Puisi-puisi Hidayat Tf







Menjalin Kehidupan




Aku mulai menjalinkan keakuanku

pada aku-aku yang lain

berdealektika laksana socrates

yang mempertanyakan kemapanan

yang telah telah termapankan

demikianlah jalinan kemanusiaanku



yang menjalinkan keakuanku

pada aku-aku yang lain

yang berkata dan berbusa-busa

dan juga menawarkan realitas yang sesungguhnya

demikianlah jalinan kemanusiaanku



yang menjalinkan keakuanku

pada aku-aku yang lain

yang bertali atas nama univesal

menyandarkan islam



dan islam adalah gerakanku

mengislamkan keakuanku

demikianlah jalinan kemanusiaanku



2017



Engkaulah Cerminku



engkaulah cerminku,

yang kupandang dan meresap pada memori tangkapanku

demikianlah keakuanku

melihatmu sebagai kaca

tentang langkah waktu

tentang langkah kenangananku



jika aku menjadi seperti ini

ya! karena aku melihatmu



karena aku seperti ini

bagaimana aku menolak

bahwa aku

menjadi seperti ini

demikianlah keakuanku



2017



Melihatmu



engkau tak bersuara

bagiku, bekas suaramu teramat nyata

ngiang dalam benakku

saat aku melihat sorot matamu

muncullah rangkaian kata-kataku

keluar laksana berkata:

keluarkan apa yang hendak engkau bicarakan

taruklah pada meja peradilanku,

biar kuhukum apa yang engkau soalkan

bukankah soalmu dan sering adalah hal-hal sederhana

dan termat mudah dijawab

wahai yang ditugasi masih sebagai baju-penampakan



dan tenanglah, kelak, bila waktunya telah tiba

engkau akan deras berkata dan engkau tidak akan lupa

bahwa bekasmu adalah bekas yang bertanya

begitulah keakuanmu



2017
 
JIKA


jika resah membajui akalmu

ingatlah segala soal telah di rencana

dan akalmu adalah tompangan

tentang segala hal yang telah di rencana

bersabarlah



jika sedih membajui akalmu

ingatlah segala waktu bergulir adanya

dan akalmu adalah tompangan

tentang proses yang harus diterima

bersabarlah



jika bahagia membajui hatimu

ingatlah guliran waktu telah direncana

terimalah dan jangan bangga

sebab segala hal telah direncana





2017



Menjalin Kenyataan



aku semakin menjalinkankan keakuanku

melalu-lalangkan tubuhku

mengibarkan bendera keakuanku

di zaman yang serba mengaku-aku



aku semakin mengisukan keakuanku

melalu-lalangkan kata-kataku

meneguh-teguhkan diksi akuku

di zaman yang serba mengaku-aku

demikianlah kenyataanku



2017



AKU



aku adalah satu dari sepersekian keakuan yang ada

yang menuliskan sajak dan menjalinkan

kepada guruku

yang ternyata punya beberapa pendahulu

layaknya Rumi kepada Tabrisnya

layaknya Plato kepada socratesnya

tapi aku bukanlah rumi yang dikenal tariannya

bukanlah plato yang dikenal dialognya

karena aku adalah satu dari sepersekian keakuan yang ada

melaporkan diri kepada gurunya

tentang diri, atau tentang ide gurunya

yang darinya dipelajari:

tentang keakuanku

ya! kembali padaku

demikianlah sajakku



jika ada yang bertanya, apakah engkau meniru Rumi?

jawabku, tidak!

jika ada yagn bertanya, apakah engkau meniru plato?

jawabku, tidak!

ini adalah sajak tentang keakuanku

yang laksana memaksa ditumpahkan

pada media kata

yang bertujuan untuk para mata

yang khususnya kepadaku sebagai pembaca



jika ada yang bertanya, jadi kamu beraliran apa?

jawabku, aku tak paham arah tanyamu.



katamu, jika rumi dikenal dengan sufinya

jika plato dikenal dengan filosofnya

dan engkau?

jawabku, dan aku diantara keduanya

itulah jawaban yang sungguh, bagimu

yang seakan meninggikanku untuk mengaku

kepeniruanku

sekalipun bagiku,

aku adalah murid dari sepersekian murid yang ada

yang menjalin kepada gurunya yang dinaungi islam

begitulah keakuan

demikianlah sajak keakuanku



2017

Belum ada Komentar untuk "Puisi-puisi Hidayat Tf"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel