Islam Itu Untuk Dirimu Sendiri, Taufik



Ketahuilah Taufik, islam itu untuk dirimu sendiri, paling kuat dan paling cepat itu untuk dirimu sendiri, maka teguhkan tentang rasa-yakinmu, itu penting taufik, sebab, sebagaimana engkau ketahui bahwa jalur islam itu tentang yakin atau percaya.



Saat engkau percaya kepada Allah, maka engkau akan mengikuti apa-apa yang diperintahkan dan itu melalui jalur Kanjeng Nabi Muhammad, dan saranku; kencangkan tentang pengetahuan Kanjeng Nabi Muhammad, Taufik.



Jangan lalai membaca hadist-hadist.

jangan lalai untuk membaca biografi kanjeng nabi muhammad.

Jangan lalai menerapkan sedikit demi sedikit apa yang engkau ketahui;

Jangan lalai mengikatkan pengetahuanmu sedikit demi sedikit tentang keislamanan; tentang al-quran dan hadist. itulah yang menjadi pegangan utamamu, Taufik. 



Dan dalam hadist, saranku, kencangkan atau fokuskan kepada kanjeng nabi muhammad. sebab ulama-ulama, atau pewaris para nabi itu pun, menyermin kepada kanjeng nabi Muhammad; namun, jangan jadikan berat-berat buat pemikiranmu, sebab mengikuti kanjeng nabi itu berat lho, Taufik.



Sebab engkau bukan lagi menjadi dirimu sendiri, tapi engkau berdaya diri untuk menjadi kanjeng Nabi Muhammad, sementara statusmu bukan kanjeng Nabi Muhammad, maksud saya, tetaplah engkau menjadi keakuanmu; namun cerminlah terus kanjeng Nabi Muhammad sebagai ukuranmu.



sudah, jangan koar-koar ulang tentang agama, tentang kepentingan syariat-syariat agama; sungguh engkau telah berpengetahuan terhadap agama, buatkan agama itu untuk dirimu; jalankan syariat untuk dirimu sendiri, dan tetap, niatkan karena Allah. 



sebab, sebagaimana telah engkau ketahui bahwa islam itu teruntuk bagi dirimu; paling banter bagi dirimu. 

Kalau engkau telah damai bersama keislamanmu, maka lamat-lamat orang-orang akan mengakuimu.

Jika pun orang-orang menjadikanmu pembicara tentang keislaman, tinggal saja keluarkan apa-apa yang engkau tangkap; apa yang engkau alami.



Sungguh, apa yang engkau tangkap—yang kau simpan dalam memorimu—dan apa yang telah engkau jalankan; bukanlah tentang perkara yang sedikit, Taufik, tapi banyak; oleh karena itu, engkau penting mengikatkan pengetahuan-pengetahuan itu dengan cara menulis.



Kalau engkau malas dengan menulis, maka janganlah menulis. Jangan dibuat berat tentang menulis. Sebab tujuanmu bukan menulis, menulis itu sampingan; menulis itu adalah alat untuk mengikatkan pengetahuan.



Bukankah engkau mengetahui kanjeng nabi Muhammad, yang mana beliau tidka menulis, namun menghapalkan dan kemudian di jalankan? Maka mengapa engkau tidak mengikuti beliau.

Bukankah engkau juga mengetahui bahwa kanjeng nabi Muhammad, sekali pun beliau menyampaikan tentang agama islam, bukankah beliau masih menjaga ‘keakuannya’ yang kuat; yang tetap kokoh dengan keyakinannya.

Dan aku sarankan, engkau, ikutilah yang kanjeng nabi kerjakan. Referensi utamamu adalah kenjeng nabi Muhammad, yang mana beliau mengikatkan diri kepada Allah, dialah yang menjadikan seluruh manusia, yang menguasai setiap semesta.



Hingga kemudian,

Tatkala kamu ibadah, lillahitala dan itu untuk dirimu.

Tatkala kamu shalat, lillahita’ala dan itu untuk dirimu.

Tatkala kamu doa, lillahita’ala dan itu untuk dirmu.



Bila pun orang-orang melihatmu, itu untuk orang lain; maka sungguh, engkau tidak akan mampu mencegah orang-orang berkata seperti itu kepadamu, namun, tetapkan dalam dadamu kuat-kuat; bahwa sesungguhnya islam itu, untuk dirimu sendiri. Artinya, engkau boleh geger mengurusi keislaman orang lain, tapi engkau jangan lalai bahwa engkau penting mengurusi keislaman dirimu, itulah kuncinya Taufik.







2017

Belum ada Komentar untuk " Islam Itu Untuk Dirimu Sendiri, Taufik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel