PUISI-PUISI HIDAYAT TF






PINTU PENGETAHUAN


Engkaulah pintu pengetahuanku, yang setiap relungnya selalu berujung pada kalimat tanyamu

Seketika itu teringat juga kalimatmu: apa tujuanmu? Sesungguhnya apa tujuanmu?

Dan ilmu yang mengampiriku, adalah ilmu yang menujumu, lebih rekat kepadamu



Engkaulah pintu keberanianku, yang setiap mataku adalah sorot yang mengikutimu

Katamu, “Lihatlah keluasan sesuatu yang kini menampakkan diri? Dan kita tidak mampu bersembunyi dari sesuatu yang memang telah menampakan. Lihatlah.”

Aku: bibirku mengunci, mengikuti gerak-gerik dan tudingan tanganmu

Juga pengantar lidahmu, mengajakku di pasar ‘pengetahuan’ tanpa penawaran

“Di sini, kita tidak bias menawar. Ini adalah milik kita; taman yang disediakan untuk kita.”

Kataku, membatin, “Ini milik kita—kamu dan aku—benarkah ini milik kita?”

“Ya!” jawabmu, menjawab batinku. “Sungguh! Apa yang kau bicarakan, telah aku ketahui. Telah aku terka; karena pemikiranmu adalah bekas dari pemikiranmu, maka secara rahasia atau terang-terangan, yakinlah aku mengetahuimu. Pasang kokohkan, pohon yakinmu kepadaku. Apakah kau lalai, kita berada pada rumah yang sama?”

Aku terdiam, dibuai takjub padamu, sekali lagi, lebih lebat

Lalu kau tudingkan benda-benda, kau tudingkan gambar-gambar

Dan bola mataku, selalu bahagia mematai telujuk jarimu

Kataku, “Lesatkanlah kata kepada tuhanmu, agar aku senantiasa terjaga dalam lindungan-Nya dan aku menjadi hamba yang benar-benar ‘mengakui-sungguh’ bahwa aku hamba-Nya.”

Katamu, “Apakah kau lupa? Apa yang ada dalam dirimu, telah aku ketahui dan tidak ada lagi rahasia bagiimu.”

Aku terdiam, mengikuti langkah-langkahmu, mengikuti petunjuk jari-jemarimu

Engkaulah pintu keberadaanku; denganmu, apalah aku, adalah pengikut

Apa-apa yang engkau sertakan dalam perjalananmu

Engkaulah pintu keyakinanku; denganmu, aku sambungkan rasa yakinku, meyakinimu

Adalah jalan bekas-bekas pemataan dan perjalananku, bersamamu



Jika ada yang bertanya kepadaku, pintu pengetahuan apa yang maksud?

Jawabku, pintu pengetahuan jalinan kepada guru

Jika ia bertanya, aku tidak mengetahui maksud kalimatmu, pintu pengetahuan macam apa yang kau tujukan?

Jawabku, andaikata engkau berada di jalan ini, tentu engkau paham dengan kalimatku.



Jika ia bertanya, bagaimana caranya aku mengetahui jalan ini?

Jawabku, kau harus yakin kepada gurumu, dan itu bukanlah perkara yang mudah.

Jika ia mendesak, mengapa meyakini adalah perkara yang sulit?

Jawabku, kanjeng Nabi menyampaikan ‘yakin’ lebih dari sepuluh tahun, ingatlah.



2017























MENJALIN PEMAHAMAN
Bagimukah dunia terkesan nyaman, aneh, lucu, menyenangkan, sekaligus-sekaligus yang lain;

Menjalin-jalin dan ditempa baju realitas yang menugrub dan memaksa kita berkata:

Di sini begitulah keadaannya, manalah mungkin kita ke sana di sini rumah kita

Dan menjalankan sebagaimana yang lain menjalankan, sesuai dengan ‘karakter’ yang telah ditetapkan

Untuk apa protesmu? Kepada siapa marahmu benar kau marahkan?

Tidakkah kau amatimu, marahmu, ya! Begitulah, itulah marahmu, sekali pun aku yang menjadi sasaranmu

Tetaplah itulah ‘marahmu’, amukmu: jika ketetapannya begitu, bagaimana lagi kita menyangkal itu?

Jika keadaanmu diselimuti, realitas yang sesungguhnya

Jawabku, memangnya engkau tidaklah nyata?

Jika keadaanmu diciumi, soal-soal yang menampak atau terselebung

Jawabku, bukankah engkau adalah manusia?

Dunia, sebagaimana yang telah kita ketahui

Adalah penampakan yang telah ditampakan

Apalagi yang jadi soal, jika kita telah dilerai akan penampakannya?

Apalagi yang jadi soal? Adalah kau kurang menerima:

Dunia sebagaimana telah dijadikan-Nya



Jika kau begitu iya mengakui cintamu pada-Nya, atau kepada-Nya

Jawabku, seberapa kuat kau tiru utusan-Nya: maka berlatihlah.

Bukankah engkau ingat, dia begitu waspada menyampaikan kata?

Begitu waspada berkata kepada siapa:

Dan kepadamu,

Pahamilah teka-teki ‘wujud’ bukan sekedar wujudnya

Pahamilah rahasia kata bukan sekedar lafadnya

Pahamilah dirimu bukan sekedar lintasan pemikiranmu



Katamu, ‘duniamu menjelma sarat jaringan dan sarat kesekaligus dalam mangkok pikiranmu!”

Jawabku, pada akhirnya itu adalah tentang sesuatu dalam dirimu, maka beradalah.

Datangilah mereka yang engkau sesuai pikiranmu, mintalah bantu dengan sungguh

Dangatangi mereka dengan baju kedirianmu, katakan:

Aku datang kepadamu karena waktuku memang harus datang kepadamu, maka selamatkanlah aku dari keduniaan ketidak-nyatanku.

Jika dia berkata dan menuding-tuding tentang sesuatu:

Ingatlah, sebagiamana engkau bersama diriku, begitu jugalah penudinganku

Menuding pada arah ‘eksistensi’ yang sesungguhnya

Bermodal esensi yang kokoh dan penting dipupuki oleh jiwa lainnya:

Begitulah dunia, sarat jalinan guna dapati paham dari laju pemahaman yang nyata.





2017

ARAH


aku tidak tahu arahku sungguh

kecuali selalu mengarah penuh padamu

dan kuceritakan tentang diriku

yang selalu tidak tahu bagaimana masa depanku

dan aku mungkin begitu terburu

menghendaki ketahuan tentang masa yang belum menentu

kecuali kudayakan diri

berlindung naungan ilahi

mengharap surga yang pasti



2017











JALAN YANG DIJALANI


aku tidak tahu arah yang sungguh

bagaimana mencetak masa depanku

dengan jalinan waktu yang terjadi

dengan seluruh gerak-gerikku

seluruh pola-pikirku

dan seluruh perlajuan diriku

kecuali mengaku padamu

tentang ketidaktahuanku



aku memang menikmati waktu yang terjadi

berpasrah dengan jalan yang harus dijalani



percikan akal memang mengundang berpikir lebih

dan ini adalah kodrat manuasiawi

yang resah dengan kemanusiaan

yang bingung dengan urusan kemanusiaan



aku memang berpasrah atas apa yang terjadi

sambil memupukkan apa yang kucinta dan berdaya mematuhi aturan yang terjadi



dan aku selalu tidak tahu sungguh

bagaimana masa depanku.

katakan pada tuhanmu:

beritahukanlah tentangku, yang berharap ditahukan tentang masa depanku

biar kusiapkan segalanya yang layak kusiapkan

dengan seluruh 'tabiat' asli karakter kemanusiaan

yang telah dinaskan oleh-Nya.



beritahukanlah kepada tuhanmu:

beritahukanlah tentangku, yang bodoh memahami sungguh tetang-Nya,

biar kuterima sungguh apa-apa yang telah ditetapkan-Nya.



2017



TANDA ARAH


jika tanda-tanda-Nya telah sampai kepadaku

dan aku tidak memahami itu, katakanlah kepada Tuhanmu:

"Bukakanlah pemikiranku, untuk memahami tanda-tanda yang menghampiri

Jangan tutup pemikiranku untuk memahami tanda yang telah singgah pada diriku

Jangan tutupkan hatiku untuk memahami tanda yang itu melekat padaku."



Kepadamu aku sampaikan diriku

Yang bahkan terrahasiakan oleh mataku

Tentang tanda yang menghampiri tubuhku

Yang akalku belum yakin sungguh dengan apa yang membajui diriku



Jika tanda-tanda-Nya tidak sampai kepadaku

Katakanlah kepada Tuhanmu:

"Berikanlah ilmu untuk memahami tanda-tanda-Mu:

Jangan jadikan aku buta terhadap-Mu

Jangan jadikan aku tuli atas perkataan-Mu

Jangan jadikan aku bodoh dari keberadaan-Mu"



Karena aku tidak tahu arahku pasti

Kepadamu aku arahkan diri

sambil berkata:



"Aku mohon maaf kepada tuhanku, jika aku mengingkari nikmat yang telah Dia sandarkan kepadaku. Sungguh! Aku termasuk manusia yang lemah, yang menggelapi diri sendiri."



2017


Belum ada Komentar untuk "PUISI-PUISI HIDAYAT TF"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel