Tulisan dan Pembicaraan

Tulisan dan Pembicaraan - Taufik, apa tujuanmu menulis? Engkau menulis yang bertujuan menyampaikan apa-apa yang sebenarnya hendak ingin engkau sampaikan secara nyata, yakni pembicaraan. Engkau ingin ‘menyatakan’ apa-apa yang engkau ketahui, engkau rasai, dan engkau ingin ada yang ‘mengetahui’ apa yang kamu dapatkan. Itulah tujuanmu menulis.

Sekali pun engkau menunjukan tulisan untuk dirimu, tetap saja, engkau berdaya diri untuk menyampaikan untuk dirimu.

Tujuan dari menulis, bagimu, ialah menyampaikan apa-apa yang hendak ingin engkau sampaikan; tentang sesuatu yang hendak ingin engkau sampaikan—kepada siapa pun, yang pasti engkau menyampaikan. dan itu berarti, engkau membutuhkan ‘orang’ untuk mendengar apa yang ingin engkau sampaikan! Membutuhkan ‘orang’ untuk mengerti apa yang ingin engkau sampaikan.

Kataku, “Mengapa membutuhkan orang untuk mendengar apa yang hendak ingin disampaikan? Dan mengapa harus menyampaikan? Mengapa harus dikabarkan?”

Jika katamu engkau adalah manusia, yang itu adalah membutuhkan manusia lainnya, yang itu manusia yang berbahasa, manusia yang mampu menangkap sesuatu, dan mampu memikirkan sesuatu, lalu dari penangkapannya itu, dia memutusakan terhadap sesuatu, jadilah engkau berkata; yakni mempunyai referensi-referensi tersendiri.

Kataku, mengapa engkau harus menyampaikan kepada orang lain? Tidakkah, ketika engkau tidak menyampaikan, engkau tidak mampu menjalani hidup. Artinya, tidak harus sibuk pada kata-kata, atau tidak harus sibuk pada pembicaraan.

Maka jalanilah hidupmu dengan ringan dan biasa saja. kata itu, pada dasarnya adalah alat untuk berkomunikasi, dan konflik itu terjadi, karena kurangnya komunikasi; nah yang menjadikan manusia beragam-ragam itu, karena kurangnya-komunikasi yang sempurna, artinya sepotong-sepotong yang tertangkap oleh daya-nalar manusia.

Jika pun telah sempurna komunikasinya, maka biasanya manusia sering menyangkal kehidupan yang pada dasarnya adalah sederhana. Yakni, menyelamatkan ‘kemanusiaannya’, yakni tubuhnya.


Tulisan dan Pembicaraan

Pada prinsipnya, atau pada undang-undangnya, manusia itu membutuhkan makan. Itulah ringkasnya. Namun, karena dari makanan itu, menjadikan manusia bertahan, maka disanalah pertumbuhan manusia semakin banyak; jadilah manusia yang banyak itu, jadilah tetek-bengek aturan-aturan keperbanyakan itu, yang tujuan utamanya: supaya damai bersama, bersama dengan tabiat-tabiat kemanusiaan hidup di dunia. 

Karena kebersamaan itu, maka terjadilah pembicaraan demi pembicaraan; terjadilah komunikasi demi komunikasi. Alasan utama komunikasi adalah menyatukan apa yang sebenarnya ada di dalam dirinya.

Tujuan utama bicara adalah menyampaikan maksud dari apa yang dipikirkannya. Dan tujuan utama menulis adalah berbicara yang panjang dan enggan disela, atau menyampaikan sesuatu yang panjang dan mungkin sarat dengan keribetan.

Sarat dengan tumpang-tindih keberbahasaan; pembicaraan menjadi pembicaraan yang gelap dan laksana rimba pada kata-kata. Sebabnya, banyak hal yang ingin dikatakan. 

Bila tidak seperti itu, tulisan adalah untuk mempermudah apa-apa yang akan dibicarakan. Tulisan menjadi petunjuk praktis untuk apa yang akan dibicarakan.

Artinya, tulisan itu menjadi wakil untuk berbicara. Menjadi bahan untuk pembicaraan.

Sekarang, amatilah orang-orang yang sedang berlatih menulis, dan orang-orang yang sedang berlatih bicara.

Apa yang dicita-citakan dari dua hal tersebut?

Pertama, orang berlatih menulis supaya mereka mampu mengomunikasikan sesuatu yang itu di dalam dirinya.

Kedua, orang yang berlatih bicara supaya mengomunikasikan sesuatu yang itu di dalam dirinya. 

Kenanglah, tatkala orang-orang dulu, di era Yunani Kuno, atau Kerajaan cina, atau Babylonia, atau Mesir: apakah mereka telah mengenal tulis-menulis? Apakah mereka telah mengenal pembicaraan? Dan tujuan apa mereka menulis? Tujuan apa mereka berbicara. Kenanglah hal itu.


Tulisan dan Pembicaraan

Jika sekarang, banyak orang yang menulis, dan banyak orang yang berbicara, itu adalah sesuatu yang alami, yang ada pada diri manusia, Fik. Karena sebelum itu, orang-orang telah diajari untuk menulis dan bicara.

Jika, sekarang; orang sering berdebat dan sibuk dengan kedua istilah itu, dan lalai dengan kehidupan-manusia yang sesungguhnya (bahwa tulisan dan pembicaraan; adalah alat untuk komunikasi) maka itu sudah wajar.

Artinya, orang yang tidak mengetahui tujuan menulis, dan tujuan berbicara: artinya dia bebas menulis dan bebas berbicara, itu wajar, Fik.

Apalagi di zaman informasi seperti sekarang ini. 

Saya sarankan (bolehlah saya menyarankan): engkau harus mengerti tujuanmu menulis, dan engkau harus mengerti tujuanmu bicara. Lebih-lebih, engkau harus paham tentang kepenulisanmu dan engkau harus paham dengan pembicaraanmu. Demikian.

Belum ada Komentar untuk "Tulisan dan Pembicaraan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel