Tetaplah ingat tentang Kesatuan




Prinsip kesatuan itu, harus engkau tanamkan kuat-kuat dalam akalmu, dalam hatimu, biarkan dia meninggi dan siramilah dnegan shalat jamaah dan tingkah laku sosial yang kemudian janganlah lalai untuk meninggikan kualitas dirimu: jika engkau bertanya apa itu kualitas dirimu? Jawabku, yakni backgrone yang membedakan dengan yang lain, yakni akhlak dan pengetahuanmu. lejitkanlah kedua hal tersebut.

Dan apa-pun tetapkan niat, lilahitala.

Yang kemudian, barulah engkau menyibukkan diri untuk mengokohkan keakuanmu. Sibukkan dirimu dalam membaca dan menulis, yang kemudian, dalam pembicaraan-realitas, maka itu adalah sekedar penampakan dari apa-apa yang ada di dalam dirimu.

Realitas adalah tentang upaya engkau hidup yang bersama—begitulah sosial. Yang pasti—ingat diksi yang pasti—tetaplah engkau ingat tentang kesatuan, Taufik.

Bahwa: dari sepersekian jumlah manusia, itulah manusia.

Dari sepersekian keluarga, tetaplah itu manusia.

Dari sepersekian watak manusia, begitulah watak manusia.

Yang selanjutnya, engkau harus menggatuk-gatukkan dengan pengetahuanmu: ingatlah jurusan engkau kuliah apa? Filsafat. Yakni ilmu yang melampaui psikologi, dan ilmu yang melampaui sosiologi, ilmu yang itu melampaui sejarah. Ilmu yang melampaui geografi. Begitulah kajian yang berakar dalam filsafat. Oleh karenanya, sekali lagi, engkau penting mengokohkan tentang filsafatmu.

Bacalah sekali lagi, berkali-kali lagi untuk menguatkan tentang filsafatmu. Harus tertanam kuat-kuat dalam akal-hatimu terhadap sejarah filsafat, dan inti dari filsafat. Harus. tujuannya, supaya engkau lebih mengokohkan tentang keakuanmu. Jika ada yang bertanya tentang keahlianmu, maka engkau mampu menjawab dengan ringan:

Filsafat.

Dan pengetahuan agama, tetaplah menjadi hatimu.

Maka ketahuilah, jika filsafat adalah kuasa akalmu, maka agama adalah kuasa hatimu. Tetapkan itu seperti itu: oleh karenanya engkau jangan lalaikan tentang agama.

Jangan lalai untuk membaca al-quran, secara teks, Taufik.

Jangan lalai untuk membaca kitab-kitab islam, selingan.

Jangan lalai untuk membaca kitab-kitab islam yang klasik

Jangan lalai untuk membaca kitab-kitab yang baru, selingan.

Namun tetaplah engkau mengkaji filsafat-barat, sebab dunia selalu mengorientasikan ke sisi barat, yakni eropa. Dan engkau harus kencang mengamati hal tersebut. Dan harus membaca zaman dengan cerlang dan cerdas, jeli dan pasti. Dan janganlah engkau melalaikan tentang kesatuan.

Apalah artinya ‘individumu’ kalau tanpa dukungan dari individu-individu yang lain.

Apalah artinya ‘melejitnya’ individumu, kalau yang lain tidak mendengar kelejitanmu.

Dan engkau harus mengakui, bahwa pengkohan keindividuanmu terpengaruhi oleh lingkunganmu. Dan kemelejitanmu, terpengaruhi deras oleh lingkunganmu. Sungguh, dalam kehidupan ini telah ditakdir oleh-Nya, dan sebenarnya kita tinggal menerima apa-apa yang telah ditakdirkan oleh-Nya. Seringkas itu tentang keduniaan, Taufik. tapi, ternyata, untuk menerapkan apa yang telah kukatakan barusan, tidak semuda berkata-kata.

Teori adakalanya lebih mudah dibanding praktek.

Dan sekarang, engkau telah melihat bahwa teori telah melimpah, maka terapkanlah teori-teori tersebut, dan jangan lalaikan bahwa engkau membutuhkan teman. Dan yang paling utama, tetaplah pertahankan kebersamaanmu. Pertahankan kesatuanmu. Demikian.

Belum ada Komentar untuk " Tetaplah ingat tentang Kesatuan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel