Agama di Zaman Logosentris



Bagaimana peran agama di Zaman Logosentris?

Sebagaimana telah kau ketahui tentang zaman logosentris, Taufik. Tentang pembacaan filsafatmu, yang kini menyentuh tentang realitas yang kuat dan ketat berkaitan dengan logosentris. Maka, peran agama pun demikian halnya, Taufik. Agama pun menjadi orientasi yang berkaitan dengan symbol-simbol atau tanda-tanda, atau berkesibukan pada logo. 

Agama menjadi sesuatu yang itu laksana terkata atau berkaitan dengan kata. orang-orangnya pun berpikir yang demikian, Taufik. Sering berkat ayang itu melanggar sendiri perkataannya. Sering menyampaikan namun lalai sendiri dengan apa yang disampaikan. Pandai pengetahuan namun menentang apa yang diketahuinya. 

Itu sudah wajar, Taufik.

Itu sudah marak, Taufik.

Itu sudah menjadi keumuman, Taufik.

Contoh-contoh terangnya: ah benarkah kau menginginkan contoh terang tentang hal tersebut padahal kau juga mengalami, kau juga merasakan, kau juga menyaksi. Kau juga sering mendengar, orang-orang yang menyampaikan. Dan saran saya:

Tetaplah agamakan dirimu, Taufik. Sungguh, kau beragama itu untuk menyelamatkan dirimu. Itulah awalnya.

Jangan kau tuntut lebih orang-orang untuk beragama. Jangan kau paksakan meraka untuk menaati ketat-ketat tentang agama. Jangan kau buat kaku terhadap agama. Apalagi di zaman seperti sekarang ini, lebih-lebih melihat status dirimu, maka sudah pasti, yang kau butuhkan:

Selamatkanlah dirimu di dunia yang nyata ini. Selamatkanlah dirimu dari ancaman Gusti Pangeran. Artinya, agama itu berperan untuk dirimu sendiri. Jangan tuntut orang lain berbuat agama, tapi tuntutlah dirimu untuk menjalankan agama. 

Jangan tutut orang lain untuk taat menjalankan perintah agama, tapi tuntutlah dirimu untuk taat menjalani perintah agama.

Bukankah statusmu sekarang adalah pelajar yang kosong kecuali pelajaran dirimu sendiri. Seenggaknya statusmu saat ini masih kosong dari tanggung-jawab social kecuali sosialnya dirimu sendiri.

Artinya, saat kau berbuat baik, berbuatlah baik. Hindarilah perbuatan yang tidak baik; karena ketahuilah, agama itu untuk dirimu sendiri. 

Apa-apa yang kau lakukan yang itu berkaitan erat dengan agama, maka statusnya itu untukdirimu sendiri. Artinya (ya, banyak artinya, Taufik, karena tujuannya aku ingin menyadarkanmu tentang pentingnya engkau mengurusi dirimu sendiri,tidak seibuk mengurusi orang-orang lain. Sungguh mereka pun telah mempunyai pengetahuan agama. Mereka pun telah terdidik oleh pengetahuan agama, maka uruslah dirimu sendiri.)

Jika kau telah merdeka dengan dirimu sendiri, tentunya kau tidak akan sibuk-sibuk mengejar tentang kepentingan orang-orang lain, tentang pemikiran orang-orang lain, tapi tentang pemikiranmu sendiri, tentang kedamaian dirimu sendiri; syukur-syuukur kau bisa membantu orang-orang untuk damai, kalau tidak, maka jangan begitu berharap lebih terhadap apa yang kau mampu; bahasa lainnya, aku mengajarimu untuk lebih bertawakal kepada-Nya. Dan percaya sekali lagi kepada-Nya, bahwa Dia itu Maha Perkasa.

Karena jangan-jangan, pemikiranmu sendiri yang begitu menyangkal bahwa Dia Maha Perkasa..kenalilah, sekalipun zamannya adalah zaman logosentris, tetap saja Allah itu Maha Perkasa, Taufik, Allah itu tidak tidur, Taufik.

Jika kau bertanya bagaimana agama di zaman logosentris?

Jawabku, bagaimana agamamu (yakni tentang dirimu menjalankan agama) di hari ini.



2017

Belum ada Komentar untuk " Agama di Zaman Logosentris"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel