Pembacaan Komunikasi

Pembacaan Komunikasi  - Alasan membaca sederhana. Tertarik dengan istilah komunikasi. Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, ko·mu·ni·ka·si adalah 1 pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; 2 perhubungan.

Dalam buku burhan Buning (2014) dikatakan: komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain. pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyaknian, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Masih dalam burhan buning (2014) Kemudian, komunikasi itu dibagi menjadi 5 jenis:

  1. Komunikasi individu dengan individu 
  2. Komunikasi kelompok 
  3. Komunikasi organisasi 
  4. Komunikasi sosial 
  5. Komunikasi massa 



Pembacaan Komunikasi 

Awalnya saya berpikir ini tentang sesuatu yang sederhana, namun ketika berhadapan dengan teks. komunikasi menjadi sesuatu yang ribet, ruwet dan upyek terhadap kata-kata, sebabnya menyentuh kehidupan yang itu sampai sekarang, yang telah menjadi masyakarat komunikasi; masyakarat yang sarat dengan alat-alat modern, bahkan filsafat berkenan dengan postmodern. Semestinya saya membaca ini degan biasa. Bahwasanya ini adalah sebagai alat untuk menguatkan pembacaanku terhadap filsafat postmodern; yang memang, begitulah ketotalan masyarakat yang terjadi, syarat dengan technology. Maka kata Baudrillard, hiperreality.

Namun sebenarnya juga, dengan pembacaan ini, adalah upayaku untuk membaca filsuf pada teori kritis, yakni Jurgen Habermas. Selain dikenal dengan sosiolog, beliau juga dikenal dengan filsuf; yang paling terkenal ialah tentang komunikasinya, itulah yang saya baca seringkas tentang Jurgen Habermas.

wah… wah… ternyata saya sekarang mulai suka membaca. Gayanya. Hehe mulai menyukai sesuatu yang berkaitan dengan buku. Hehe padahal sebelum ini pun saya menyukai, namun sekedar menyukai dalam arti belum menemukan arti yang sesungguhnya dari membaca. atau bahasa mudahku, membaca acak. Membaca acak untuk menemukan ‘sesuatu’ yang tepat terhadap bacaan; untuk menemukan sesuatu alasan mengapa harus benar-benar membaca. agaknya sekarang saya mulai membaca dengan mengatahui alasan mengapa harus membaca.

alasan yang itu bukan untuk tentang kesenangan atau upaya pencarian alasan, melainkan karena merasa terbutuhkan akan sesuatu informasi dari bacaan, yang tujuannya adalah memahamkan diri terhadap apa yang hendak dicari.

Wah… wah… ternyata bahasa saya sekarang semakin lebih rumit untuk bicara. Semakin lebih rumit untuk dipahami. Sebab, ini menyangkut tentang pemikiran si aku dan tulisan. Mungkin saya tidak berharap untuk merumitkan sesuatu, namun alur (atau suatu kondisi dimana saya hendak menulis) seakan ‘mendorong’ untuk merangkai kata.

Alasan merangkai kata, tentu diarahkan pada proses diriku memahami apa yang sebenarnya hendak aku memahami; apa itu? kenyataan yang senyata-nyata. tujuan hidup yang sebenar-benarnya berserta dengan pemikiranku dan keadaanku. Mungkin ini semacam ‘membiarkan’ diri liar pada apa yang hendak diketahui, namun bagi pemikiranku, ini semacam petualangan intelektual.

Dan tulisan ini pun adalah komunikasi.

komunikasi yang lebih special, yakni antara bola mataku dengan pemikiraku. Antara pemikiranku dan kata-kata yang terangkai oleh jari jemariku. Sebabnya tujuan menulis adalah menyampaikan, maka penyampaian yang utama adalah kepada diri. Dan kata-kata pun termasuk alat untuk berkomunikasi.

Kata atau bahasa adalah bagian dari alat komunikasi. Demikian.

Belum ada Komentar untuk "Pembacaan Komunikasi "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel