Hubungkan Informasi dari Luar Dirimu Dengan Pengetahuan Yang Ada Dalam Dirimu





Hubungkanlah, informasi dari luar dirimu dengan pengetahuan yang ada pada dirimu, sehingga engkau senantiasa mawas-diri terhadap pengetahuanmu, engkau senantiasa mengasah tentang pengetahuanmu; sehingga letupan kata-katamu untuk orang lain adalah pacuan ‘pengetahuan’ kepada dirinya. Terlebih lagi, engkau harus membedakan mana informasi yang perlu berpikir dan mana informasi yang itu sekedar informasi praktis.

Ringkas kata, engkau harus benar-benar mawas dengan kata-kata yang datang kepadamu; engkau harus jeli dan teliti dengan sesuatu diksi yang menyerang akalmu. Dan untuk senantiasa melatih dengan ‘keperawasanmu’ maka engkau harus membaca sekali lagi tentang struktur sejarah pengetahuanmu; karena bagaimana pun zaman sekarang, membutuhkan gelar, sebab zaman memang senantiasa berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Zaman senantiasa berhubungan dengan ilmu pengetahuan; dan ingatlah, tujuan tentang filsafat adalah teruntuk mempertanyakan sesuatu yang sebenarnya telah dimapankan yang secara menyeluruh dan total yang tujuannya lagi, mengembalikan ke suatu tujuan kemanusiaan: manusia yang bijak. Manusia yang tidak gampang untuk mengklaim atau menilai sesuatu, melainkan harus ditimbang matang-matang demi mencapai kebijaksaan; karena lagi-lagi, filsafat itu bukanlah ilmu tentang keputusan, bukan juga ilmu tentang pengklaiman, melainkan ilmu yang ‘ngambang’ yang mengokohkan ilmu-ilmu yang telah disahkan.

Sekarang, kembali ke informasi:

Saat informasi itu tertangkap oleh panca-inderamu, maka engkau harus mengaitkan tentang pengetahuanmu; kalau tidak ketemu, maka engkau harus menelusuri. Kalau engkau tidak menelusuri, maka yang terjadi adalah tentang kedangkalan pengetahuanmu. sungguh, tujuanku begini, untuk mengokohkan keilmuanmu. Bukankah saat ini engkau penting dan layak ‘menyetatuskan’ gelarmu? Yakni gelar keilmuanmu.

Kalau gelarmu telah dikokohkan; maka disaat itu, engkau tidak harus bekerja lebih keras terhadap informasi-informasi yang ada. Sebab, engkau telah terbiasa dengan tangkapan informasi, maka informasi buatmu adalah denyut pengetahuan buat dirimu.

Infromasi buatmu adalah kebutuhan kemanusiaan tentang kemanusiaannya.

Adalah keharusan yang memang harus diterima karena kemanusiaanmu.

Adalah kepastian yang sudah pasti karena itu adalah kepastian.

Bersamaan dengan itu, tetaplah engkau ingat tentang prioritas-prioritas, mana yang menjadi prioritas utama: mana jangka panjangmu, jangka pendekmu, tentang keterdesakanmu. Engkau harus mengerti posisi-posisi tersebut, Taufik. Engkau harus sangat jeli membaca realitas yang serba komplek dan sisi kemanusiaan yang inginnya menjadi kompleks.

Semua memang bisa dijadikan informasi, namun engkau harus mempunyai saringan pengetahuan buat dirimu, yakni tentang upaya untuk memfokuskan pada bidang pengetahuanmu. setidak-tidaknya, engkau harus lanyah-total terhadap pengetahuanmu; dan itu sangat penting. Wal-hasil, tatkala engkau ditanyakan tentang pengetahanuanmu: engkau akan menjawab laksana hujan yang deras dan lebat. Sampai-sampai orang ingin terus menerus mendengar penyataan demi pernyataanmu. Orang ingin terus mendengar apa-apa yang engkau katakana. Orang ingin terus menerus melihat apa-apa yang engkau paparkan. Kalau sekarang engkau belum mumpuni, tak apa. Maka tetaplah berlatih, karena itu tugasmu: bukankah saat ini tugasmu adalah belajar. Maka tunaikanlah tugasmu.

Dan informasi yang datang kepada dirimu, hubungkanlah dengan pengetahuanmu.

Demikian.

2017

Belum ada Komentar untuk " Hubungkan Informasi dari Luar Dirimu Dengan Pengetahuan Yang Ada Dalam Dirimu "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel