Puisi-puisi Hidayat Tf
Senin, 29 Mei 2017
Tambah Komentar
Jalan Apa Yang Aku Tempuh Sungguh
Jalan apa yang kutumpuh sungguh
Pada diriku teramat sukar dan gaduh
Sesekali terbaca terang
Sesekali buram dan acak-acakan
Kecuali lewat jalan-Nya aku berjalan
Merasai rindu demi rindu berlabelkan ketaqwaan
Laksana menghancurkan usia atau kestatusan
Kecuali terbaca tentang ketundukan
Jalan yang terang adalah jalan yang berlabel takwa
Bukan tentang politik atau ambisi kuasa
Tapi jalan ketundukan pada-Nya kita berpasrah
Pada-Nya kita menyerah
Oh kata, begitu ringan dibawa
Begitu angin diucap
Faktanya
Masih juga aku berdaya
Menggunakal akal berbaju bangga
Padamu, kuserahkan sajakku
Tentang pemberontakan
Dan kelokan jalan
Tentang pengetahuan yang lurus
Menentukan arah
Sekali lagi lebih nyata
Pada hidup yang demikianlah hidupnya
Dan kepadamu kuserahkan sajakku
Tentang perjalananku, yang semakin bertanya:
Jalan apa yang aku tempuh sungguh
Bersama bekas-bekas sejarahku
Oh kata, demikian kenangan
Kepada akal yang masih juga diagungkan
2017
Ajaran Rindu Yang Ganjil
Aku telah diajari rindu yang ganjil kepadamu
Yang kini menyebar kepada yang lain
Yang itu mengetahui tentang realitasku
Yang mulai kudatangi dan kukatkan:
Aku pun merindukanmu, sayang,
Rindu yang ganjil datang kepadaku
Untukmu
Yang bermakusd bahwa
Rinduku adalah rindu yang ganjil dan janggal
Sebab, jika ini rindu yang sungguh
Dengan segala cara kupecahkan dalam diriku
Sayang, rinduku adalah rindu yang ganjil dariku
Untuk mendatangimu.
Demikianlah kerinduanku
Sebelum lebih lanjut:
Berkenankankah engkau kurindu?
Walau statusnya rindu yang ganjil dari dariku!”
Tapi aku telah terlatih olehmu
Merasakan desakan rindu
Yang menggumpal dalam diriku
Andai jarak merekat
Apalah artinya rinduku
Adalah nafsu ingin bertemu
2017
Landasan Rindu Yang Ganjil
aku datang kepadamu karena hatiku ditaruhkan rindu dari-Nya
Ya! Bagaimana aku mampu merindu kalau tidak diizinkan oleh-Nya
yang mana ditempelkan dalam tubuhku yang harus bertemu
tapi engkaulah jalanku, jalan menuju rindu yang satu
yakni dia yang menjadikan cinta dalam tubuhku
Dia yang menjadikan rindu dalam seluruh aurta darahku
Rindu yang tanpa hasrat, tanpa syarat
Demikianlah rinduku
Rindu yang harus bertemu, kepada tubuhmu
Yang dialiri darah-darah oleh-Nya
Untuk menjalin cinta kepada-Nya
Oh sebuah diksi yang lezat dan rekat
Seolah benar-benar dekat dengan-Nya
Dan paham sungguh tentang-Nya
Dan karena engkau mengetahui tentang-Nya
Disitulah muncul rinduku kepadamu
Yang harus menjumpaimu
Supaya diriku terekatkan sungguh dengan-Nya
Supaya diriku teringatkan sungguh tentang-Nya
Supaya diriku tersentakkan sungguh akan hukum-Nya
Dan aku datang kepadamu karena engkau mendahuluiku
Masuk, tentang atas nama-Nya
Di situlah aku duduk untukmu, tentang-Nya yang menyinggah dalam dirimu
2017
Tentang Kedatanganku: Kabar Kedatanganku
Aku datang kepadamu dengan maksud mengikatkan kekokohan cintaku
Cinta yang satu, bertebar dalam tubuh-tubuh yang lain
Yang harus dikunjungi dan merekatkan kembali
Bahwa kitalah tidak sendiri, melainkan pencaran cinta
Yang diutus darinya untuk dipertemukan kembali
Dan aku adalah alat untuk menyatu
Andai tak ada ilmu-Nya pada tubuhmu
Maka rindu yang terjadi adalah kilasan
Bahwa aku membutuhkanmu
Andai ilmu-Nya menambah dan engkau mengikatnya
Mada disanalah ikatan cinta semakin lekat
Dan aku akan dibuai rindu yang lara
Oh deritanya aku, yang dirasai rindu
Dipontang-pantingkan tubuh
Mendatangimu: akukah belaka yang punya rindu?
Oh deritanya aku, yang harus menjujuri diri
Bahwa aku yang merindu
Mendatangimu, memecahkan gumpalan rasa dalam diriku!
Dan kini, sekarang, telah kubuka pintu rumahku
Pintu-pintu seluruh diriku
Siap menerima dirimu, penuh
Menerima kehadiran sayangmu
Yang tulus dalam dirimu
Bukan topeng tentang kedatangan
Bukan bingkisan ingin perjumpaan
Karena aku datang kepadamu
Bersamaan dengan kebutuhanku
Akan keberadaanmu
Karena aku mendatangimu dengan maksud sungguh:
Aku membutuhkanmu
Demikianlah kemanusiaanku
2017
Jangan Tipukan Aku Pada Tipuan Yang Menipu
Jangan jadikan hatiku dipontang-pantingkan atas nama rindu
Diamkanlah hatiku dalam gelombang cinta atau kediaman cinta
Yangmana seakan terkesan buta terhadap segala
Karena semua sarat akan jalinan cinta
Jangan jadikan tubuhku dipontang-panting waktu
Yang mengharap sungguh bersama tubuh-tubuh yang lain
Seakan-akan mengatas namakan cinta yang akbar
Padahal dalam diri adalah gelombang kedukaan
Tentang pendayaan diri untuk kepasrahan
Jadikanlah hatiku tenang dan sungguh tentang kepasrahan
Bukan tentang alat menuju pasrah
Jadikanlah hatiku orang yang berserah
Bukan sebagai alat yang berdaya menyerah
Jangan jadikan kalau mengumuhi tentang penyerahanku
Jangan jadikan tubuhku sebagai alat pembodohan ilmu-Mu
Jangan jadikan lidahku sebagai alat peragu imanku
Jangan jadikan mataku membangkan akan pengetahuanku
Dan kepadamu,
Aku kabarkan sajakku
Demikianlah keakuanku
2017
Jangan Tipu Aku Pada Alat-alat Sebagai Alatnya
Jangan masukkan aku pada kesukaran alat menuju-Mu
Mudahkanlah alat-alatmu supaya benar aku sampai kepada-Mu
Jangan jadikan aku dipontingkan alat sampai kepada-Mu
Mudahkanlah diriku masuk kepada apa yang Engkau mau
Demikianlah keakuanku, yang menyeret gerak-gerik pemikiranku
Laksana benar-benar merekat atas nama-Mu
Tanpa taling guru-guruku atau para pendahuluku
Bagaimanalah mungkin aku mengenali-Mu
Lalu aku menyeru atas nama-Mu
Dan tanpa belas-kasihmu yang menakdirkanku
Apalah artinya diriku, adalah bagian dari manusia yang lain
Yang menjalani tugas yang diemban oleh-Mu
Dengan seluruh perwaktuan dengan seluruh kesifatanku
Karena aku telah masuk pada cengkraman takdir-Mu
Yang tubuhku dalam lintasan kecintaan-Mu
Teguhkan diriku untuk mencintai-Mu
Dan yang lain adalah sayap atau penghindah
Tentang kecintaanku
Maka mudahlah jalan untuk lebih dekat kepada-Mu
Mudahkanlah alat-alat untuk sampai kepada-Mu
Jangan sukarkan aku atas nama alat untuk mendekati-Mu
Jangan payahkan aku atas nama alat untuk lebih dekat dengan-Mu
Inilah aku, dengan kelemahanku, yang menginjak di kaki cinta-Mu
Melintasi terjalan jalan yang gelap dan payah, maka mudahkanlah
Perlajuan jalanku
Dan kepada-Mu kupasrahkan sungguh seluruh kataku
Karena aku melihat, selain kepada-Mu
Kepada siapa aku menyerahkan sungguh keakuanku
Dan kepadamu,
Kukabarkan sajakku
Demikianlah keakuanku
2017
KABAR KEAKUAN
Jangan-jangan sajakmu terlalu tinggi untukmu
Atau jangan-jangan kau tinggi hasrat meninggikan derajatmu
Jangan-jangan sajakmu adalah busa kata-katamu
Atau jangan-jangan kau tinggikan dirimu bersama kata-katamu
Andai tak ada kata, apalah arti hidupmu
Adalah kedirian, serupa yang lain
Menjalani hidup, mempertahankan waktu
Jangan-jangan sajakmu terlalu tinggi untuk akalmu
Atau jangan-jangan kau dibuai cinta dengan kestatusanmu
Oh nasib yang lucu, menimpa dirimu
Tapi itulah waktu, yang mengajarimu
Atas nama teka-teki kata
Dan kepada realita engkau kembali
Seperti semula
Menjalani tradisi demi tradisi
Dan hatimu teguh berkata:
Semua atas kehendak-Nya
2017
JIKA HIDUPMU SELESAI SUDAH
Jika hidupmu, usai dengan tiba-tiba
Apalah arti sajakmu buat mata-mata
Adalah kenangan yang terkenang
Adalah bekas dari perjalanan
Begitulah kata menyinggah
Yang mempunyai dua makna
Antara ide dan realita
Jika hidupmu, selesai atas waktunya
Apalah arti sajakmu yang kau kabarkan kepada yang lainnya
Tumpangan penghias atau penghibur mata
Tentang keberadaanmu yang pernah ada
Tinggal di dunia, menjalin rasa
Jika hidupmu selesai sudah
Apalah arti bekas-bekas jalanmu
Sekedaran atas nama
Yang mampu dipuja dan dicerca
Begitulah fakta bicara
Maka jagalah dirimu
Jagalah dirimu
Jagalah dirimu
Dari keapiannya keakuanmu
Jagalah dirimu
Dari kemegahan cintamu
Jagalah dirimu
Dari ketimpaan yang menimpamu
Begitulah waktu mengajariku
Tentang ada, dan keberadaan yang nyata
2017
Belum ada Komentar untuk "Puisi-puisi Hidayat Tf"
Posting Komentar