Pembacaan Pemikiran Sayyid Qutb



Membaca pemikiran seseorang, dalam hal ini yang berusaha saya konsentrasikan ialah Kiai Sayyid Qutb, tentu membaca yang itu lewat tekstual. Sebab, sejauh ini, makna membaca ialah transfer teks ke dalam pemikiran; begitulah upaya pemaknaan. Namun, karena saya pelajar filsafat, tentu membaca tidak hanya sekedar membaca tekstual, melainkan ketotalan dari Sayyid Qutb. 

Cara saya melihat ketotalan, yang mula-mula (Sekali pun tidak permulaan yang tepat, melainkan permulaannya tentu saya membaca tentang biografi beliau, dan membaca catatan yang berkaitan dengan beliau, artinya orang-orang yang menuliskan—memaparkan tulisan—tentang beliau, dan selanjutnya karya beliau, sekali pun lewat terjemahan) membaca tentang bagaimana keberadaan dunia saat itu. Artinya, bagaimana konsentrasi dunia pada saat itu. Maka jawabnya:

Era Kiai Sayyid Qutb bertepatan pada saat dunia atau konsentrasi pemikiran dunia, berkecimpung pada logosentris, di saat itulah pemikiran Kiai Sayyid Qutb berhadapan. Yang mana, di saat itu masih berlaku eranya Kapitalisme, yang tentu dikuasai oleh bangsa eropa. Bangsa eropa yang menjalani proses kolonisasi—tepatnya di Nusantara, di era Kiai Sayyid Qutb hidup. Orang-orang Eropa, khususnya Belanda menguasai pasar-pasar Nusantara. Yang bahkan memajukan orang nusantara untuk bertani; begitulah kira-kira kilsan sejarah nusantara-- yang tentu, Mesir, atau daerahnya Kiai Sayyid Qutb terkena dampak dari globalisasi. Mungkin gampangnya itu, keberadaan masa Kiai Sayyid Qutb ialah globalisasi.

Pengaruh globalisasi, tentu mempengaruhi Kiai Sayyid Qutb. 

Selanjutnya, backgrone pengetahuan Kiai Sayyid Qutb, yang islam, yang sastra, yang sarat dengan kemanusiaan, yang islami, yang dipotet tokoh utamanya tentu Kanjeng Nabi Muhammad, maka beliau berupaya untuk menuliskan atau membagi pengetahuan, membagi ilmu yang itu dari apa yang didapatkannya. Tentu saja, konsentrasi keilmuan beliau ialah tentang islam, karena beliau sejak kecil telah hafal al-quran, dan tentu menjalani tradisi keislaman, yang mana menekankan tentang moral dan pelaksanaan keislaman. Melaksanakan dari pengetahuan islam.

Sebagaimana diketahui bahwa pengetahuan islam selain pengetahuan ideology (Tentang keimanan) ditekankan dengan pengetahuan praktis (Rukun keislaman), maka upaya beliau untuk menjalankan itu secara total, dengan mensupport tentang orang-orang yang diajarinya, khususnya dimana beliau berada.

Ringkasnya, untuk membaca pemikiran seseorang, terkhusus Kiai Sayyid Qutb, tentu penting mengetahui tentang karya-karya, tentang kondisi sosial yang menyertainya, dan keadaan dirinya, dari itu, maka akan terbaca tentang pemikiran beliau. Yang selanjutnya, apakah efek dari apa yang disampaikan beliau, maka tepat disaat itulah terbaca pemikiran beliau. Sebab, pemikiran itu, menurut saya, tidak mampu berdiri sendiri, melainkan terpengaruh dengan lingkungannya, dan di sana ada cermin atau kaca yang menjadi ukurannya. Maka ukuran utama Kiai Sayyid Qutb, seperti halnya kiai-kiai yang lain, tentu Kanjeng Nabi Muhammad, dan lebih khusus Kiai Sayyid Qubt, mengharapkan generasi yang itu sebagaimana generasi kanjeng nabi muhammad, dimana al-quran itu berperan aktif pada hal kegenerasi itu. Alasan saya begitu, karena tentu, hal yang paling dikuasai oleh Kiai Sayyid Qutb tentu tentang pengetahuan al-quran. Faktanya juga, beliau mempunyai tafsir al-quran. Yakni upaya untuk memahami al-quran. 

Dan ini, tentu pendapat saya. Pendapat yang saya dapatkan dari pembacaan demi pembacaan.

Belum ada Komentar untuk " Pembacaan Pemikiran Sayyid Qutb"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel