Puisi-puisi Hidayat Tf
Minggu, 21 Mei 2017
Tambah Komentar
Haidar Buchori |
WUJUD YANG BERTANYA
lidahku yang gemar bertanya
demikianlah waktu menitahku untuk bertanya
yang semula diam tanpa kata
atau merenung tersimpan dalam kenangan
kini semakin lihat mengeluarkan
sesuatu yang tersimpan
dan lidahku yang gemar berkata
demikianlah waktu menitahku untuk bicara
yang semula diam dan secara rahasia
atau bisik-bisi pemberi isu dengan kalimat yang buram tujuannya
kini semakin terang dan difokuskan
kepada siapa yang ditujukan
dan aku mendapatkan teguran
oh rasa perhatian saling mengingatkan
dan aku mendapatkan pengoreksiaan
oh rasa ketelitian berdiri di depan
di saat inilah aku mulai menahan
tentang kata-kata dikeluarkan
biarlah tubuh yang berkata
laksana puisi-yang bersuara
demikianlah suaraku
2017
MEMASRAHKAN KATA-KATA
Kepadamu aku pasrahkan kata-kataku
kata yang tulus dari dalam diriku
kepadamu aku pasrahkan keakuanku
jangan salah-sangka, tentangku dan eksistensi kata-kataku
jangan salah-sangka, tentang wujud-wujud dari keakuanku
demikianlah anak zaman, yang berjalan di zamannya
tentang era transparan dan keacakan pengetahuan
demikianlah anak zaman, yang berjalan
sesat di jalan yang tak bertuan
maka mengapa aku tidak menuankan dirimu
meminta maaf atas segala keberadaanku
meminta maaf atas segala keperwujudankan
tiada lain kecuali menuani dan mengabdi
meniti jalan yang rimba dan rumit dihayati
kepadamu aku pasrahkan kata-kataku
2017
GEBUKAN KATA-KATA
aku mulai digebuki kata olehku dan selainku
mulai direspon tentang keberadaanku
kelak, sebagaimana aku yang berlalu
menyumput pada cangkang kedamaianku
kelak, kalau semua tersadar diri
maka mengapa aku tidak diamkan diri
merasai damai dan menjadi
pribadi yang sederhana dengan sederhana
dan semua telah diatur oleh sang pecipta
karena aku mulai digebuki kata, olehku dan selainku
mulai dikatai sungguh tentang keberadaanku
kepadamu aku laporkan keakuan
yang masih membara bersama kayu-kata
laksana jalin yang memukuli
mereka yang lalai akan kesatuan dari-Nya
mereka yang lalai akan keprinsipan-Nya
kayu-kataku kini mulai dirasa oleh sebagiannya
jalinku mulai terlihat dan terang dan aku
semakin mendekatkan diri kepadamu
menyurahkan keakuan bersama antisipasi rasa
tentang sakit-sakit yang bakal kuterima
akibat kesakitan yang kutawarkan pada mereka
karena aku telah menggebuki mereka
maka kinilah tiba aku digebuk juga
kepadamu kuterangkan kata
bukan tentang gebuk-atau-kritik atau apa-pun itu
inilah aku, yang datang seperti dulu itu
awal kita bertemu
membicarakan tentang keakuan dan memungut kedamaian
dari ucapanmu yang terbalas dari ucapaku
inilah aku, yang datang seperti dulu itu
membicarakan tentang keakuan dan memungut bahagia yang simpel dan sederhana
karena kepadamu
aku menguraikan keakuanku
2017
Talilah aku dengan sungguh bahwa aku menalikan diri kepadamu
Talilah aku dengan sungguh bahwa aku menalikan diri kepadamu
Supaya benar, aku punyai sandaran dalam jalinan
Supaya benar, aku tidak kesasar pada perjalanan
Supaya benar, aku tidak sendirian pada tiap-tiap perjalanan
Selain kepadamu, tiada pilihan lain kecuali kepadamu
Karena engkaulah aku terakukan
Karena engkaulah terbuka tirai-tirai keakuan
Karena engkaulah terjadilah ikatan demi ikatan
Yang kini berpetualangan laksana godaan
Padahal, demikianlah jalinan
Yang kini semakin berteluangan para rimba perjalanan
Padahal, demikianlah keterikatan
Dan aku menalikan diri kepadamu dengan seluruh perjalanan waktuku
Talilah aku, jangan biarkan aku sekedar menyampirkan tali padamu
Ikatlah aku padamu
Biarlah aku menuruti perjalananmu
Biarlah aku menjadi yang terseret pada jalan-jalanmu
Selain kepadamu, karena engkaulah pilihan yang untukku
2017
Belum ada Komentar untuk "Puisi-puisi Hidayat Tf"
Posting Komentar