang bersifat rasio, yakni tentang kebaikan manusia, dan pola hidup kemanusiaan. maka disini, menjadi kajian utama; terlebih lagi, agama menjadi pusat untuk pergerakan kemanusiaan. manusia tidak boleh menentang tentang apa-apa yang itu dari Tuhan. Ringkas kata, mengikuti gaya Ahmad Tafsir, Akal kalah telak di zaman ini. hatilah yang menang. Karena iman itu ukurannya hati.

Yang kemudian, bersamaan dengan itu; perlanjuan agama semakin menjadi, tatkala agama islam mulai sampai ke daerah eropa. Atau, status kekuasaan dunia itu di pimpin oleh Islam. kerjaaan-kerjaan islam, yang mengalahkan romawi. Maka bersamaan dengan itu, pemikiran yang dilandasi dari Tuhan semakin kuat dan kokoh.

Bersamaan dengan itu, ada proses-proses yang berdaya diri untuk mengaktifkan akal, atau upaya untuk dikerjakan akal tersebut, di sinilah akal mulai beraksi, perlahan-lahan.

Filsafat Modern (Antrposentris)


Selanjutnya, pergerakan orientasi pemikiran filsafat, mulai bergeser pada akal. Titik utamanya menggunaan pemikiran—sesuatu yang dipikirkan—adalah tentang manusia, manusia yang berakal. Maka klaim dari Descartes, ‘Aku berpikir, maka aku ada.’ itu menjadi manusia-manusia di zaman itu semakin giat menunjukan keperakalan. Penggunakan akal yang dikuat-kuatkan. Hingga kemudian, orang-orang semakin giat dengan sains, maka jadilah saisn-sains semakin maju, semakin unggul, dengan dasar; pendayaan diri dengan ukuran akal. Ukuran akal, maka secara langsung: logis. Masuk akal!

Yang dengan itu, berefek, atau kelanjutan dari hal itu; genjar-genjarnya akal, maka orientasi pemikiran filsafat pun bergeser menjadi, Logosentris.

Filsafat Kontemporer (Filsafat sekarang ini, Postmodern): Logosentris.



Pemikiran sekarang, akal sekarang, gerak pemikirannya berkaitan erat dengan logosentris. Yakni, logo. Atau symbol, atau kata-kata. atau huruf, atau pemikiran; atau angka-angka; logo. Apa yang kita ketahui tentang logo? Itulah era pemikiran di zaman seperti sekarang ini: geger karena merek, karena popularitas. Dan itu menjadi pacuan pemikiran di zaman seperti sekarang ini, hingga akhirnya, pergerakan pemikiran ini menjadi sibuk pada bahasa. Yakni filsafat bahasa.

PEMBICARAAN TAMBAHAN


Apakah pemikiran filsafat sesistematis begitu? jawabnya, tidak. Itulah garis besarnya. Dari dari tiap-tiap kelompok tersebut, kemudian menjadi aliran demi aliran. Ada yang masih bertahan, ada yang bertahan dan menambahkan kepertahanan. Artinya, garis besar tersebut adalah potret tentang keluasan garapan filsafat, yang tujuannya untuk mempermudah pemikiran kita (khususnya saya) dalam menangkap pemikiran filsafat. Setidaknya, begitulah alur utama dari perfilsafat itu, khususnya filsafat barat. Mengapa filsafat barat? Karena filsafat barat terkenal dengan objektifnya, atau berkaitan dengan data-data. Dan merangkai sejarah pengetahuan. Demikian.

2017

Belum ada Komentar untuk " Pergerakan Orientasi Pemikiran Filsafat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel