TAAT SISTEM








Saat kau taat terhadap sistem, maka kau akan digiring menuju arah sistem tersebut. Jika kau tidak taat terhadap sistem, maka kau akan memasuki dunia lain, atau arah yang lain terhadap menuju system yang lain, yakni sistem yang acak-acakan dan itu menjadi suatu aturan terhadap hidupmu dan itu menjadi sistem yang baru kepada dirimu, dan ketetapannya kau masih harus menjalani sistem pokok yang mengikatmu. Apakah bisa dimengerti? Begini:

Kau mempunyai ikatan sistem, yakni kuliah, maka itulah prioritas utamamu. Yang lain, itu adalah sampingan. Yang lain itu adalah sistem-sistem yang bukan prioritas. Sebab, yang diprioritaskan di zaman yang marak penampakan adalah taat kepada sistem.

Buktinya, saat kau tidak taat terhadap sistem kuliah, maka kau dianjurkan untuk memasuki sistem kuliah. Kau begitu dianjurkan untuk menjalani sistem kuliah, karena itulah prioritasmu. Dengan menyelesaikan program kuliah, maka kau akan mendapatkan ijazah atau gelar, yang dengan gelar itu, kau akan mampu ‘melamar’ pekerjaan. Saat kau melamar pekerjaan, di saat itulah kau terikat kembali terhadap sistem. Namun, saat kau tidak mempunyai gelar, maka kau akan kepayahan untuk melamar, karena kau kurang syarat terhadap sistem. Kau kurang syarat untuk memasuki keadaan yang menuntut terhadap syarat-syarat.

Apakah bahasaku terlalu payah untukmu? Begini:

Zaman sekarang ini, bukan lagi menjadi zaman praktis layaknya kaum primitive. Pekerjaan itu bukanlah menjadi pekerjaan yang praktis untuk kebutuhan makan, melainkan zaman yang mengarah untuk ‘estetika’ (keindahan) atau hiburan atau kepemilikan. Itulah tawaran zaman sekarang ini. Kehidupan itu, bukanlah sekedar menuntut orang itu kenyang secara perut. Tidak seringkas itu. Melainkan zaman yang menuntut untuk hasrat-hasrat: hasrat hiburan, hasrat kepemilikan, dan hasrat kebanggaan. Yang ketika diperinci, maka dari tiap-tiap kata tersebut, mempunyai rembetan masing-masing, namun pokok tersebut memperjuangkan tentang eksistensi kemanusiaan: atau mempertahankan kemanusiaannya, mempertahankan kehidupannya, yang itu bernilai materi, atau memilik harta.

Mereka menjadi ‘agen-agen’ untuk memuaskan kemanusiaan dengan menyediakan: tempat untuk menunaikan hasrat hiburan.

Mereka menjadi ‘tukang-tukang’ untuk memuaskan kemanusiaan dengan menyediakan: media untuk menunaikan hasrat kebanggan.

Menjadi pembantu-pembantu untuk segera menjadi hasrat kepemilikan.

Begitulah keadaan yang terjadi secara umum. Begitulah potret umum tentang kehidupan. Begitulah rangkaian proses kehidupan. Apakah ada yang salah dengan hal tersebut? Tepatnya, hal itu telah terjadi dan masih menjadi, Taufik. Itulah keadaan seperti sekarang, yang mana orang-orang berusaha menuntut anak-anaknya untuk cerdas dan pandai, untuk taat terhadap sistem dan menjalani kehidupan yang normal dan biasa-biasa saja. Menjadi biasa-biasa saja, jadilah seperti itu. Mengikuti arus perkembangan zaman. Menjalani proses kehidupan zaman.

Jika kau bertanya, “Apakah kehidupan menjadi sarat seperti itu? Dan seakan payah untuk menjalani?”

Jawabku, “Kau harus waspada terhadap pertanyaan yang kau gelontarkan itu: apakah pertanyaan itu adalah pertanyaan praktis, atau sekedar pertanyaan renungan, atau pertanyaan yang bertujuan refleksi, atau petanyaan yang mengarah pada ketaatan zaman? Artinya, kau pun ditutuntut untuk cerdas memahami rangkaian kata-kata .

Namun saya akan menyarankan kepadamu, bagaimana kau akan menjalani hidup di zaman sekarang: yakni,

Terimalah apa yang terjadi, dan jalanilah kehidupan yang mana kau mempunyai sistem untuk dijalani. Apakah kalimatku payah? Begini: hidup itu membutuhkan materi, maka kau penting bekerja. Itulah ringkasnya. Itulah praktisnya.”

2017

Belum ada Komentar untuk " TAAT SISTEM "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel