Pengaktifan Pengetahuan: Sertakan Data Pengetahuanmu

Pengaktifan Pengetahuan: Sertakan Data Pengetahuanmu - Aku mengamati tulisanmu semakin hari semakin kering dan biasa, dan kau kurang mengaktifkan pengetahuan yang kamu dapatkan: maka di zaman yang terang benderang ini, dimana orang-orang banyak bersaing dan orang-orang pamer dengan pengetahuannya, seenggaknya kau penting menampilkan pengetahuanmu, Fik. Pengetahuan filsafat, pengetahuan sejarha, pengetahuan al-quran, pengetahuan hadist: tujuannya, berdaya diri untuk menyamaratakan pengetahuan dengan proses keumumanan.

Sungguh, pengetahuan filsafat, itu luas garapannya: tentang ontology (ilmu yang membicarakan yang ada), tentang epistemology (ilmu yang membicarakan tentang keilmuan) dan aksiology (ilmu yang membicarakan tentang nilai guna). Bersamaan dengan itu, pastinya, kau tidak akan berkutat ketat pada ranah-ranah itu, butuh pertalian sejarha dan orang-orangnya.

Ini adalah era totalitas, Taufik. Pengetahuan filsafatmu pun, penting ditotalitaskan. Yang mana ada kronolgy, proses, orang-orang (filsuf), pemikiran, itu semua setidaknya penting kau latih dengan cara menulis. Yang tujuannya, mengingatkan dirimu. Mengingatkan pemikiranmu.


Pengaktifan Pengetahuan: Sertakan Data Pengetahuanmu

Kenalilah, kalau kau terbiasa menguraikan hal itu, maka secara otomatis itu akan menjadi kebiasaanmu, dan orang-orang bisa jadi akan menyebutmu bagian dari hal tersebut, karena kau mengulang-ulangkan tentang hal tersebut. bukankah tokoh-tokoh filsafat yang seenggaknya, mengelupas pada pemikiranmu masih sedikit.

Dan senang sekali kau berkutat pada nama-nama ini: Socrates, plato, aritoteles, lalu melancangi ke era modern: Rene Descartes, Heggel, Fitche, Immanuel kant, jhon locke. Lalu melancangi lagi ke era postmodern: Nietszche, Kiekegaard, foulcoult, Derrida, Lyotard, Husserl, Bauudrillard, Russel. Lebih payah lagi, kamu tidak menguraikan secara detail tentang mereka. Kamu belum banyak menuliskan tentang mereka. Kamu belum menyimpul-simpulkan tentang mereka.

Ditambah lagi, pengetahuan sejarah keislaman: bukankah pengetahuamu masih bolong-bolong, maka mengapa tidak kau coba masukkan hal itu pada teks-teks nasihatmu; pada tulisan-tulisanmu. Belum lagi tentang sejarah nusantara, sejarah Indonesia, bahkan sejarah desamu: maka mengapa tidak kau masukkan pada teks-teksmu. Itu semua tentang pengetahuan, Taufik. Itu semua tentan gpendapatan pengetahuan dan inilah zamannya pengetahuan yang terbuka.

Mengapa kau tidak merayakan pengetahuan yang terbuka itu? harusnya kau lebih gencar merayakannya, karena kau menyukai pengetahuan: yakni sesuatu yang itu ada pada didalam diri. Tentang ruh, tentang ruhani. Bukankah kau ketahui, bahwa pengetahuan itu, awalnya berada di dalam diri.

Maka saranku: sertakanlah mereka pada rangkaian teks-teksmu. Sertakanlah mereka. Jangan sombong berpikir sendiri. Jangan gaya, bahwa kamu mampu berpikir sendiri. Pastilah kau membutuhkan mereka. Pastilah.


Pengaktifan Pengetahuan: Sertakan Data Pengetahuanmu

Bersamaan dengan itu, tentu saja, jangan lalaikan mengosumsi data-data pengetahuan, silaturahim dan dialog. Sungguh realtias tetap utama: namun sebagaimana kau ketahui, realitas pun membutuhkan bekal yang itu berada pada realitas-yang-lain, yakni pengetahuan. 

Akhirnya, sertakan data pengetahuanmu, jangan dianggurkan. Tetaplah diasah. Tetaplah digunakan. Begitu ya…

Jika ada yang bertanya, “mengapa tulisanmu begitu?”

Jawabnya, “Demikianlah zamannya. Penampakan pengetahuan. Zamannya pengetahuan terbuka. dan pengetahuan yang totalitas. Aku pun turut merayakan.”

Belum ada Komentar untuk " Pengaktifan Pengetahuan: Sertakan Data Pengetahuanmu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel