Apa kabar cintaku?




apa kabar cintaku? maksudku, kabar tentang gejolak-dadamu, tentang nafsu-kemanusiaanmu; apakah saat malam tiba, atau saat lelah datang kepadamu, atau pada saat tak ada orang yang mampu mendengar dengan sungguh dirimu, engkau membutuhkanku, atau membutuhkan teman untuk diajak bicara, yang bertujuan melalaikan segala soal yang datang kepadamu; mengalihkan segala lelah yang bersinggah kepadamu. Atau engkau menjelma manusia yang payah, maksudku, manusia yang kontra dengan kenyataanmu dan membutuhkan manusia-lain untuk menjadi teman sebagai pro kepadamu. Atau, engkau, bersama pemikiranmu, mulai jalin-menjalin yang tidak karu-karuan, mulai banyak cabang-cabang pemikiran; mulai dari agama, ekonomi, jalinan manusia, acara-acara manusia, dan itu semua menyusup pada pemikiranmu, sehingga engkau 'lalai' mana dulu yang dipentingkan, dan mana yang dipriotaskan untuk dijalan keluarkan, sementara dirimu, tak ada manusia yang mendengar sungguh tetang sisi kemanusiaanmu; yang itu hati dan akalmu, yang itu tangkapan panca indramu serta gerakan akalmu. maka kataku: 



apa kabar cintaku? maksudku, apakah engkau buruk dengan pemikiranmu, tentang sesuatu yang itu berada pada pikiranmu. Padahal itu tentang pemikiran dirimu, bukan diriku. Itu pemikiranmu. Tidakkah engkau mempunyai obat untuk yang itu adalah pemikiranmu. Apakah engkau sakit tubuhmu? Atau pusing kepalamu? Bukankah engkau mengetahui ada apotik dan toko obat untuk meredakan kepusingan kepalamu? atau yang sakit adalah pemikiran, dan siapa yang menjadikan sakit? ataukah si anu, namun, masihkah sebenarnya 'pikiran' itu adalah pikiranmu, mengapa engkau tidak mengontrol 'pikiran' yang itu adalah pikiranmu; penyebab sakit memang si anu, tapi 'isi' pikiran, tetaplah isi pikiranmu; siapa yang mampu menerobos pada pemikiranmu? karena itu adalah pemikiranmu. ataukah si anu mampu menerobos dalam pikiranmu, dan dia hidup di dalam pemikiranmu, tumbuh dan lebat, menjadi pohon luka, dan mempengaruhi dirimu. mempengaruhi akalmu, dan jadilah engkau berkata: 
'Karena si anu, aku pusing.' atau, 'karena si anu, pikiranku jadi kacau, bibirku marah, dan aku meledak-ledak marah.' atau, pikiranmu sudah menerima total bahwa ada gerakan 'nafsu' dari dirimu, yang kadang sulit di kontrol dan enggan di kendalikan. namun, tetap saja, kedatanganku kepadamu, hanya mampu bertanya:



Apa kabar cintaku? Maksudku, kabar tentang keinginan-keinginan yang ada pada hatimu, atau pada pemikiranmu. masihkah engkau dahaga ingin memiliki? atau lapar dengan apa-apa yang orang miliki? atau, engkaukah miskin dengan apa yang engkau miliki, atau, engkau menyirami 'keingnan-keingiananmu' dan tumbuh ganas lalu membajui dirimu, membajui gerak-gerikmu, dan jadilah engkau berhiasan terhadap keinginan-keinginanmu; atau engkau belum mampu membedakan mana yang keinginan dan mana yang kepenerimaan? 





ah maafkan kedatanganku, sayang, yang itu datang bersama kata-kataku; karena sesungguhnya, aku ingin tahu benar tentang dirimu, ingin mengetahui sungguh tentang dirimu, makanya aku bertanya: apa kabar, cintaku?

Belum ada Komentar untuk " Apa kabar cintaku?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel