Puisi-puisi Hidayat Tf


Haidar Buchori





WUJUD YANG BERTANYA




lidahku yang gemar bertanya

demikianlah waktu menitahku untuk bertanya

yang semula diam tanpa kata

atau merenung tersimpan dalam kenangan

kini semakin lihat mengeluarkan

sesuatu yang tersimpan



dan lidahku yang gemar berkata

demikianlah waktu menitahku untuk bicara

yang semula diam dan secara rahasia

atau bisik-bisi pemberi isu dengan kalimat yang buram tujuannya

kini semakin terang dan difokuskan

kepada siapa yang ditujukan



dan aku mendapatkan teguran

oh rasa perhatian saling mengingatkan



dan aku mendapatkan pengoreksiaan

oh rasa ketelitian berdiri di depan



di saat inilah aku mulai menahan

tentang kata-kata dikeluarkan

biarlah tubuh yang berkata

laksana puisi-yang bersuara

demikianlah suaraku



2017



MEMASRAHKAN KATA-KATA




Kepadamu aku pasrahkan kata-kataku

kata yang tulus dari dalam diriku

kepadamu aku pasrahkan keakuanku

jangan salah-sangka, tentangku dan eksistensi kata-kataku

jangan salah-sangka, tentang wujud-wujud dari keakuanku

demikianlah anak zaman, yang berjalan di zamannya

tentang era transparan dan keacakan pengetahuan

demikianlah anak zaman, yang berjalan

sesat di jalan yang tak bertuan

maka mengapa aku tidak menuankan dirimu

meminta maaf atas segala keberadaanku

meminta maaf atas segala keperwujudankan

tiada lain kecuali menuani dan mengabdi

meniti jalan yang rimba dan rumit dihayati

kepadamu aku pasrahkan kata-kataku



2017



GEBUKAN KATA-KATA




aku mulai digebuki kata olehku dan selainku

mulai direspon tentang keberadaanku

kelak, sebagaimana aku yang berlalu

menyumput pada cangkang kedamaianku



kelak, kalau semua tersadar diri

maka mengapa aku tidak diamkan diri

merasai damai dan menjadi

pribadi yang sederhana dengan sederhana

dan semua telah diatur oleh sang pecipta



karena aku mulai digebuki kata, olehku dan selainku

mulai dikatai sungguh tentang keberadaanku

kepadamu aku laporkan keakuan

yang masih membara bersama kayu-kata

laksana jalin yang memukuli

mereka yang lalai akan kesatuan dari-Nya

mereka yang lalai akan keprinsipan-Nya



kayu-kataku kini mulai dirasa oleh sebagiannya

jalinku mulai terlihat dan terang dan aku

semakin mendekatkan diri kepadamu

menyurahkan keakuan bersama antisipasi rasa

tentang sakit-sakit yang bakal kuterima

akibat kesakitan yang kutawarkan pada mereka

karena aku telah menggebuki mereka

maka kinilah tiba aku digebuk juga



kepadamu kuterangkan kata

bukan tentang gebuk-atau-kritik atau apa-pun itu

inilah aku, yang datang seperti dulu itu

awal kita bertemu

membicarakan tentang keakuan dan memungut kedamaian

dari ucapanmu yang terbalas dari ucapaku

inilah aku, yang datang seperti dulu itu

membicarakan tentang keakuan dan memungut bahagia yang simpel dan sederhana

karena kepadamu

aku menguraikan keakuanku



2017









Talilah aku dengan sungguh bahwa aku menalikan diri kepadamu




Talilah aku dengan sungguh bahwa aku menalikan diri kepadamu

Supaya benar, aku punyai sandaran dalam jalinan

Supaya benar, aku tidak kesasar pada perjalanan

Supaya benar, aku tidak sendirian pada tiap-tiap perjalanan

Selain kepadamu, tiada pilihan lain kecuali kepadamu



Karena engkaulah aku terakukan

Karena engkaulah terbuka tirai-tirai keakuan

Karena engkaulah terjadilah ikatan demi ikatan

Yang kini berpetualangan laksana godaan

Padahal, demikianlah jalinan

Yang kini semakin berteluangan para rimba perjalanan

Padahal, demikianlah keterikatan



Dan aku menalikan diri kepadamu dengan seluruh perjalanan waktuku

Talilah aku, jangan biarkan aku sekedar menyampirkan tali padamu

Ikatlah aku padamu

Biarlah aku menuruti perjalananmu

Biarlah aku menjadi yang terseret pada jalan-jalanmu

Selain kepadamu, karena engkaulah pilihan yang untukku



2017

Belum ada Komentar untuk "Puisi-puisi Hidayat Tf"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel