Yang Berbicara Yang Berefensi
Minggu, 17 Desember 2017
Tambah Komentar
Kau berbicara itu dari mana? Artinya, darimana kau mendapatkan apa yang kau bicarkan itu. Ingatlah, ini kedudukan berkaitan dengan nilai ilmiah.Kenalilah, andaikata kau orangnya yang benar-benar jujur, di zaman seperti sekarang ini, kejujuran itu layak dipertanyakan.Kejujuran itu layak diragukan.Sebab, begitulah zaman ilmiah. Lalu apakah kau akan membandingkan dengan kiai-kiai yang berceramah itu: apakah mereka ceramah memiliki sumber dari apa yang diceramahkan? Kenalilah, biasanya sebelum berceramah mereka merangkai kata atau mereka membaca teks-teks: hasilnya, jika ditanyakan, apakah kau mempunyai referensi dari apa yang kau katakan?
Jawabnya, tentu punya.Inilah teksnya. Inilah bukunya: sekali pun bukunya terjemahan, sekali pun bukunya itu berbahasa Indonesia. Jika kau hendak protes dengan apa yang aku katakan: maka kenailah bahwa protesmu itulah kenangan yang berlalu dan kesibukannya ada pada teks. Faktanya, aku telah berproses untuk menjadi seperti ini; telah berproses sehingga aku menjadi pembicara.
Pembicara umum.Itulah dirimu. Saat kau berbicara umum, maka kau mempunyai referensi dari apa yang hendak kau bicarakan itu: mempunyai referensi demi referensi, tujuannya, tentu untuk lebih menegaskan bahwa dirimu itu benar-benar membicarakan apa yang kau bicarakan.
Karena di zaman ini, begitulah zamannya.Tentu kau tidak bisa menghindar dari keberadaan zaman, keterprosesan zaman, yang menuntut untuk seperti itu.Hasilnya, kau perlu memaparkan perihal data-data yang kau dapatkan itu, yang menjadikan dirimu berbicara dan berkata.
Itulah sebabnya, saat pembuatan ilmiah dibutuhkan referensi demi referensi. Sebabnya lagi, yang menguji itu, tidak mengetahui membaca perihal apa-apa yang kau paparkan; sebabnya lagi banyak data yang akan diuji, maka si penguji membutuhkan kelengkapan data; sebabnya lagi, karena kelak apa yang diteliti itu, akan dibaca oleh orang banyak, yang mana orang banyak itu tidak mengetahui secara detail apa-apa yang dicari.
Sekali pun di zaman era terbuka, banyak orang berkata pada sosialnya: inilah zaman keterbukaan. Zaman yang terbuka.Sekali pun begitu, tetap saja untuk hal ilmiah bakal dipertanyakan tentang kebenaran ilmiah.Itu sebabnya orang-orang membutuhkan kebenaran.
Selain itu, yang mendengarkan apa yang kau katakana ialah orang-orang yang mengikuti generasi pendahulunya, lebih-lebih ini tentang lembaga-tentang instansi, yang harus mempunyai aturan: maka begitulah aturan untuk mencapai ilmiah. Sehingga, dari apa yang kau katakan itu, penting mempunyai referensi.
Sekali pun mereka telah mengetahui data-data tersebut.Namun ini perkara dirimu, dirimu yang berucap, sehingga ucapanmu mengikuti kebenaran-kebenaran yang terdahulu.Itulah data-data kebenaran.
Jawabnya, tentu punya.Inilah teksnya. Inilah bukunya: sekali pun bukunya terjemahan, sekali pun bukunya itu berbahasa Indonesia. Jika kau hendak protes dengan apa yang aku katakan: maka kenailah bahwa protesmu itulah kenangan yang berlalu dan kesibukannya ada pada teks. Faktanya, aku telah berproses untuk menjadi seperti ini; telah berproses sehingga aku menjadi pembicara.
Pembicara umum.Itulah dirimu. Saat kau berbicara umum, maka kau mempunyai referensi dari apa yang hendak kau bicarakan itu: mempunyai referensi demi referensi, tujuannya, tentu untuk lebih menegaskan bahwa dirimu itu benar-benar membicarakan apa yang kau bicarakan.
Karena di zaman ini, begitulah zamannya.Tentu kau tidak bisa menghindar dari keberadaan zaman, keterprosesan zaman, yang menuntut untuk seperti itu.Hasilnya, kau perlu memaparkan perihal data-data yang kau dapatkan itu, yang menjadikan dirimu berbicara dan berkata.
Itulah sebabnya, saat pembuatan ilmiah dibutuhkan referensi demi referensi. Sebabnya lagi, yang menguji itu, tidak mengetahui membaca perihal apa-apa yang kau paparkan; sebabnya lagi banyak data yang akan diuji, maka si penguji membutuhkan kelengkapan data; sebabnya lagi, karena kelak apa yang diteliti itu, akan dibaca oleh orang banyak, yang mana orang banyak itu tidak mengetahui secara detail apa-apa yang dicari.
Sekali pun di zaman era terbuka, banyak orang berkata pada sosialnya: inilah zaman keterbukaan. Zaman yang terbuka.Sekali pun begitu, tetap saja untuk hal ilmiah bakal dipertanyakan tentang kebenaran ilmiah.Itu sebabnya orang-orang membutuhkan kebenaran.
Selain itu, yang mendengarkan apa yang kau katakana ialah orang-orang yang mengikuti generasi pendahulunya, lebih-lebih ini tentang lembaga-tentang instansi, yang harus mempunyai aturan: maka begitulah aturan untuk mencapai ilmiah. Sehingga, dari apa yang kau katakan itu, penting mempunyai referensi.
Sekali pun mereka telah mengetahui data-data tersebut.Namun ini perkara dirimu, dirimu yang berucap, sehingga ucapanmu mengikuti kebenaran-kebenaran yang terdahulu.Itulah data-data kebenaran.
Belum ada Komentar untuk " Yang Berbicara Yang Berefensi"
Posting Komentar