Menjalinkan filsafat Bahasa-Filsafat Struktural dan Filsafat Sejarah- kepada Realitas



Setelah tema post-modern begitu ngiang-ngiang dalam pemikiranku, kali ini, tema filsafat bahasa menjadi roda-gerak pemikiranku, artinya tidak sepenuhnya cenderung kepada filsafat bahasa, namun menggunakannya, karena sebagaimana yang diisukan oleh filsafat bahasa adalah tentang kebahasaan yang menjadikan alasan utama persoalan segala yang ada. Terlebih lagi, tujuan dari penyelidikan filsafat-bahasa bukanlah membicarakan tentang diksi atau kata dalam bahasa, melainkan hakikat penggunaan bahasa. 

Dan dalam prosesnya, pada kenyataannya, ketika saya menjalankan: yakni mempertanyakan ulang diksi demi diksi yang keluar pada kata-kata yang digelontarkan pada kenyataan. Yakni mempertanyakan hal-hal sederhana yang diucapkan. Mempertanyakan ‘kata’ demi ‘kata’ yang dikeluarkan, dengan asumsi;

Apakah engkau mengetahui apa yang engkau ‘katakan’, jangan-jangan engkau tidak memahami apa yang engkau ‘katakan’. 

Atau, saya menjadikan peran sebagai penegasan bahwa:

Apa yang engkau katakan akan saya ‘tegaskan’ menurut kata yang engkau keluarkan. 

Itulah inti dari mempertanyakan ulang kata tersebut, yang bertujuan supaya penyampai kata mengerti apa yang dikatakan. Maka secara respon, saya sendiri menyelidiki makna dari satuan kata. menyelediki makna sederhana dari tiap-tiap kata, atau bahasa lainnya, saya membuka kembali kamus-kamus atau mendengar penjelas dari dia yang mengurai kata; atua sekedar selingan yang bertujuan; supaya engkau memahami apa yang engkau katakan.

Sebab di zaman informasi, di zaman seperti sekarang ini, orang-orang berkata yang itu tidak megnetahui katanya, tidak memahami kata-kata, namun sekedar berkata-kata; artinya, tidak berpikir ulang tentang apa-apa yang dikatakannya.

Namun, saya tidak berhenti sampai di situ—karena memang itu sekedar selingan dari percakapan, sekedar selingan untuk pembicaraan—karena kami membicarakan sejarah, yang itu tidak terfaktakan, atau sebenarnya telah terfaktakan namun lalai untuk membaca sejarah yang telah ada. Oleh karenanya, dalam pembicaraan pun menggunkan metode filsafat sejarah; artinya tidak mak-glezeg membicarakan sejarah sebagai objeknya, melainkan ramuan-ramuan sejarah untuk mencapai apa yang hendak dibicarakan.

Jika hal ini agak sukar dimengerti, maklum, karena ini bukan pembahasan tentang kajian ilmiah, yang itu sekedar pertemaan, namun pembicaraan tentang filsafat; atau menyeluruh, yang objek formalnya adalah realitas.

Yang bertujuan, untuk kesadaran umum yang ada.

dan saya, tidak berhenti sampai pada filsafat-sejarah, melainkan menggunakan gaya, yakni struktrulis, basic aliran filsafat struktrulas; yakni aliran filsafat yang mempercayai tentang sturktur, artinya ini pembicaraan tentang takdir yang telah digagas, dan kami berupaya meluruskan atau membenahi apa yang terjadi dengan menganalis secara structural tentang realitas. 



filsafat strukralisme, memang dikenai isu oleh pemikiran filsafat-barat, yang itu terjadi setelah mbomingnya filsafat idealisme Hegel. Dengan klaim, dari tesis bertemu dengan antithesis yang kemudian menjadi tesis baru, lalu tatkala bertemu tesis yang baru, maka jadilah tesis yang baru menjadi antithesis. Yang mana, Filsuf German itu, Hegel, menyukai gaya analisis sejarah; suatu bukti bahwa beliau pun menulis tentang filsafat sejarah. 

Dan yang membedakan ini adalah islam sebagai sumber utamanya, sehingga orientasi kemanusiaan atau lahir-lahir efek-efek dari pembicaraan akan menumjumpai keislaman. Namun, metode yang kami pakai adalah filsafat-bahasa, filsafat strukturalisme, dan filsafat-sejarah untuk mendapatkan realitas. Untuk mewujudkan realitas, yang tujuan utamanya adalah: terciptanya kesadaran individu terhadap realitas.

Demikianlah yang terjadi padaku, hari ini, hari-hari ini, dibayangi oleh gerak-gerik filsafat sebagai alas atau metode untuk memecahkan persoalan realitas, yang mana endingnya dikembalikan pada keislaman; yakni beralasnkan pada prinsip dasar islam: yakni iman kepada Allah.



Demikian.

Belum ada Komentar untuk " Menjalinkan filsafat Bahasa-Filsafat Struktural dan Filsafat Sejarah- kepada Realitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel