Pertalian Zaman: Pembicaraan tentang Hidup dan Pengetahuan
Senin, 06 November 2017
Tambah Komentar
Pembicaraan ini dimulai sejak era dimana para filsuf yunani mulai mempunyai status kelas, yang disebut dengan academia, yang dipimpin oleh Plato murid dari Socrates, yang kemudian Plato mempunyai murid yang bernama aristoteleles. Maksud saya begini:
Pembicaraan yang akan hendak saya tuju adalah tentang kehidupan yang mulai ditabrak dengan pengetahuan atau system pengetahuan yang ada di Yunani.
(Untuk saat ini saya tidak akan membicarakan lebih tentang asal-usul keberadaan Plato maupun Aristoteles atau yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Yunani, atau filsuf-filsuf yunani: orang-orang bisa melacak lewat pembacaan buku-buku atau data historis yang berkaitan dengan pada filosof. Pembicaraan saya sekedar mengingatkan ulang tentang keberadaan orang-orang yunani tentang perkembangan kehidupan di era itu bahwa:)
Proses kehidupan di yunani, waktu itu, telah membentuk kelas-kelas (tentu, di Negara nusantara, belum menjadi system sebagaimana yang terdata sebagaimana Yunani, bacalah lebih detail tentang sejarah Nusantara, yang mana sering terindikasikan sekitar zaman 200 masehi; itu pun sudah samar-samar, tidak terang benderang. Bila pun terdeteksi terang benderang maka belum sedetail sebagaimana orang-orang yunani) sekolah, yang kemudian kehidupan pengetahuan terbilang stagnan atau sejenak berhenti di arah pengetahuan aritoteles, yang kemudian lebih melejit dikala era agama nasrani mulai teradakan.
Biasanya, ukuran ketepatan agama nasrani dideteksi kebedaraan Nabi Isa, yakni 0 Masehi, yang waktu itu masih tertolak. Hingga kemudian, di saat itulah pengetahuan semakin bersinar setelah pengetahuan bertemu dengan agama. Lalu bagaimana dengan proses kehidupan?
Umumnya proses kehidupan di kala itu lebih terbaca proses kehidupan yang berkerajaan. Umumnya begitu, mendominasi pada kelas dunia bertalian ketat kerajaan. Hingga kemudian muncullah agama islam, yang gayanya memang tidak seperti kerajaan, namun kalau ditimbang kembali maka model agama-islam persis layaknya kerajaan. Persis yang itu tidak sama. Namun agak mirip berkaitan dengan keagamaan. Yang mana mempunyai ikatan kuat diantara yang lainnya.
Di saat Negara-negara yang dikuasai nasrani dipegang oleh orang-orang muslim (Agama islam) di saat itulah mulai terjadi penerjemahan data-data yang ada di Yunani, seringkali itu terjadi pada era Al Makmun, yakni pada masa kerajaan Bani Abbas, anak dari raja Harun Arrasyid. Di saat itulah pengetahuan mulai memproses terbelalak.
Hingga kemudian, kekuasaan islam sampai ke Negara eropa, yakni Spanyol. Di saat itulah pengetahuan mulai melesat, yang kemudian terjadi kontra di antara kerajaan demi kerjaan, sampai-sampai terjadilah kekuasaan yang besar dari Nasrani.
Di saat itulah pengetahuan mulai terpegang kuat akan agama, setidaknya bukan saja pada agama nasrani, namun pada keumumannya pengetahuannya di kuasai oleh keagamaan. Terbatas oleh agama.
Manusia secara umum laksana terikat oleh system keagamaan, yang mungkin juga system itu terkesan kaku. sementara para pelaku system laksana lalai dengan tujuan hidup. (ah sebenarnya saya hendak mengatakan tentang pembentukan pemikiran modern; yakni pemikiran yang berusaha melawan pergerakan manusia yang dibatasi agama, yang biasanya dimulai atau ditandai kuat oleh kehadiran sosok filsuf Descartes yang terkenal dengan sebutan: aku berpikir maka aku ada. Terkenal dengan pemikiran rasionalnya. Yakni pendayaan kuat kepada akal)
Tepat disaat itulah pengetahuan sains mulai melesat. Dalam fase filsafat, orientasi pemikiran diarahkan menjadi: manusia sebagai objek dan subjek pemikiran. Sebelumnya:
Di era yunani, kosmos menjadi objeknya, dan itu disebut kosmosentris.
Selanjutnya, Tuhan menjadi obejeknya, dan itu disebut teosentris.
Kemudian, manusia menjadi objeknya, dan itu disebut antroposentris.
Dan sekarang, logo atau bahasa atau tanda menjadi objeknya, dan itu disebut logosentris.
Lalu bagaimana dengan kehidupan di era sekarang?
Jawabnya:
Era sekarang, sebagaimana rangkaian hal-hal tersebut, maka logo menjadi objek pemikiran. Pertarungan atau perkelahian seringkali berkaitan kuat pada kata-kata atau tanda atau logo atau symbol. Begitulah kejadian di era seperti sekarang:
Bertebarnya dunia iklan, tebaran baleho, sponsor, dan nama-nama di pinggir-pinggir jalan, atau nama demi nama yang ada di sekitar kehidupan kita menjadi suatu ajang yang baru pada masa kehidupan.
Yang dengan itu, maka undang-undang kehidupan mulai bergeser atau mempunyai tambahan, yakni kebutuhan untuk hiburan. Hiburan adalah sesuatu yang menghibur, untuk hiburan kehidupan manusia. dan pengetahuan pun, mulai semakin banyak tekanan berkaitan dengan data-data.
Maka penting sekali untuk menghapalkan data demi data.
Penting sekali menghafalkan nama demi nama.
Menghafalkan tentang teks demi teks.
Begitulah pemikiran umum tentang kehidupan di era seperti sekarang ini: yang pergerakan utamanya berkaitan dengan tumpang-tindih berkaitan dengan proses kehidupan.
Lantas bagaimana menyikapinya?
Jawabnya, untuk menyikapi zaman yang seperti ini, maka tawaran utama adalah untuk menjadi manusia yang standar, standar dalam ukuran yang ada disekitarnya. Itulah awalnya. Memang awal utama tentang individu, tentang keselamatan individu: entah itu secara materi maupun secara ruhani.
Belum ada Komentar untuk " Pertalian Zaman: Pembicaraan tentang Hidup dan Pengetahuan"
Posting Komentar