Dialektika Sebagai Solusi Persoalan Realitas di Era Kontemporer (Postmodern) Study kasus desa Wargo Mulyo; tinjauan Humanisme







Kamus Besar Bahasa Indonesia

di·a·lek·ti·ka /dialéktika/ n 1 hal berbahasa dan bernalar dng dialog sbg cara untuk menyelidiki suatu masalah; 2 ajaran Hegel yg menyatakan bahwa segala sesuatu yg terdapat di alam semesta itu terjadi dr hasil pertentangan antara dua hal dan yg menimbulkan hal lain lagi



so·al n 1 apa yg menuntut jawaban dsb (pertanyaan dl hitungan dsb): sekalian -- tt keuangan supaya dikumpulkan, nanti akan dijawab satu per satu; ia tidak dapat mengerjakan -- nomor lima; 2 hal yg harus dipecahkan; masalah: -- banjir di Jakarta semakin mengkhawatirkan; 3 hal; perkara; urusan: pembicaraan kami melantur ke -- yg dikhawatirkannya;



re·a·li·tas /réalitas/ n kenyataan

mo·dern /modérn/ 1 a terbaru; mutakhir: pasukan diperlengkapi dng senjata-senjata --; 2 n sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dng tuntutan zaman;



pas·ca·mo·dern /pascamodérn/ a berhubungan dng masa sesudah zaman modern: isi buku itu menggambarkan keadaan negara berkembang pd masa teknologi dan ekonomi --



kon·tem·po·rer /kontémporér/ a pd waktu yg sama; semasa; sewaktu; pd masa kini; dewasa ini:



hu·ma·nis·me n 1 aliran yg bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yg lebih baik; 2 paham yg menganggap manusia sbg objek studi terpenting; 3 aliran zaman Renaissance yg menjadikan sastra klasik (dl bahasa Latin dan Yunani) sbg dasar seluruh peradaban manusia; 4 kemanusiaan



Latar Belakang

Zaman kontemporer, atau zaman dewasa ini, adalah zaman kesibukan. Zaman yang menuntut manusia serba sibuk. Sibuk mengurusi kemanusiaan pribadi karena kebutuhan pribadi. Manusia menjelma manusia konsumen. Manusia menjelma kukuh dengan keakuannya. Menjelma manusia technology, bersibuk pada tataran

Zaman global, menjadikan manusia serba global, menjadikan proses menjelma kota; paham-paham, atau pemikiran-pemikiran menjelma gaya-gaya kota; yakni individualistic, liberalistic, dan mengikuti gaya-gaya kota lainnya. Dan soal-soal yang dihadapi menjadi simpang-siur, bertaut-tautan, dan bahkan mask diantaranya yang itu kebersamaan.

Ada yang menyebutkan (siapa) bahwa diera ini terdapat masalah dan soal yang bersamaan. Soal yang bersama pada masalah yang bersamaan. Itulah zaman sekarang.

Yang ternyata, hal tersebut, berada juga pada struktur atau pola di desa wargo mulyo, menghadapi status masalah yang itu sama; ketimpang-tindihan maslaha, dalam system demi system, namun lalai dengan tujuan dari kemanusiaan. tujuan kemusiaan ini saya ukur dengan fungsi manusia, sebagaimana yang tertera pada Humanisme. Yakni mengembalikan peran kemanusiaan.

Persis seperti era renenainsanse, yakni memerdekakan manusia menurut kemanusiaannya; yang tidak terkengkang oleh agama atau hal-hal yang berkaitan dengan agama. Akal tidak dibekukan dengan status keagamamaan; akal tidak dihentikan dengan keagamaan.

Maka muncullah tokoh-tokoh seperti Galie-Galileo, namun yang hendak saya tawarkan adalah pola yang serupa yang tujuannya mengembalikan manusia sebagaimana fungsinya.



PEMBAHASAN


Desa Warga Mulyo adalah desa yang sarat dengan jalinan kekeluargaan, dengan agama islam yang mayoritas, malah bahkan mendominasi. Namun dalam kehidupan sehari-hari tidak semulus degnan apa-apa yang tejradi sesuai dengan klaim keluarga dan agama islam;

Kedua hal tersebut laksana menjadi nama dan hal itu menjadikan kendala. Namun ternyata, realitas tidak semudah itu untuk dipecahkan, sehingga membutuhkan upaya untuk menciptakan kesadaran indivindu.

Dan penawaran saya adalah metode dialektika sebagia solusi hal tersebut. sebab tatkala sistematis dibelakukan, yang ada, malah keterjebakan pada ranah sistematis tersebut. yang terjadi malah menjadi rapat demi rapat hal-hal tersebut.

Dengan dijadikan metode dialektika sebagia solusi, maka bakal terciptanya, komunitas-komunitas yang kongkrit terhadap relatias yang terjadi, dengna mengembalikan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang apa-apa yang telah dikembangkan; sehingga manusia akan berperan menjadi manusia yagn selayaknya manusia, yakni jalin menjalin sesuai dengna unsure-unsure humanisme.

Penerapan metode dialektika, menjadikan isu-isu pokok atau mengabarkan isu-isu pokok ke hal umum dengan lantaran subjektifitas, karena pengangkatan tentang keluar dan agama islam. sehingganya, tidaklah mudah dan seringan untuk menjawab masalah realitas yang ada.

Oleh karena itu, persiapan utama adalah bakal menjumpai perbedaan demi perbedaan; menjumpai persoalan demi persoalan; dan itu disebut dengan tantangan.

Tujuannya, demi terciptanya manusia ideal menurut humanism, keluarga islam sebagai pengikat prinsip; atau lebih jauh menjadi desa yang demokrasi. Menjadi potret bagaimana demokrasi bekerja. Atau keterjalinan antara ulama dan umara pada saat menjalankan Negara (desa) demokrasi.

Dengan diadakan dialektika, maka:

Akan mengetahui kapasitas masing-masing individu

Akan mengetahui letak salah individu

Akan mengetahui status keindivu

Akan mengetahui karakter individu

Dengan pengetahuan semacam itu, maka akan diapatkan akhir: bahwa manusia adalah mahluk individu sekaligus sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, dan kekurangan atau kelebihan adalah karena memang harus diadakan demi tujuan kebersamaan. Demikian.

2017

Belum ada Komentar untuk "Dialektika Sebagai Solusi Persoalan Realitas di Era Kontemporer (Postmodern) Study kasus desa Wargo Mulyo; tinjauan Humanisme"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel