Tanggung Jawab



Sudahkah kau mengetahui tanggung jawabmu? Ini kalimat sederhana, namun baiknya kau memahami hal tersebut: 

Taufik, sesungguhnya masalahmu hari ini telah jelas bagimu, yakni kurangnya sesuatu untuk dikatakan pekerjaan yang itu menghasilkan materi dan engkau menanggung jawab dengan apa yang kau lakukan. Kenalilah kesibukan-kesibukan yang kau alami hari-hari ini sesungguhnya kurang mengerti tentang kebutuhan individu dan kau lebih sibuk menanggu jawab yang itu bukan tanggung jawabmu, padahal kau mempunyai tanggung jawab. 

Tanggung jawabmu, itulah yang penting kau andalkan. Itulah yang kau targetkan. Karena tanggung jawabmu, itulah, tentu tanggung jawabmu. Ini bukan perkara tentang tanggung jawab siapa; melainkan tanggung jawab individu. 

Urusan keluarga, itu sudah menjadi komplek, harusnya kau lebih jeli dengan pengertian keluarga. 

Urusan agama, itu sudah menjadi komplek, harusnya kau lebih matang dengan pengertian agama. 

Urusan ekonomi rakyat, itu sudah menjadi komplek atas nama rakyat, harusnya kau lebih matang dengan istilah itu. 

Ringkas kata, yang penting kau selamatkan itu adalah dirimu. Bukan tentang dirimu-dirimu yang lain, namun dirimu, Taufik. Dirimu yang itu adalah jasad dan ruhanimu. 

Sebab menurut penglihatanku, kau itu sarat dengan masalah namun masalah utamanya ada pada dirimu. 

Tentang jasadmu, maka itu yang penting kau selamatkan. 

Tentang pemikiranmu atau ruhani, maka itu yang penting kau selamatkan. 

Saat kau hendak menyelamatkan tentang jasadmu; maka kau harus memeriksa keadaan dirimu kepada orang-orang yang mampu membaca tentang perjasadatanmu. Apakah kau sakit? Periksalah. Apakah kau kurang ekonomi? Periksalah. Namun begini: jasad itu berkaitan dengan materi, maka tentu tekananmu materi. Dan di dalam materi itu ada spesifiknya, yakni pekerjaan. Sekarang, apakah kau mempunyai pekerjaan untuk jasadmu yang itu mampu menyelamatkan jasadmu? Pastinya kau punya, hanya saja tidak kau arahkan pada nilai materi, nilai yang bermakna yakni uang. Maka uangkalha tentang jasadmu. Itulah obat tentang penyakit jasadmu. 

Selanjutnya, tentang ruhanimu, atau tentang pemikiranmu, maka kau harus tenang dengan apa-apa yang terjadi, semua itu terjadi telah diseting oleh-Nya, kau harus lebih sabar dan tetap bertawakal kepada-Nya, dan janganlah kau berambisi atau bernafsu untuk mengusai untuk menyelamatkan tentang dunia yang besar, setidaknya kuasailah ambisimu, kuasailah nafsumu. Yang tujuannya, menenangkan ruhmu, menenangkan pemikiranmu. 

Sungguh, kau bukan orang yang bodoh-bodoh amat dalam hal itu, setidaknya kau mampu menjadi keumuman di antara sepersekian orang-orang yang ada. Kau mampu menyelamatkan jasadmu, yang itu sekedar untuk menyelamatkanmu. Kau mampu untuk menyelamatkan pemikiranmu, yang itu terbatas pada pemikiranmu. Jika itu berat, maka mintalah bantuan orang untuk menjinjing beratmu itu. jika itu payah, maka mintalah bantuan orang untuk memudahkannya. 

Yang pasti, kau jangan lalaikan tentang tanggung jawabmu, itulah nasihat awalku. Tanggung jawab apa? Tanggung jawab dirimu atas dirimu. Itulah nasihatku. Itulah ajakanku, kepadamu, Taufik. Jika kau bertanya, jadi apa hubungannya jasad dan ruh dengan tanggung jawab? Jawabku, karena itu adalah jasadmu dan ruhmu; maka bertanggung jawablah atas mereka. Begitu. Apakah berat? Mintalah orang untuk menjinjing beratmu itu. apakah susah? Mintalah orang untuk membantu memudahkan kesusahanmu. Begitu. 

2017

Belum ada Komentar untuk " Tanggung Jawab "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel