TANDA-TANDA MASYARAT MADANI UNTUK DESA WARGOMULYO
Kamis, 25 Mei 2017
Tambah Komentar
Perwujudan masyarakat madani ditandai dengan karakteristik masyarakat madani, diantaranya: wilayah public yang bebas, demokrasi, toleransi, kemajemukan (pluralistic), dan keadilan sosial. (Pendidikan Kewargaan: Ubaidillah. Uin Syarif Hidayatullah. 20016)
Public yang bebas.
Sejauh ini, kita kurang mengaktifkan hal-hal tersebut, atau kita kurang mengumpulkan warga demi warga untuk acara yang bebas namun bertujuan. Maksud dari bebas yang bertujuan adalah tentang keseluruhan hal-hal kemanusiaan. Dan seringkali, pengaktifan hal ini, ditandai oleh pasar.
Pasar laksana milik public yang bebas dan bertujuan, yakni mendapatkan keuntungan. Sementara hasrat kemanusiaan melampaui itu. Tidak sekedar tentang keuntungan. Apalagi di zaman maraknya technology, maka manusia membutuhkan hiburan dan tangkapan seni untuk diapresiasi. Maka di dunia barat, atau kelas eropa; mempunyai ajang-ajang pameran. Inilah yang diharapkan dari masyarakat wargomulyo, mempunyai sesuatu untuk dipamerkan. Mempunyai sesuatu untuk dijadikan daya jual. Setidaknya mempunyai sesuatu yang itu dari dalam invidunya, bukan tentang uangnya. Tapi kepuasan individu, sebagai refleksi atas apa-apa yang menimpa dirinya.
Yang kemudian, bersamaan dengan itu, maka akan terciptalah demokrasi: dari rakyat untuk rakyat, dan pemerintah adalah memegang apa-apa yang rakyat sepakati. Begitulah demokrasi. Pemerintahan adalah alat untuk mensejahterakan rakyat. Adalah penampung apresiasi dari rakyat. Namun, kendala di desa wargomulyo adalah rakyat tidak sepenuhnya aktif dengan kerakyataannya; alasannya, karane kurangnya kesadaran rakyat terhadap kerakyataannya.
Kurang sadarnya, aku terhadap keakuannya.
Tidak tahunya, aku terhadap keakuannya.
Tidak memahami, keakuannya.
Jika dipertanyakan: apa itu keakuan dan bagaimana kita mencari keakuan?
Jawabku, maka siapakah itu manusia? Apa tujuan manusia? Dari mana kita berada? Di desa apa kita tinggal? Siapa orang-orang yagn kita temui? Bagaimana lingkungan dimasa aku tinggal? Bagaimana keadaan sosial yang mempengaruhiku? Siapa keluarga-keluargaku? Bagiamana watak-watak saudara-saudaraku?
Maka kemudian terterapkanlah sikap toleransi. Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. Yang kemudian, tentu ini berefek pada penampakan-penampakan yang berbeda-beda, dan setiap invidu harus toleransi terhadap hal tersebut:
Entah itu, wajah dari manusia.
Entah itu, kefikihannya.
Entah itu, rasnya.
Entah itu, budayanya.
Entah itu, penampakan seninya.
Atau penampakan-penampakan yang lain. Yang pasti, siap menerima. Siap dalam arti, benar-benar siap menerima apa itu perbedaan. Sebagai mana kita ketahui, dalam al-quran sering disebut: perbedaan adalah rahmat. Laksana perempuan dan laki-laki. Laksana langit dan bumi. Laksana siang dan malam. Karena keduanya, maka jadilah cinta. Cinta itulah landasan utama kita dalam hal perbedaan. Cinta yang bukan bernafsu, tapi cinta yang saling mengasihi, menyanyangi, menghormati.
Dan kemudian, jadilah prularisme. Yakni, pertalian sejati keragaman dalam ikatan-ikatan keadaban. Keberagamaan, itulah prularisme. Macam-macam yang satu, itulah pluralism. Dan kita harus menerima itu secara leluasa. Dan ini sering ditawarkan oleh Gus Dur, tentang pluralism. Tujuannya adalah cinta kepada yang lain layaknya mencintai dirinya sendiri. Hal itu tercermin pada hadist—saya lupa redaksinya, tapi intinya—mencintai tetangganya atau orang lain laksana mencintai dirinya sendiri.
Dan yang terakhir, adalah keadilan sosial. Nah, untuk mengatur ini, maka disinilah peran aktif dari lembaga pemerintahan, yang menawasi dan mengontrol tentang sifat-sifat manusia yang sering berubah-ubah. Peran pemeritahan desa wargomulyo, sangat dibutuhkan untuk menjaga konsistensi apa-apa yang telah disepakati bersama.
Jalurnya: rakyat telah memutuskan untuk menjadikan acara pameran, dan tugas pemerintahan adalah menjaga keputusan yang telah ditetapkan. Maka, peran pemerintahan tetaplah sebagai alat untuk pengontrol apa-apa yang telah disepakati bersama.
Namun, pertanyaannya:
Apakah hal itu mudah? Jawabku, tidaklah mudah. Dibutuhkan kesadaran-invdividu. Lagi-lagi, tema kesadaran individu itu sangat penting. Penting sekali. Kesadaran individu terhadap keindividuannya, itu sangat penting. Sehingga, dengan begitu: individu individu tersebut, membutuhkan individu-individu yang lain. Karena kehidupan adalah proses bersama yang individu. Adalah proses individu yang sosial. Kata Filosof-Sejarah Islam, Ibnu Khaldun: manusia adalah mahluk sosial sekaligus mahluk individualis. Demikian.
2017
Belum ada Komentar untuk "TANDA-TANDA MASYARAT MADANI UNTUK DESA WARGOMULYO"
Posting Komentar